Bagian Lima Belas

1K 139 34
                                    

Mengenal mu adalah cara sederhana tuhan untuk membahagiakan aku.

Sooyoung tengah duduk dengan tenang di kursi kayu yang berada diperpustakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sooyoung tengah duduk dengan tenang di kursi kayu yang berada diperpustakan. Sebuah novel remaja yang terbuka pada halaman tengah berada didepannya. Alih-alih novel dengan tebal tiga senti itu ia baca, Sooyoung malah mencampakan benda mati tersebut dengan memilih mendengarkan musik dari telepon yang sudah dia sambungkan dengan earphone.

Matanya terpejam beberapa saat sesaat punggung sempitnya dia sandarkan di kursi. Lirihan lagu yang mendayu dayu dalam telinganya membuat gadis berponi rata itu merasa terbawa suasana. Musik genre mellow  tersebut akhir-akhir ini sering berputar di kedua telinganya.

Karena hari ini kelasnya bebas dari mata pelajaran alias jam kosong, dirinyapun melarikan diri ke tempat ini. Sungguh Sooyoung merasa jengah jika terus terusan berada di tempat yang berkemungkinan banyak orang. Jengah karena mereka tak henti-hentinya menatap dirinya seolah dia adalah seorang penjahat. Maka dari itu dia memutuskan kabur ke tempat yang lebih sepi, seperti perpustakaan ini.

"Aku ingin bicara padamu."

Sooyoung mendengar suara itu. Musik yang dia putar memang tak begitu keras supaya jika ada yang memanggilnya masih bisa terdengar. Meski begitu butuh beberapa detik untuk Sooyoung membuka matanya. Sedikit mendongak untuk merespon suara yang seperti ditunjukan padanya.

"Jangan menarik kesimpulan apapun sebelum kau tahu alasanku kemari."

Saat tahu siapa yang mendatanginya Soyoung menatap lawan bicaranya tanpa minat. Mendesis pelan dan membuang muka seakan tak ingin melihat wajah orang didepannya.

"Bicaralah, waktuku terlalu berharga untuk melayanimu." Ujar Sooyoung dengan posisinya.

Irene, gadis yang mendatangi Sooyoung itu terdiam. Air mukanya tak menunjukan keberatan maupun kemarahan. Kesan angkuh nan menjengkelkan yang biasa Irene tunjukan terlihat terkubur dalam ketenangan yang misterius itu.

"Kau akan merasa aneh jika aku mengatakan ini....  Aku ingin kita berdamai Park Sooyoung."

Sooyoung mengangkat sebelah alisnya. Dilanjut melepaskan earphone berwarna putih yang menyumpal telinganya. Matanya menatap Irene memicing, terdengar tak masuk akal jika apa yang dia tangkap benar. "Tunggu kau bilang apa tadi?, coba kau ulangi."

Tangan Irene terkepal erat disisi pahanya. Ia berusaha menahan amarahnya dalam wajah datarnya. Sooyoung selalu saja mempermainkannya. Pikir Irene. Walau bagaimanapun Irene masih membenci Sooyoung atas semua kesedihan yang menimpanya. Dia tak akan melupakan dan akan tetap menanamkan rasa tak suka pada Sooyoung meski untuk beberapa tahun yang akan datang. Egonya tak akan goyah sedikitpun untuk menyakiti Sooyoung, terlepas dari apa yang terjadi hari ini.

Berdamai menurut Irene bukan memulai sebuah ikatan pertemanan, melainkan memperbaiki citra yang sengaja dia bangun untuk menjalangkan misinya yaitu mendapatkan Taehyung kembali. Jadi Irene memang tak sebaik itu.

I'M FALSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang