Ajakan Pagan**

84 10 0
                                    

Author pov.

"silahkan duduk," ucap Christof sembari mempersilahkan kedua muridnya untuk menduduki kursi yang berada tepat didepan meja nya.

"terimakasih pak" balas dua siswi itu.

"jadi, ada perlu apa kalian menemui saya?" tanya Christof.

"emm.. begini pak, maaf sebelumnya.. tadi saya lupa kalau sepeda saya masih ada di mobil bapak, hehe. Maaf tadi saya terburu-buru. Apakah saya bisa mengambilnya sekarang pak?" tanya Syifa.

"oh soal itu.. kamu tenang saja, sepedanya sudah saya turunkan. itu sudah saya letakkan di parkiran sepeda," ucap Christof sembari menunjuk area parkir yang terlihat dibalik jendela.

"oh Astaghfirullahal'adziim.. maaf pak, saya tidak melihat.. terimakasih banyak ya pak.. maaf sudah merepotkan" balas Syifa sembari menundukan kepala sebagai tanda ucapan terimakasih.

"iyaa pagan.. makasih banyak lohh udah bantuin sahabat saya. hehe" balas Vedrika sembari menunjukkan senyum manisnya.

"pagan?" tanya Christof.

'duhhh... mampus gue' batin Vedrika yang membuat Syifa menampakan ekspresi peringatan kepadanya.

"oh eh.. ini pak, 'bapak ganteng' hehe.. kan bapak emang ganteng kan.. iya kan pak.. bapak gak marah dong, kan saya puji. hehe" ucap Vedrika sembari tertawa kecil.

"Ve.." bisik Syifa.

"hussttt" balas Vedrika.

"haha... kamu ini ada-ada saja, ngomong-ngomong siapa namamu?" ucap Christof.

"saya pak?" balas Vedrika dengan tatapan tak menyangka.

"ya iya lah, kamu." tegas Christof.

"saya Vedrika pak,.. Vedrika Monalisa, saya sahabat satu-satunya Syifa di sekolah ini lo pak.." jawab Vedrika sembari tersenyum jahil kearah Syifa.

"benarkah?" tanya Christof tak percaya.

"i-iya pak" balas Syifa.

"hemm.. Vedrika, bisa kamu tinggalkan saya dan Syifa?, ada yang mau saya bicarakan dengannya. Bukan apa-apa, hanya urusan antara guru dan murid" ucap Christof, sembari mengarahkan pandangannya ke sahabat gadisnya itu.

"oh gitu, tentu pak.. " balas Vedrika

"eh fa, gue tinggal dulu ya.. awas lo jangan macem-macem. gue tunggu di lapangan" bisik Vedrika kearah Syifa seraya bangkit dari duduknya.

Dan hanya dibalas dengan senyuman oleh Syifa.

Setelah Vedrika pergi,

"ekhemm.." deheman Christof yang membuat Syifa tersadar dari lamunannya.

"Emm, kamu kelas berapa?" tanya Christof.

"saya kelas xii.ips1 pak," jawab Syifa yang sama sekali tak membranikan diri untuk membalas tatapan Christof.

"oh begitu, ngomong-ngomong.. kamu tidak ingin memberikan rasa terimakasih kepada saya? kan saya sudah memberikan kamu tumpangan tadi pagi.." ucap Christof yang masih menunjukkan sikap cool nya.

"bukankah tadi pagi saya sudah mengucapkan rasa terimakasih saya ke bapak?" balas Syifa sembari sedikit mengangkat wajahnya untuk menatap gurunya itu.

"tidak cukup" balas Christof.

"maksud bapak?" tanya Syifa heran.

"bukan begitu cara berterimakasih dengan saya," ucap Christof.

"jadi, seperti apa yang bapak inginkan?.. In Syaa Allah akan saya lakukan jika saya mampu" balas Syifa sembari menundukkan pandangannya karena ia tak munafik, bertatapan lama dengan gurunya ini dapat membuat hati dan imannya bergejolak.

"nanti setelah pulang sekolah, temani saya.. Saya ingin membeli beberapa buku pelajaran" jawab Christof.

"berdua pak?" tanya Syifa.

"tentu.. kamu fikir saya akan mengajak murid satu kelas.." balas Christof dengan ekspresi dingin.

"emm berapa lama pak?, soalnya sepulang sekolah saya harus membantu Ayah berjualan di kedai." ucap Syifa.

"kedai?.." tanya Christof.

"kriiinggg..." suara bel tanda pergantian jam pelajaran pun berbunyi.

"eh, maaf pak.. saya harus segera kekelas, ini jam pelajaran matematika pak. Maaf sekali lagi, permisi pak" ucap Syifa sembari beranjak dari duduknya dan segera meninggalkan ruangan Christof.

"heii.. nanti jadi temani saya kan?!!.." ucap Christof sambil sedikit berteriak, namun tidak ada balasan karena Syifa telah pergi jauh dari ruangannya.
"Ahh siall... hampir saja" umpat Christof.




...

gaje ya?? hehe
semoga suka ya readers💙💙

Aku Ingin Halal UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang