Novel romansa.
Aku tidak terlalu menyukainya. Kisah cinta yang klise, bahkan terkadang kurang realistis. Contohnya seperti novel yang baru saja selesai kubaca ini. Novel romansa yang direkomendasikan Lita.
Seperti novel romansa umumnya fokus cerita novel ini adalah kisah cinta tokoh utamanya yang bernama Aira dan Jovan. Aira merupakan seorang anak yang lahir di luar pernikahan. Ayahnya seorang konglomerat, tetapi baru menemukan keberadaan putrinya 17 tahun kemudian. Ibu Aira sudah meninggal dan meninggalkan putri mereka yang akhirnya dibawa untuk tinggal bersama si ayah ini.
Bagian klisenya?
Aira bak Cinderella. Dia akhirnya tinggal bersama ayah kandung dan saudarinya. Setelah itu Aira mengenal Jovan yang merupakan tunangan dari saudari Aira. Hubungan mereka rumit. Penuh dengan rintangan di tengah interaksi manis mereka. Namun seperti akhir dari novel romansa kebanyakan, mereka akhirnya bersama. Bahagia selamanya.
"Lo udah selesai bacanya?" tanya Lita saat aku mengembalikan novel romansa miliknya. Aku menyelesaikannya dalam semalam. Kehabisan ide untuk melanjutkan skripsi membuatku berakhir membaca novel romansa berjudul "My Love is You" ini.
"Gimana? Bagus kan?" tanya Lita bersemangat. "Gue bilang juga apa. Banyak kok novel romantis yang bagus."
"Yah, lumayan," aku mengomentari. "Walau gue suka merinding disko setiap si cowok mulai ngegombal," lanjutku bergedik mengingat kata-kata cinta yang selalu diucapkan karakter utama pria.
"Jovan emang cheesy banget sih. Tapi itu yang bikin dia menggemaskan," ucap Lita membenarkan sambil terkikik sendiri. "Gue justru lebih suka sama tokoh sampingannya. Ken itu baik banget. Sayang, sih dia harus patah hati karena Aira lebih pilih Jovan."
"Namanya juga tokoh sampingan," aku menanggapi. "Dia memang sejak awal hanya sebagai pendukung agar tokoh utama bisa bersatu."
Lita mengangguk setuju. "Tapi gue puas banget waktu si Elora berakhir di rumah sakit jiwa. Emang dia udah sakit sejak awal, terobsesi banget sama Jovan."
"Gue justru kasian sama dia," ungkapku kurang menyetujui pendapat Lita. "Bayangkan aja bokapnya tahu-tahu bawa anak di luar pernikahan dia. Mana anaknya itu akhirnya dicintai sama tunangannya. Dia bener-bener disiksa banget sama si penulis."
Lita menganggukkan kepala. "Bener sih. Tapi bukan berarti dia bisa berbuat jahat sama Aira, kan?"
Aku mengangkat bahu lantas menghabiskan sisa minumanku. Ada janji bertemu dengan dosen untuk konsultasi skripsi sebentar lagi. Aku harus bergegas sebelum dosen pembimbingku pergi. Membuat janji dengannya sangat sulit. Aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk berkonsultasi.
"Gue duluan," pamitku sembari menepuk bahu Lita.
"Dah," Lita melambaikan tangannya.
Aku bergegas mengambil sepeda yang terpakir di depan kafe. Butuh waktu setengah jam sebelum jadwal bimbingan. Masih ada cukup waktu. Aku tidak perlu terburu-buru. Mengayuh sepeda dengan santai saja, aku bisa tiba di kampus dalam 10 sampai 15 menit.
Aku menghentikan sepeda tepat ketika akan menyeberang jalan. Siang ini lalu lintas kendaraan cukup padat. Beruntung aku selalu mengendari sepeda. Selain bermanfaat untuk kebugaran tubuh, juga bisa menghindari kemacetan. Kekurangannya, lebih capek dan tidak bisa menghindari teriknya matahari seperti siang ini.
Pandanganku mengedar karena tidak kunjung ada celah untuk menyeberang. Perhatianku jatuh pada seorang anak sedang memegang balon di sisi ibunya yang sedang membeli minuman di pedagang kaki lima. Anak itu menggoyangkan balon berwarna birunya. Membuatku tanpa sadar tersenyum melihat kepolosan anak perempuan itu. Tanpa sengaja tali balon anak itu terlepas. Membuat balong terbang ke arah jalan raya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Become an Extra
JugendliteraturNara mengalami kecelakaan setelah berusaha menolong seorang anak kecil yang hampir tertabrak. Nara beruntung karena dirinya masih selamat dari kecelakaan yang cukup parah. Akan tetapi, sesuatu yang ganjil dirasakan oleh Nara. Ia tidak mengenali diri...