Bagian Dua Puluh Satu

1.2K 154 6
                                    

Dan disinilah letak dari sebuah penyesalan.

Mungkin sudah menjadi takdir, jika kenyamanan Taehyung telah terenggut secara paksa dari 3 hari lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin sudah menjadi takdir, jika kenyamanan Taehyung telah terenggut secara paksa dari 3 hari lalu. Apapun yang dia lakukan seakan tak bernilai dan membuat semangat untuk menjalaninya terasa memudar. Hal-hal yang terjadi seakan tak memiliki makna hanya dikarenakan penyesalan dan kesedihan yang berputar dalam kehidupannya, walau kejadian tersebut sudah terimbun oleh hari yang berganti.

"Kau tak ke kantin?" Setelah berdiam diri diambang pintu selama beberapa menit hanya untuk melihat kegiatan Taehyung yang tak bisa disebut menyenangkan itu, akhirnya pria bermarga Park bersuara. "Aku ingin mengajakmu kesana!"

Sepatu hitammya bergesekan dengan lantai dibawahnya terdengar mendekat pada sahabat sekaligus orang satu-satunya yang masih tersisa di ruangan tersebut meski kini telah memasuki jam istirahat.

Taehyung yang sedang melakukan kegiatan membenamkan seluruh mukanya mendongak beberapa detik. Melihat sekilas Park Jimin yang tengah duduk kursi siswa lain didepan mejanya.

"Aku tak berselera, kau saja yang pergi." Tepat kata itu selesai terucap, Taehyung kembali pada kegiatan awalnya.

Jimin menghela nafas panjang. Akhir yang tak menyenangkan pun harus diterima akibat keputusan yang salah. Sangat disayangkan olehnya jika Taehyung benar-benar menjahui Sooyoung. Kisah yang terancam berakhir menyakitkan telah menunjukan akibat pada pemeran utama dalam kisah cinta ini.

"Apa kau tak berniat pulang kerumah Tae?"

Ya selama tiga hari ini Taehyung tak pulang kerumah. Laki-laki itu menginap dirumah Jimin tentu saja dengan paksaan keras oleh sang sahabat. Jimin tak mau mengambil resiko jika hal nekat akan Taehyung lakukan melihat kondisi laki-laki itu yang kurang stabil. Dan tenang saja, Jimin sudah menghubungi Mama Taehyung untuk memintakan izin dengan alasan lain, tanpa memberitahu keadaan Taehyung sebenarnya.

"..." Taehyung hanya membisu. Dia tak sanggup untuk pulang kerumah yang pasti berhadapan dengan Mamanya. Apa yang akan Taehyung katakan pada wanita itu dengan keadaannya yang seperti ini. Mamanya pasti akan marah besar jika mengetahui anaknya menjadi seorang pengecut dan secara tersirat membuat anak gadis yang sudah dianggap putrinya terbaring koma. Sungguh Taehyung tak bisa menerima kekecewaan Mamanya.

"Jika kau selalu seperti ini apa kondisi bisa berubah?" Kata Jimin pada akhirnya sebab terlalu gemas dengan keadaan yang kunjung berubah. Jika salah satu pemeran terbaring sakit dan tak tahu kapan akan sadar, sedangkan pemeran prianya malah menyiksa diri seakan ingin menyusul kerumah sakit dalam keadaan sama.

Dalam hatinya Jimin mengeleng tak mengerti, serumit inikah jika sering menyia-nyiakan sesuatu berharga?.

"...."

"Mengapa kau mengambil keputusan untuk menjauh jika kau tak bisa untuk melakukannya Taehyung."

"...lihatlah dirimu sekarang?, kau bahkan tak bisa menikmati hidup dengan baik. Wajahmu jelas mengatakan jika kau tersiksa dengan keadaan ini, meninggalkan Sooyoung bukan pilihanmu bukan?. Aku tahu itu, tapi anehnya mengapa kau malah menyanggupi permintaan Seokjin hyung!"

I'M FALSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang