collect seven horcruxes to awaken Aphrodite and defeat the Black swan, is that really all? maybe you will know if you study every season, happy reading!!!
*hanya fiktif belaka
*bahasa indonesia
*harry potter versi Korea
#humor#misteri#love#friends#l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heppy BS2H!!
Seseorang berjubah hitam bersiluetkan tahtanya, aura dingin mencekam terlihat jelas disekitarnya. Ia tengah menatap lurus tahtanya, dengan didampingi pengikut kepercayaanya, yang setia di sampingnya.
Dengan suara lantang, "Kau tau apa yang harus Kau lakukan?!", suara tegas dan tinggi terdengar memenuhi ruang tersebut. Kepercayaanya menunduk enggan mengangkat wajahnya, "apakah harus saya melakukanya? Untuk apa?", tanyanya dengan suara kecil.
"Aku tak perlu menjelaskanya! Cukup kau! Kepercayaanku, melakukan sesuai perintahku, tanpa harus mengetahui alasan jelasnya, karena kau tak ada hak untuk mengetahuinya!, jadi sekarang lakukanlah sebelum aku benar-benar murka!!!"
Pyarrr!!!
Semua jendela kaca di ruangan itu pecah hanya karena suaranya. Sedangkan kepercayaanya hanya mengangguk dan memilih meninggalkan ruangan itu.
Brak!
Suara pintu tertutup. Ia memilih berjalan menuju tahtanya, duduk dengan senyuman yang mampu membuat siapapun bergidik takut hanya melihat senyumanya.
•ΔΔΔ•
Pagi yang cerah, dengan langit biru dan udara yang sejuk. Sonia yang tengah bermain dengan Jihan di halaman belakang rumah.
"Akhh!!..Heyy! Kenapa kau licik sekali? Kenapa kau mematuk tanganku, jelas aku yang menang! Tapi kau curang sekali, Jihan!", kesal Sonia. Bagaimana tidak kesal? Saat kau sedang bermain kertas-batu-gunting lawanmu menggunakan cara licik untuk menang agar ia mendapatkan hadiah jika menang dalam permainan tersebut, dan Jihan salah satunya lawan yang curang. Jihan mematuk tangan Sonia agar ia memiliki kesempatan memakan buah anggur itu.
Terlihat jelas wajah masam Sonia. Karena kesal ia mengambil keranjang berisi anggur itu, membawanya masuk kedalam rumah. "Kak! Jangan kasih Jihan makan siang nanti?!", adu Sonia kepada sang kakak, Sarada. Jihan terbang memasuki rumah dan mendarat mulus di bahu Sarada, dengan lembut Sarada mengusap kepala burung hantu itu.
"Apa alasanmu melarangku memberi makan Jihan siang nanti? Katakan", menyebalkan itulah satu kata yang Sonia batin. Dengan wajah yang semakin tidak enak dipandang, Sonia memilih kembali kekamarnya, meninggalkan dua insam yang terngah menahan tawa melihat tingkah kekanak-kanakanya.
"Tak usah kau dengarkan tuanmu yang sedang merajuk itu, siang nanti kau akan tetap makan seperti biasa, sekarang bermain keliling komplek perumahan, tapi jangan sampai tersesat atau terjadi sesuatu padamu, jaga diri baik-baik".
Burung itu seakan mengerti ucapan dan pesan Sarada, ia mengangguk sebagai jawaban, dan terbang meninggalkan Sarada.
"Tak disangka sebentar lagi kalian akan segera kembali, kenapa waktu berjalan begitu cepat?,haah..", terdengar helaan nafas berat. Sarada melangkah memasuki kamarnya.