O9. hilang

724 182 0
                                    

hati keola seperti mati rasa hari ini. mendengar kabar bahwa ayah dan ibunya akan sering-sering pulang ke rumah karena pekerjaan mereka menjadi lebih ringan.

lebih baik kedua orang tuanya itu lembur setiap hari saja, keola tak peduli. karena berada di rumah artinya mencecar keola tentang pendidikan gadis itu.

keola sama sekali tak fokus dengan apa yang dikatakan guru di depan kelas. pikirannya melayang, pada mimpinya, keluarganya, dan perihal cintanya.

sepertinya rasa berbunga tiap kali melihat varo mulai hilang. rasa kupu-kupu yang berterbangan di perutnya tiap varo berada di dekatnya.

tapi tak bisa dipungkiri, ia sadar kalau hati kecilnya masih tak bisa melepaskan varo. bolehkah ia egois menjadikan oslo sebagai tempat pelarian kalau saja nantinya ia benar-benar menyerah akan varo?

keola tak merasa benar-benar hidup hari ini, pandangannya berwarna namun hatinya abu-abu. ia seolah kehilangan semuanya, keluarga, mimpi, cinta.

"ke!" panggil mala sukses mengangetkan keola.

keola berdeham pelan dan dalam sepersekian detik menghapus lamunannya.

"udah istirahat, vani keluar sama theo. lo mau disini aja?"

keola mengedarkan pandangan pada seluruh isi kelas. memang benar kalau di kelas tinggal dirinya dan mala saja.

"he'em, gue gak enak badan, mal, tolong beliin minum dong."

keola tersenyum tipis dan meluruskan salah satu lengannya, kepalanya diistirahatkan pada lengan tersebut tentu saja dengan posisi menoleh pada mala yang berdiri di sebelah kirinya.

"lo nggak papa?"

"beliin minum dulu, nanti gue cerita. haus banget, nih."

mala menghela nafas, keola sepertinya sedang tak ingin cerita. pemudi adriana itu memilih meninggalkan kelas untuk menyanggupi permintaan keola.

setelah dirasa mala sudah pergi keola mulai memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuh. ia sedang benar-benar ingin tidur saat ini.

dan tanpa disangka varo mendengar percakapan keola dan mala tadi. lelaki itu berjalan mengendap-endap menuju bangkunya di belakang keola.

ia menopang wajahnya dengan satu kepalan tangan di pipi, memperhatikan air muka keola yang tampak tenang. sepertinya gadis itu memang benar-benar tidur.

kemudian disadari rasa bersalahnya pada keola mulai tumbuh. tapi sayang, itu tak cukup untuk membuatnya tertarik dengan gadis itu.

karena ia sudah punya pujaan hati yang lain, tokyo namanya. ia akan merasa lebih lega kalau keola mulai kehilangan perasaan padanya, sayangnya tidak.

tidak ada perasaan yang benar-benar hilang pada varo.

karena oslo hanyalah sosok yang membuat hati keola nyaman, bukan jatuh cinta.

sebut saja, cinta itu buta.

—anindita—

anindita | doyjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang