O2. sakit hati yang sudah biasa

1.1K 224 6
                                    

tempat apa di semarang yang paling digemari anak-anak muda seperti keola? paragon? tentu tidak salah.

seperti anak remaja pada umumnya, keola juga bisa menghabiskan waktu berjam-jam di mall hanya untuk melihat-lihat barang yang kemungkinan besar tidak akan ia beli.

"mau kemana?" tanya mala yang berusaha menyejajarkan langkahnya dengan keola.

"chatime, terus xxi, nonton film kuy!" ajak gadis itu sambil menyengir lebar.

edisi jalan-jalan malam minggu kali ini vani tidak ikut, katanya sedang nge-date dengan theo.

"anjir, bilang dulu kek, uang gue ga cukup, ke," keluh mala.

"gue traktir, tapi lo yang traktir chatime. deal?"

mala tampak menimang-nimang sejenak sebelum akhirnya mengangguk menerima tawaran keola.

seperti rencana keola, keduanya mampir ke chatime dulu sebelum masuk ke xxi. karena di xxi tidak diperbolehkan membawa minuman jadi mereka singgah dulu di bangku chatime.

mala sedang membeli popcorn dan minum, sementara keola mengantri membeli tiket.

antrian keola masih panjang jadi gadis itu menyempatkan dirinya untuk mengecek feed instagram dulu.

ketika akan membuka aplikasi matanya tak sengaja menangkap varo yang baru saja keluar dari antrian setelah membeli tiket dengan seorang gadis.

keola menjatuhkan rahangnya, cepat-cepat ia memfoto keduanya sebelum mereka menghilang dari pandangan.

setelah selesai membeli tiket cepat-cepat keola menghampiri mala.

"la, tadi gue liat varo, sama cewek."

mala sontak membelalakkan matanya, menatap keola penasaran.

"hah? terus gimana?"

"ya gimana, kita lewatin aja, biar tahu kalo gue gak peduli."

mala menatap keola malas, keola ini gadis ter-aneh yang pernah ia temui. kenapa juga harus susah-susah menunjukkan bahwa tak peduli kalau nyatanya masih peduli?

kenapa harus susah-susah berlagak sudah move on kalau masih suka? sebenarnya mau keola ini bagaimana?

"elah, lo ngomong gitu dalem ati juga masih peduli kan? cemburu pasti. gue gak habis pikir mau lo apa, ke."

keola membuang pandangan, tak ingin menjawab mala.

bel masuk untuk ruang teater yang akan mereka gunakan berbunyi, tanpa aba-aba keola menarik tangan mala cepat.

"diem aja ya, pura-pura ga tau," bisik keola ketika akan melewati varo yang masih duduk di bangku, sepertinya pria itu tidak akan menonton film yang sama dengannya.

varo sendiri menyadari keberadaan keola, ia sempat bingung karena keola sama sekali tak meliriknya. keola ini memang tidak tahu atau sengaja menghindarinya?

—anindita—

aku gak tega bikin chapter ini ㅠㅠ

anindita | doyjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang