#20. Fakta Pertama

48 16 17
                                    

"Gue masih punya hak buat jatuh cinta."

- Allinsa

-----

"Coba aja dulu, gue tau lo itu sebenarnya udah punya rasa sama dia-"

"TAPI LO AJA YANG NGGAK SADAR."

"GILA, lo jangan ngegas dong! Lo sendiri aja masih jomblo."

"Jangan sudutin gue, gue lagi nggak ada mood buat pacaran."

Tanpa mendengarkan ucapan sahabat di sekitarnya, pikirannya masih tertuju pada ucapan teman kecilnya.

"Aku tadi lihat pacarmu, dia boncengan sama cewek yang sama-yang aku lihat dulu."

"Cowok yang lo lihat saat lampu merah tadi? Bukannya cowok itu ketua geng motor ya, gue pernah diceritain soalnya. Tapi kan emang cewek itu pacarnya, gue sering lihat waktu ngamen."

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa alurnya jadi seperti ini?

Kalimat itulah yang selalu terngiang-ngiang di benaknya.

Kok jadi sulit sih, apa ini tantangan gue? Apa harus gue selidiki? Topeng gue bisa hancur dong, tapi-

"Lin, lo diem aja. Kenapa sih? Kita semua lagi gibahin lo, lo nggak marah gitu?" tanya Meyra dengan bola mata yang membulat.

"Lo mau gue kesetanan gitu? Gada kerjaan!" balas Allin acuh.

"Ish lo mah, pantesan Rega diem-dieman aja sama lo. Pasti dia itu tekanan batin, gara-gara lo suka marah," ungkap Lalita.

"Sabar banget ya kak Rega ngehadapin makhluk purba kayak Allin," imbuh Kania.

"Kalian kenapa sih, bully gue aja terus. Lagian ya, gue ogah kalau suruh mesra-mesraan kayak lo-lo pada, jijik!" Allin berkata enteng, dia tak memikirkan nantinya jika dirinya akan sama seperti sahabat-sahabatnya.

"Lo belok ya?"

"Mulut lo minta disleding?"

"Udah-udah biarin, dia kurang asupan cinta. Ayo kita lanjutin ghibah kita, sampai mana tadi?"

"Lanjut, kalau Kania sama Melvin nikah, anaknya mungkin lebih mirip Kania deh."

"Amiiin!"

"Aelah Kan, lo mah mau aja-"

"Cogan, jadi pacarnya aja gue udah seneng banget. Apalagi jadi istrinya, ya gue aminin lah."

"Kania jadi bucin anjir!"

"Padahal dulunya aja kayak alergi sama cowok. Tiap lihat cowok, jijik anjir, cowok kebanyakan drama, nggak ada otak ya cowok itu, nyenyenye. Sekarang aja, gimana? Lengket!" ucap Meyra meniru gaya bicara Kania.

"Kena karma tuh, sekarang virusnya pindah ke Allin. Gue yakin bentar lagi Allin juga kena karma." Mereka bertiga tertawa sembari menepuk-nepuk bahu Allin. Sang korban hanya diam menahan kepalan asap yang hampir muncul di ubun-ubunnya.

"Nggak akan!" Allin berbalik pergi. Setedik, dia terdiam memaku. Pasalnya mukanya langsung bertatapan dengan anjing got-nya. Karena salting, Allin memalingkan wajahnya. Namun seketika-

"AAAA!!" Seluruh penjuru kantin berteriak histeris.

"Oh my God, drakor apaan ini?!"

"Gue masih suci, gue nggak paham!"

"Gue nggak lihat, mata gue ketutupan helm proyek!"

"Gue mau pingsan!"

Berbagai seruan drastis terlontar. Meyra, Kania, dan Lalita hanya menganga melihat kejadian itu. Muka Allin bersemu merah, dia sangat malu.

Promise (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang