Perasaan Apa Ini?

30 5 0
                                    

Christof pov.

"Chris.. dari mana saja kamu?, tadi Iren bilang kalau kamu pergi meninggalkannya sendiri.." tanya Mama ku saat aku sudah sampai dirumah.

"Aku ada perlu tadi Ma, lagian aku gak ninggalin dia, itukan mansion dia Ma." Jawabku.

"Kamu ada perlu apa?, dan kenapa pak Santo kamu suruh pulang naik taksi?.. jangan main-main Chris, meskipun Mama dan Om Adi tidak ada niatan untuk menjodohkan kalian.. tapi kedekatanmu dan Iren sangat penting saat ini.
Dan satu lagi, mansion itu milikmu.." ucap Mama yang membuatku terkejut.

"maksud Mama?" tanyaku.

"Apa kurang jelas?, mansion itu milikmu" tegas Mama.

"Tapi kenapa Mama baru bilang sekarang?" tanyaku bingung.

"Bahkan kamu saja gak ngasih kesempatan Mama buat bicara Chris, Mama fikir kamu masih menjadi anak penurut Mama.. ternyata kamu malah pergi meninggalkan Iren, sebelum Iren mengatakan yang sebenarnya. Itu bagian rencana Chris, tapi kamu membuat semuanya tidak sesuai dengan rencana." jelas Mama ku.

'Kenapa Mama banyak sekali membuat rencana sih.. aku sampai bingung dibuatnya' batinku.

"Maaf Ma, Chris tidak tau kalau Mama masih mempunyai rencana lain." ucapku.

"Sudahlah, istirahatlah.. Mama tau kamu capek, besok kamu akan kembali mengajar seperti biasanya. Jadi, Mama harap kamu bisa menyelesaikan persyaratan ini dengan baik."ucap Mama ku.

"Baik Ma.." balasku sembari menuju ke kamarku.

Ya.. dari kecil aku tak pernah bisa membantah perkataan Mama. Aku sangat menyayangi dan menghormatinya, karena Mama lah satu-satunya yang aku punya di dunia ini. Bahkan aku tak pernah bertemu dengan saudara-saudaraku dari keluarga Mama. Karena kata Mama saat Mama memutuskan untuk menikah dengan Daddy, keluarga Mama tidak ada yang setuju karena status Daddy yang bukan orang Indonesia. Tapi Mama ku tetap kekeh ingin menikah dengan Daddy dan pergi meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan Kakek dan Nenek ku, hingga membuat Kakek ku jatuh sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia.
Karena itulah sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengan keluarga Mama ku. Selama ini kami hanya hidup berdua dengan harta peninggalan Daddy.

***

Syifa pov.

Saat ini aku masih saja memikirkan perkataan pak Christof tadi, entah kenapa rasanya jantungku berdegup kencang saat pak Christof menatapku.
Dan aku juga merasakan sensasi aneh ditubuhku ketika berdekatan dengan pak Christof.

Ada apa ini ya Allah?...

Sedari tadi aku hanya beristighfar ketika mengingat hal yang berhubungan dengan pak Christof.

"Mbak,.. belum tidur" ucap Hanifa yang telah berada dibelakangku sekarang.

"Eh Ifa.. belum dek, mbak belum ngantuk.. ada apa?"

"Oh enggak mbak, tadi Ifa lihat kamar mbak masih kebuka.. Ifa pikir mbak lupa nutup pintu, mbak lagi mikirin apasih?.. kok sampek gatau kalo Ifa masuk.." ucapnya.

"Emm gak ada kok dek, mbak cuma masih mikirin berapa lama luka mbak sembuh.. soalnya kan mbak takut ketinggalan banyak pelajaran dek" bohongku.

Karena gak mungkin aku jujur kalau sekarang aku lagi mikirin guruku itu.

"Aihh mbak ini, udahlah jangan mikirin pelajaran dulu.. sekarang ini yang terpenting mbak cepet sembuh dulu ok!" ucapnya sembari mengacungkan jempolnya didepanku.

"Hemm iya dek.." balasku sembari tersenyum.

"Oh iya, kamu berapa lama izinnya?" tanyaku.

"Seminggu mbak, hehe" jawabnya.

"Loh, kok lama banget dek?.. nanti ketinggalan pelajaran gimana?"

"Ahh tenang aja mbak, aku udah bilang kok sama Asih temenku.. dia tak suruh ngajarin materi yang aku lewatin, hehe.." jawabnya.

Dan aku pun hanya tersenyum mendengar perkataan adik kesayanganku ini.

"Yaudah mbak, Ifa mau balik ke kamar Ifa dulu ya, Ifa ngantuk banget. Mbak cepet tidur lo, udah malem" ucapnya sembari meninggalkan kamarku.

"Iya dek" balasku.

Tiba-tiba ponselku berbunyi,

"Tiiingg..." notifikasi pesan.

Saat kubuka ternyata pesan dari pak Christof.

Pak Christof:
Apa kamu sudah tidur?, saya harap begitu.. jika belum cepat tidur ya, sudah malam. Saya tidak mau kamu sakit lama-lama.

Dan aku pum hanya terpaku setelah membaca pesan dari guruku itu,

'Ahh.. kenapa pak Christof perhatian sekali sih,' racauku dalam hati.

"triiing.. triingg.." suara panggilan ponselku.

Saat kulihat, ternyata pak Christof yang menelpon(!).

Dengan ragu akhirnya kuangkat panggilannya.

Syifa:
Halo..

Christof:
Kamu belum tidur?

Syifa:
Emm, belum pak. Ada apa?

Christof:
Kenapa pesan saya tidak dibalas?

Syifa:
Itu pak, anu..
'Aduhh aku jawab apa ini' batinku.

Christof:
Yasudah, sekarang saya lega sudah dengar suara kamu.

Syifa:
Maksud Bapak?

Christof:
Tidak ada,
Tidurlah.. sudah malam..
Jangan malam-malam, jangan lama-lama sakitnya. Saya gak kuat.

"Tuutt.. tuuutt"

Belum sempat aku jawab, sambungan teleponnya sudah dimatikan oleh pak Christof.

Ya Allah.. maunya apa sih guru bule itu

Hemm, sepertinya ada yang tidak beres dengan diriku saat ini.
Ini semua gara-gara pak Christof, kenapa sih pak Christof aneh banget tingkahnya sama aku..

Ya Allah ampuni hamabamu ini ya Allah..

"Enggak Syifa.. kamu gak boleh punya rasa sama pak Christof, ingat Syifa dia itu guru kamu.. lagian juga dia itu nonmuslim fa.. kamu gak boleh terjerumus fa.. perasaan ini salah fa..." racauku saat ini.

"Yaudahlah, aku tidur aja. Semoga aja setelah aku bangun, hatiku kembali seperti semula.. baik-baik aja, Aamiin."

Dan setelah itu aku pun tertidur dengan sendirinya dan berlanjut kedalam dunia ilusi di alam bawah sadarku.

***

Christof pov.

"Hahh.. lega sekali rasanya setelah mendengar suara murid cantikku itu.." ucapku setelah mematikan sambungan telepon dengan gadis yang telah menggoyahkan hatiku saat ini.

'lihatlah Chris.... dia terlihat gugup saat mengangkat teleponmu tadi.. Ahaha, lucu sekali bukan.. aku jadi penasaran bagaimana ekspresi wajahnya saat ini.. aku yakin pasti wajahnya merah merona saat ini' ocehku dalam hati yang kemudian diikuti dengan gelak tawaku.

"Hemm, aku pasti akan mendapatkanmu Syifa.. aku yakin"

Setelah itu kesadaranku mulai menghilang, diikuti dengan angin malam yang semakin membawaku terbuai dalam alam bawah sadarku saat ini.







....

Selamat membaca readers!!

Salam hangat💙💙

Aku Ingin Halal UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang