part 1 dua sisi berbeda

78.3K 2.4K 37
                                    

PART 1

Dua sisi berbeda


Ini sama sekali tidak benar ....

Sesaat Eka Perwira menatap wajahnya di cermin. Memandang dengan saksama raut wajahnya yang terlihat gusar. Baru saja dia berbicara dengan neneknya mengenai ide untuk memenangkan tender 20 triliun dari Mr. Takana, tiba-tiba impian itu buyar dengan sendirinya. Apa kata teman dan rekan bisnisnya nanti jika tender ini tidak bisa dia menangkan. Begitu banyak hal yang Eka Perwira pikirkan untuk memperluas perusahaan keluarganya tapi malah dihadiahi pamrih menikah dengan dalih keturunan.

Oke, umurnya memang 30 tahun, memiliki karier cemerlang, saham di mana-mana, real estate berjejer di penjuru ibukota. Pendidikannya yang merupakan lulusan magister bisnis dari Perancis membuatnya menetapkan standar tinggi terhadap calon istrinya. Apa yang salah dengan melajang di usia 30 tahun? Kebutuhan seks?

Dia selalu tahu di mana bisa mendapatkannya. Penerus? Sampai saat ini dia belum terpikir untuk memikirkannya, bahkan terlintas pun tidak. Salah besar jika di usianya yang sekarang Neneknya beranggapan bisa mengatur hidupnya.

Eka Perwira sangat mencintai Nenek bahkan kedua adik-adiknya. Hanya merekalah keluarga yang dimilikinya hingga hari ini. Meski demikian, bukan pembenaran untuk mengatur hidupnya. Meeting yang tidak berkesudahan, urusan perluasan perusahaan. Ide mendirikan yayasan dari nenek semuanya menumpuk di pikirannya.

Pinggul nya bersandar pada meja. Sebelah tangannya memijit pelipis yang teramat perih bukan main. Lelah yang diarsakannya bukan lelah fisik, ada kebutuhan yang sering memicu emosinya jika tidak disalurkan dengan baik. Ya. Kebutuhannya yang satu itu harus segera terpenuhi jika ingin emosinya kembali lagi stabil.

Eka Perwira tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengenakan kembali Jas yang sempat ia buka lalu menghubungi seseorang di luar sana.

Ia harus segera menemui wanita nya dan menyalurkan hasrat nya malam ini juga.

Pergumulan yang mereka lewati berlangsung cepat. Bahkan Selfi, wanita simpanannya sempat berteriak frustasi saat Eka mencumbu dan meremas dada wanita nya dengan kekuatan prima.

"Cepat katakan apa yang kau rasakan, Cantik...?"

Kali ini Eka menghujam bibir Selfi dengan ciuman panas sembari tetap meremas lembut dadanya. Tidak butuh waktu lama Eka melepaskan pakaiannya dan membawa Selfi naik ke meja makan yang sengaja ia beli untuk berbagai fungsi.

Deru napas mereka bersatu dengan dinginnya malam, Selfi tidak kuasa menahan gejolak yang ditimbulkan oleh gerak tangan Eka yang membelai bagian tubuhnya sambil tetap memasukinya.

Saat melihat wanita nya telah merasakan efek dari pergumulan mereka, saat itu lah dia bergerak memenuhi kepuasannya sendiri.

Eka menggeram penuh kenikmatan setelah melewati permainan panasnya. Mereka bercinta dengan hebat. Selfi selalu tahu apa yang diiinginkannya, Selfi wanitanya.

Wanita yang dibayarnya dan dicukupi kebutuhan hidupnya. Asal cukup dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tunjangan dengan serta merta Selfi akan setia ada, kapan pun dibutuhkan. Eka memilihnya bukan tanpa alasan. Selfi, bekerja sebagai penerjemah, pemikirannya yang brilian membuat Eka tidak segan berdiskusi dengannya. Pintar dan cantik adalah salah satu standar yang Eka tetapkan untuk wanita yang berada di dekatnya. Karena itu pulalah yang dilakukan keluarganya. Semua wanita yang berada didekatnya merupakan wanita cantik luar dalam, kecuali adik bungsunya, Tri, yang baru terbilang beranjak dewasa karena masih menginjak kelas awal menegah atas. Dia tidak tahu kenapa adik bungsunya ini berbeda.Wajahnya biasa- biasa saja. Mungkin  belum pada waktunya adiknya ini menjadi gadis yang menarik perhatian lawan jenis. Bagai bunga yang siap dikerumuni kumbang.

Bertekuk Lutut (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang