BAB 10 KEJUTAN
-----
Yoga Bagus Hartono, kalang kabut mengantar ayahnya yang kembali terdengar merintih menahan sakit di dadanya. Segera setelah pesawat landing, mobil ambulance yang dipesan datang menjemput ayahnya untuk di bawa ke rumah sakit yang dia tunjuk khusus untuk menangani masalah kesehatan ayahnya. Tiba di rumah sakit ayahnya langsung ditangani secara intensif oleh dokter yang memang diperuntukkan khusus untuk memeriksa seberapa parah kondisinya.
"Maaf, pak Yoga. Ayah Anda harus segera mendapatkan penanganan serius."
"Lakukan yang terbaik, dok. Apapun, asal ayah saya bisa pulih." Ungkapnya.
"Kami belum bisa memastikan, pak. Dokter yang Rumah Sakit di Ohio rekomendasikan sebagai pengganti untuk menangani masalah Ayah anda belum memberikan kepastian mengenai keberadaannya, jika memungkinkan kami memilki beberapa tenaga yang lebih ahli dibidangnya untuk menangani ayah anda."
" Jadi? Apa yang bisa saya bantu, Dok? Mungkin dokter bisa memberikan alamat dokter itu pada saya, biar saya mengutus beberapa orang untuk menjemputnya."
"Saya pikir itu belum diperlukan. Saya sudah menghubungi pihak manajemen rumah sakit untuk mengkonfirmasi beliau lewat email, jika ada respon segera akan saya beritahu, lagipula jangan kuatir, berkat pertolongan pertama yang diberikan kita masih memliki banyak waktu."
"Baiklah, dok. Jujur ini kali pertama Ayah saya pingsan dalam pesawat. dan saya akan menunggu di sini, untuk mendengar kabar selanjutnya," sahut Yoga masih dengan kecemasan yang tidak dapat disembunyikan.
"Tenang saja, dilihat dari kondisinya dia masih bisa bertahan beberapa hari sebelum operasi dilakukan dan jika memang dibutuhkan, hasil tes yang keluar akan segera di analisa dan diberikan kepada dokter yang akan bertanggung jawab. Untung saja di pesawat itu ada dokter. Jika tidak saya tidak bisa memastikan bagaimana kondisi ayah Anda saat ini."
"Iya dok, sekali lagi terima kasih."
Setelah sedikit berbasa- basi tak lama dokter tersebut meningglakan Yoga.
Yoga teringat wanita yang menolong ayahnya tadi di pesawat. Rambut panjang yang hampir melewati pinggang sedikit bergelombang dibeberapa bagian. Dia lebih dari sekadar menarik. Gayanya terlihat sederhana, tetapi aura yang dipancarkan wanita itu terasa kuat sehingga dapat menarik perhatian siapa saja yang memandangnya. Ah sial ... Bahkan tahu namanya pun tidak. Yoga menyadari sedikit kesalahannya. Andai saja dia sedikit sopan ketika di bandara pagi tadi, mungkin takkan seperti ini jadinya. Sekarang pikirannya sedang bimbang apakah akan memberitahu adik tirinya, Ningrum, mengenai keadaan ayah mereka atau merahasiakannya sementara waktu. Sepertinya pilihan kedua terlihat lebih baik mengingat dia tidak suka mendengar ocehan gadis manja itu. Biarlah dia saja dulu yang mengetahui keadaan ayahnya, itu pilihan bijak saat ini.
Seoran perawat tampak mendatangi Yoga, sembari menyodorkan beberapa berkas.
"Maaf, Pak, bapak keluarga dari pak Hartono?"
"Iya betul, sus, dia ayah saya, apa yang diperlukan?"
"Kalau memungkinkan hasil lab akan segera keluar beberapa jam lagi. Pak. Dan sesuai rekomendasi dari Rumah Sakit sebelumnya dr. Putri adalah nama dokter yang telah bersedia membantu menangani ayah bapak. Beliau akan didampingi dokter spesialis lainnya. Harap segera ke bagian administrasi untuk menandatangani semua dokumen terkait."
Tanpa banyak bicara Yoga segera menuju bagian administrasi untuk menandatangani beberapa dokumen.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertekuk Lutut (Revisi)
Romance*bacaan untuk dewasa* Tersedia di Google play book (cover versi emas terbaru) Apa yang paling mencekam saat kau tiba-tiba merasakan perasaan mendalam untuk seseorang yang takkan pernah bisa kau miliki? Sekali lagi kekuatan cinta membuktikan kuasanya...