#02. Pertemuan Pertama

224 113 102
                                    

Pengumuman
Nama Liffya diubah menjadi Allinsa.
Liffya = Allin

"Kenapa saat melihat mata lo, gue merasa harus ngelindungin lo? Tapi disisi lain, saat gue lihat bibir lo, gue ingin bermain-main sama lo. Bermain-main dalam hidup gue berarti harus nyerahin hati buat tumbal air mata."

- Syarega

-----

Lonceng penderitaan terdengar, yang menandakan pelajaran akan dimulai lagi. Kelas X IPA 1 telah berganti pakaian dari pakaian olahraga menjadi seragam almamater. Pelajaran selanjutnya pelajaran seni, namun sudah lima belas menit menunggu guru tak kunjung datang.

"Guys, kelas kita free!" seru ketua kelas membuyarkan suasana ramai di kelas itu. Bukannya diam malahan tambah ramai. Sorakan gembira terdengar, ada yang menggebrak meja, nyanyi tak jelas, bahkan menggosipkan Bu Yani selaku guru bahasa Inggris.

"Lin, mana janjinya?" tanya Lalita dengan bisikan.

"Hah? Janji apaan?"

"Lo nggak inget?" Kania menimpali sambil mengerutkan keningnya.

Pletak

Meyra memukul kening Allin keras. Tak sungkan, ia juga menggerak-gerakkan kepala Allin. "Sakit bego! Lo pikir gue apaan ha?! Buah kelapa?!" Allin mengelus-elus kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Lo ingat kan, jelas lah. Obat gue tuh manjur." Meyra memukul dadanya pelan, membanggakan diri.

Flashback on

"Lo itu Isa!"

Degg

Allin segera menggeret gadis itu. Sedangkan Meyra dan Kania mengerutkan keningnya tak paham. "Jangan keras-keras Lolita cantik." Allin mencubit pipi gadis yang bernama Lalita itu.

"Kan benar gue nggak mimpi, gue ketemu sahabat kecil gue. Isa..." rengek Lalita memeluk Allin, Allin pun membalas pelukan itu. Sekian lama ia tak bertemu sahabat kecilnya itu.

"Allin, namanya Lalita bukan Lolita."

"Gue tau, heh Lalita panggil gue Allin," ketusnya.

"Kenapa lo ganti nama ha?"

"Entar gue cerita di kelas. Disini ramai."

Tak disangka ada orang yang menginterupsi percakapan mereka berempat di meja itu. Di otak orang itu muncul berbagai macam pertanyaan, tapi secepat mungkin ia menghapusnya karena tak mungkin dia adalah orang yang ia inginkan.

Flashback off

"Ooo yang di kantin tadi."

"Iya!" seru mereka bertiga bersamaan.

"Santai aja astoge."

"Dulu waktu kelas 3 SD kan gue pindah ke Korea, buat ngurus perusahaan baru ayah gue." Wajah Allin berubah menjadi murung ketika menyebut ayahnya.

Promise (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang