#06. Awal Sebuah Janji

154 95 50
                                    

"Membully adalah salah satu cara yang dilakukan orang lemah. Mereka hanya ingin terlihat kuat di mata orang lain, oleh karenanya mereka melakukan hal rendahan itu."

- Baby Pungky

-----

Semenjak Allin mengetahui jika Darra hantu, dirinya selalu waspada, takut-takut jika sewaktu-waktu Darra mengambil alih tubuhnya, ya seperti di kebanyakan film yang ia tonton.

Saat Allin mulai berpikir yang tidak-tidak, ya seperti sekarang. Darra tiba-tiba muncul dengan tawa jahilnya, membuat Allin terkejut setengah mati, jujur ia belum terbiasa akan hal ini. "Lo bisa nggak, kalau mau muncul tuh bilang-bilang."

"Terus gue bilang apa? Fi gue mau muncul, gitu? Yang ada lo jingkat duluan."

"Au ah, mau apa lo?"

"Kapan lo akan memulainya? Kapan lo wujudin impian gue?" Darra berjalan menghadap cermin kamar Allin.

"Diam lo! Mau gue bacain surat Yasin ha?" tantangnya. Darra berdecak, sialan.

"Gue tuh lagi ngerancang rencana," ucap Allin, kemudian menghempaskan tubuhnya ke kasur queen-sizenya.

"Rencana? Buat?" tanya Darra.

"Lo pikir dengan impian lo yang super aneh itu nggak pake rencana apa?!"

"Lo nggak usah buat rencana, dia sudah menyiapkannya, dan lo tinggal ngikutin alurnya saja. Gue yakin, misi kita akan berjalan lebih mudah." Senyum smirk muncul di wajah Darra. Ia menyeringai lebar, tidak menyangka jika drama ini tidak sesulit yang ia bayangkan.

"Maksud lo? Kak Rega yang buat rencana? Bukannya sasaran kita itu dia?"

"Liat aja besok." Senyum licik masih terpancar di wajah pucat Darra. Tapi, dia tetap terlihat cantik.

"Kenapa gue merasa jadi boneka lo sih?"

Darra menghembuskan napas beratnya, "Lo yang akan jadi tokoh utama disini."

"Ahh sudahlah, pusing gue." Darra mengedikkan bahu malas. Ia ikut duduk di kasur dengan sprai bergambar macan tutul.

 Ia ikut duduk di kasur dengan sprai bergambar macan tutul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue udah lama nggak ngejalanin aksi detektif gue."

"Katanya pusing!" protes Darra, ikut rebahan di samping Allin.

"Gue pusing karena inget perjanjian kita." Allin menghembuskan napas lelahnya, kenapa hidupnya penuh dengan perjanjian.

Flashback on

"Tunggu, kenapa lo selalu ada di samping kak Rega? Lo pembantunya ya?" tanya Allin.

"Nggak kok," jawab singkat Darra.

"Terus?"

"Gue kekasih Rega," balasnya penuh penekanan dan kepastian.

"Kekasih bayangan maksud lo?"

Promise (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang