#15. Definisi Cinta

91 56 38
                                    

"Jangan jatuh cinta terlalu dalam sama gue, karena lo belum tau apa kepastiannya dan siapa gue yang sebenarnya."

- Syarega

-----

"Lo!-" tak habis pikir dengan jalan otak Rega. Bisa-bisanya pikirannya seperti ini.

"Lo nggak bisa ngelak sekarang!"

"Dia temen gue anjir!"

"Temen rasa pacar 'kan Kenzie-Kenzie itu!" Rega masih bersikeras memojokkan Allin.

"Kenzie?" Allin memicingkan matanya. Siapa dia? Apanya yang Kenzie? Apasih?

Saat Allin tau bahwa Rega salah sangka, ia pun memulai aksinya. "Iya dia pacar gue, kenapa emangnya?" Jawab Allin santai seolah menantang Rega

Rega mengguncangkan bahu Allin, mencengkeram erat bahunya lalu mendorongnya sampai menghantam tembok, untung pelan.

Deru napas Rega terdengar berat, sepertinya ia marah. Allin tak kuasa menahan sandiwaranya.

Tahan sebentar Fi, lo bakat dalam hal akting.

"Allinsa!" Tegas Rega. Ia kembali mengurung Allin dalam kungkungannya. Allin menenggerkan kedua tangannya di tangan kuncian Rega-menariknya ke bawah, berusaha melepas agar ia bisa bebas bergerak.

"Kayaknya lo salah dengar." Allin mengubah nada bicaranya menjadi serius.

"Maksud lo apa?!" Rega tak suka dipermainkan seperti ini.

"Lo salah paham, yang gue telfon itu Renzi, bukan Kenzie," jelas Allin lebih serius.

"Lo bohong 'kan?!" Rega bersikukuh menuduh Allin. "Jangan main-main sama gue!"

"Lo yang minta main bege!" Allin berkata santai sembari mengotak-atik ponselnya, mencari panggilan masuk yang ada di WhatsApp-nya. Allin menyodorkan ponselnya pada Rega. "Renzi itu cewek. Nih cek sendiri!" Ucapnya lalu tertawa lagi. Rega mengambil ponsel itu.

"Gue jadi lo pasti malu banget. Haha!" Tawa Allin pecah, ia hampir mengeluarkan air matanya gara-gara tertawa.

"Ternyata lo budeg. Hahaha, atau tuli? Haha!" Rega membiarkan cewek itu tertawa sendiri, toh nanti juga berhenti. Ia mengetik sebuah nomor di ponsel Allin, ketemu. Segera Rega membuka blokir itu dan menyimpan nomornya dalam ponsel Allin. Sekalian ngerjain Allin, pikirnya.

"Udah?" Tanya Rega saat Allin berhenti tertawa.

"Kembaliin ponsel gue!" Nada bicaranya berubah jadi ketus. Namun hal itu semakin menambah kesan imut pada wajahnya. Rega mencubit pipinya.

"Ck! Jangan sentuh gue! Gue marah sama lo!"

"Yaudah nggak gue kembaliin," Rega hendak beranjak pergi namun Allin menahannya.

"Balikin dulu dong," pinta Allin dengan wajah memelasnya.

"Senyum dulu dong," balas Rega dengan alis yang dinaik-turunkan.

Allin berdecak sebal, "Ihh modus!"

Bugh!

Allin menonjok bahu kanan Rega, sehingga tangan kanannya lemas dan ponsel itu terlepas dari genggaman. Allin segera menangkapnya, bisa jadi panjang urusannya jika ponsel itu kembali di genggaman Rega.

"Lo mainnya kasar, tapi gue suka!" Allin memutar bola matanya malas. "Bodo amat!" Allin melengos pergi.

Tanpa sadar, Rega mengangkat sudut bibirnya, "Woii makasih bibirnya!" Seru Rega, tujuannya tetap menggoda Allin.

Promise (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang