anindita | doyjin

I9. rabu sial

biasanya keola tidak percaya thakayul, teori, konspirasi, dan semacamnya. namun sepertinya ia berubah pikiran, nyatanya setiap hari rabu ia selalu dipenuhi kesialan.

rabu tiga minggu lalu, ia jatuh dari tangga, untungnya tidak parah, namun cukup membuat keola tak bisa berjalan dengan benar selama tiga hari.

rabu dua minggu lalu, seragam keola terkena saus bakso. rabu minggu lalu, kepala keola terkena bola basket dan naasnya ia jatuh di tanah semen, menyebabkan dagunya sobek dan perlu dijahit.

rabu kali ini, ia telat masuk sekolah dan harus menjalani hukuman bersama orang yang paling ia hindari.

benar, hari ini ia terpaksa membersihkan halaman sekolah bersama varo.

keola mendengus sebal, ia menarik sapu lidinya tak minat ke sembarang arah. alhasil daun-daun yang berserakan di rerumputan malah tersebar kemana-mana.

varo ingin mengumpat tapi akhirnya memilih diam saja. varo sendiri juga malas harus dihukum bersama cewek yang paling tidak ia sukai.

setelah beberapa menit mengabsen seluruh isi kebun binatang, keola akhirnya menyerah dan mulai menggerakkan sapu lidi untuk mengumpulkan dedaunan kering yang bertebaran di seluruh halaman.

untungnya keola bergerak cepat dan selesai membersihkan setengah lapangan dalam setengah jam, bahkan lebih cepat dari varo.

sayang, ketika akan memasukkan daun yang ia kumpulkan ke tempat sampah kakinya tersandung batu. menyebabkan dagu keola membentur tanah.

gadis maheswari itu merintih kesakitan, "argh!"

varo yang melirik keola, ia tampak terkejut melihat keola sedang terkapar dan merintih kesakitan.

tanpa basa-basi kakinya langsung bergerak mendekati keola. tanpa diduga, varo mengangkat tubuh keola di punggungnya, kemudian berlari cepat menuju uks.

keola tak bisa bereaksi apa-apa, ia hanya bisa merasakan darah yang terus-terusan menetes dari dagunya.

selain itu kepalanya tiba-tiba saja berputar tak karuan, seolah habis membentur tembok baja, nafasnya mulai berat hingga akhirnya pandangan keola memburam dan menghitam.

—anindita—