23. hati yang terluka (lagi)

810 165 4
                                    

vani dan mala sedang dilanda cemas. mala yang sibuk menelepon keola dan vani yang hanya bisa duduk terdiam.

keduanya hanya bisa membayang apa yang sedang terjadi pada keola di tengah hujan deras ini.

tepat ketika mala menghela nafas, pintu rumah keola terbuka. menampilkan gadis maheswari itu dengan pakaian basah dan mata yang juga sama basahnya.

vani yang melihat itu seketika langsung bergerak cepat, berlari ke dalam kamar keola untuk mencari handuk dan kaos baru.

"anjir, lo napadah, duduk dulu sini."

mala menepuk-nepuk sebelah kanan sofa, mengode keola agar segera memposisikan diri di sebelahnya.

dengan mata berkaca-kaca keola menurut, ia menjatuhkan sling bag-nya dan duduk di samping vani.

dalam beberapa detik air matanya kembali turun deras. tak kuat rasa akhirnya tangannya refleks memeluk mala.

tanpa perlu dijelaskan mala sudah tahu apa yang terjadi tadi, pertemuan keola tak berjalan dengan baik.

vani datang lebih cepat dari ekspetasi. ia datang tergopoh-gopoh dengan dua buah handuk serta satu pasang piyama dan hair dryer. vani mungkin kadang lemot dan mengesalkan namun jika menyangkut sahabatnya instingnya bisa berubah secepat cheetah.

"heh, lepas dulu, kalo mala basah gue harus ambil handuk lagi nanti."

keola merenggangkan pelukan mala. ia terkekeh kecil mendengar omelan vani, ia sudah tak menangis. perasaannya sudah lebih baik sekarang.

"ini buat rambut, gulung dulu," ujar vani sembari menaruh selembar handuk di kepala keola.

"yang ini buat badan lo, sana cepet ke kamar mandi, gue tungguin sambil pesen makan."

"dih, tumben baik," cibir keola.

"udah cepetan, gue go-food mcd aja ya lur, gue beliin ayam, lo cepetan ganti baju, basah gitu kayak gembel,"

keola mendengus sebal kemudian berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

singkatnya, dalam 30 menit keola sudah duduk dalam keadaan tenang di karpet. lebih tepatnya di samping mala dan vani, di hadapannya tersaji paha ayam goreng sebanyak 6 buah, 2 buah untuk masing-masing orang.

"diem bae, lo ga makan?" tanya keola dengan mulut penuh sembari melirik vani dan mala bergantian.

vani dan mala berpandangan sejenak.

"anjir, lo kenapa sih, tadi nangis, sekarang malah asik makan," tanya mala bingung.

vani tak peduli, ia sudah mulai mengunyah ayamnya ketika mala baru saja membuka bungkus nasi.

"lo berdua kayak gak tau gue aja, kan gue biasa gini, nangis dulu ampe selesai baru cerita."

"anjir, gue dah kepo banget nih, cepetan cerita lah!" sahut vani berapi-api.

"sabar bosque sambil makan, nih."

keola meneguk seperempat isi gelas spritenya sebelum mulai bercerita.

anindita | doyjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang