25. Insiden

221K 7K 901
                                        

Vote sebelum membaca:)

25.

"Kak... Lepas kak... Sakitt... Kak" rintih Fani, tangan nya yg ditarik-tarik oleh Aland.

Mereka menjadi sorot mata Siswa saat berada dikoridor sekolah.

Braakk.!

Aland menendang Pintu gudang. Aland menghempaskan Tubuh Fani secara kasar.

Mendorong nya ke tembok.

Mengunci Fani dengan kedua tangan nya.

Fani takut, ia hanya gadis polos yg tidak tahu apa-apa.

"Lohhh harushh tannggunghh jawabbhh... Lohh masukin apaa hahhh ke dalam air ituhh" serak Aland, menahan gejolak panas didalam tubuh nya.

Tidak dengan aba-aba, Aland langsung mencium Bibir Pucat Fani dengan Ganas, memegang tekuk leher Fani untuk memperdalam ciuman nya.

Fani diam, dalam hati kecil nya berkata

Tuhan lindungi lah Fani...

Fani menitikan air mata nya, ia takut sesuatu yg lebih terjadi pada diri nya.

Sudah dengan bibir Fani, Aland menelusup ceruk leher Fani, membuat kissmark disana.

"Kaakkhh akuuhh gak masukinhh apa-apahh kedalemhh minuman kakakhh" jawab Fani, usaha nya mendorong tubuh Aland untuk menjauhi nya, namun nihil, Aland seorang lelaki yg memiliki otot bukan? Sedangkan Fani? Gadis polos nan lemah.

Aland tak mengubris perkataan Fani ia tetap menjalankan aksi nya.

Merobek seragam yg Fani kenakan, seseorang menyaksikan melihat Aksi kedua nya, ia merekam semua kejadian tersebut,hanya gambar saja, suara nya ia bisukan dalam video tersebut.

Dia gadis yg dulu pernah menemui Fika.

FaraAstrela.

Fara mengetik suatu diponsel nya.

Mengirim Foto yg berisi Aland dan Fani.

***

Arkan sekarang berada di supermarket.

Mata nya mencari keberadaan benda yg Fika mau, sebenarnya ia Malu. Sangat namun karna kasihan melihat Fika mengemis kepada nya, ia menuruti nya.

Seorang pelayan supermarket menemui Arkan.

"Bisa saya bantu Mas?" tanya pelayan yg datang menemui Arkan.

"Enggak mba. Saya bisa cari sendiri" tolak Arkan lembut.

Udah ganteng lembut lagi...

"Memang yg di cari apa Mas?"

"Hm... Pembalut wanita mbak" ucap Arkan pelan namun didengar oleh pelayan tersebut.

Pelayan itu seperti menahan tawa. Arkan tau itu, dalam diri nya ia berkata tidak akan pernah lagi melakukan hal ini. Ingat itu.

"Disana Mass" tunjuk pelayan tersebut.

Arkan langsung melongos pergi, sebelum pergi ia mendengar tawa menggelegar dari pelayan itu.

"Banyak amat" ucap Arkan melihat begitu banyak merk yg tertera disoftek tersebut.

Arkan mengambil ponsel nya, menelfon nomor Fika.

FikaLavina_

"Halo?! Halo Arkan? Lo beliin pembalut gue kan?! Arkan! Arkan woi! Ar--"

Arkan menjauhkan sedikit ponsel nya dari telinga nya dikaranakan suara Fika yg keras.

"Merk apa" Tanya Arkan langsung.

"apa? apa? lo mau beliin?! seriusan?! omght Arkan maka--"

"Cepet"

"Oh.. okeoke tenang..Hello kitty"

"Oh"

"Kok oh doang?! lo mau beliinkan?!"

"Ar--"

Tit.

Arkan mematikan sambungan telefon nya. Karna kesal sendari tadi Fika mengoceh. Apa otak nya tidak berfikir? Tidak berfikir jika ia bertanya berarti akan dibelikan? Meresahkan bukan.

Arkan langsung pergi membawa 1 kotak softek tersebut ke kasir.

"Ini aja mas?" tanya Pelayan kasir perempuan.

"Iya Mbak, tolong cepet"

"Buat pacar nya ya Mas? Mas yg pertama lohh belliin Pembalut wanita di supermarket ini" ucap Pelayan itu.

"Oh..iya" Arkan menggaruk tekuk leher nya tidak gatal.

"Nih Mas" sodor Pelayan tersebut memberikan Pembalut yg sudah ia plastikan.

"Iya makasi ya mbak" ucap Arkan menyodorkan uang untuk membayar nya lalu pergi.

Ingat. Ia tidak akan mau lagi disuruh membeli softek wanita. Termasuk Mami nya pun ia tidak akan mau. CATAT.

***

"Nih" Arkan menyodorkan plstik yg berisi Pembalut tersebut kepada Fika.

"AAAA..!MAKASIIII" Teriak Fika mengambil palstik tersebut.

Fika ingin memeluk Arkan, namun Arkan berdehem.

"Ehem"

"E--ehh maap hil--"

Ting!

Pesan masuk kedalam ponsel Fika.

Unknow

Pacar lo.

Deg!

Aland?

Dan...

Gadis itu..

Fani!

Tbc.
Maaf part tidak pjg sebab ini Bonus Part.
Author ingin mengucapkan semangat kalian untuk puasa ditahun2020.

VOTE+COMEN.
tenkyu.

Guru Privat Gilak! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang