🌷🌷🌷🌷
Pagi ini aku berniat mengunjungi toko bungaku lagi, setelah beberapa hari aku dirumah saja karena kesehatanku menurun. Setelah merapikan jilbabku dan memoles sedikit bedak aku turun menghampiri ibu yang sedang memasak didapur.
"Ibu, Maryam hari ini mau ketoko bunga ya"
"Emang kamu udah sehat beneran Maryam, nanti kalo sampe sakit lagi abang kamu marah loh"
"Udah bu, Maryam malah bingung mau ngapain kalo dirumah aja"
"Yaudah jangan capek-capek ya"
"Iya bu, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah berpamitan dan mencium tangan ibu aku bergegas berangkat ketoko bunga. Aku mengendarai sepeda motor dengan sedikit terburu buru karena takut kesiangan. Jalanan hari ini lumayan ramai untuk sepagi ini. Saat dipersimpangan lampu menunjukan warna merah, aku berhenti disebelah mobil berwarna putih.
Disaat kendaraan semua berhenti anak-anak jalanan itu berjalan kearah pengendara menawarkan jualan mereka. Satu anak kecil berambut kuncir sekitar usia 10 tahun mendatangiku menawarkan bunga mawar.
"Kkak ambilah jualan ini" ucapnya dengan penuh harap.
"Harganya berapa sayang?"
"6000 saja kak" jawabnya dengan girang saat aku mengeluarkan uang dari dalam tas.
"Ini untuk adik"
Kami saling bertukar barang, aku memegang bunga mawar dan anak kecil itu merogoh kantungnya mencari sesuatu.
"Kak apakah ada uang kecil, ini masih terlalu pagi kami belum mendapatkan uang untuk kembalian"
"Kamu ambil saja kembaliannya"
"Asyikk terimakasih kak"
Anak kecil itu berlari menepi dengan muka begitu girang. Tuhan dia masih terlalu kecil untuk merasakan kerasnya dunia ini. Semoga rencanamu indah untuk anak itu.
Aku melajukan motorku saat lampu kembali hijau. Beberapa menit kemudian aku sampai dipelataran toko bungaku, terlihat motor stevia sudah terparkir disana.
"Selamat pagi bos, sudah sembuh?"
"Alhamdulillah sudah vi"
Via berjalan mendekatiku dan mengambil setangkai bunga mawar didasbor motor.
"Bukannya lo gah suka bunga mawar ya yam?"
"Suka kok, cuma suka aja tapi gag banget"
"Lah terus ngapain beli, ditoko kan banyak banget?"
"Kasian tadi anak kecil jualannya masi banyak"
Aku berjalan memasuki toko, aroma yang selalu aku rindukan wewangian bunga. Selama aku sakit stevia menjaga toko sendiri. Wanita itu memang hebat serba bisa.
"Vi bunga tulipku dimanaaaaa"
teriakku panik saat melihat bunga tulip kesayanganku tidak ada ditempatnya.
"Yaampun buk liat diluar ini loo"
Aku langsung berlari keluar, ternyata bunga itu masih idup disana, aku fikir via telah menjualnya tadi.
"Maryam tanaman hidup itu juga butuh sinar matahari, kalo ditaruh didalem terus yang ada mati"
"Iya vi maaf, kan aku panik bunga itu gag ada disana kan kamu tau ini.."
Belum selesai ngomong via menyerobot perkataanku.
"Ini bunga peninggalan almarhum ayah jadi gag boleh diapa apain apalagi dijual"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahar Seribu Tulip
Novela JuvenilTak selamanya jodoh yang menjemput kita terlebih dahulu. Adakalanya maut tengah menanti disatu waktu tanpa kita ketahui. Rencana manusia memang begitu indah namun rencana Allah yang berkuasa diatasnya 🌷🌷 #Ly_daniaa