🌷🌷🌷
Sore ini setelah menutup toko aku bergegas pulang kerumah. Saat diperjalanan telfonku berbunyi, aku segera menepikan kendaraanku.
Bang Amir
'Halo Assalamualaikum dek'
'Waalaikumsalam, kenapa bang'
'Cepet pulang ya ada yang mau abang omongin'
'Ini juga lagi dijalan'
'Oke abang tunggu, Assalamualaikum'
'Waalaikumsalam'
Tumben ini orang suruh pulang cepet, biasanya juga gag peduli-peduli amat.
Setelah telfon dimatikan aku segera melajukan kendaraanku kembali. Rintik hujan tiba-tiba turun mendatangkan suasana sejuk. Aku buru-buru melajukan motorku dengan kencang, karena tak membawa jas hujan. Namun hujan kian derasnya menghantam bumi, aku memilih berhenti dikedai kopi dengan beberapa pengendara lain yang berniat untuk meneduh.
Saat memasuki kedai dengan penuh sesak aku mencari-cari tempat yang sekiranya kosong. Entahlah mungkin karena diluar huja pengunjung jadi penuh dan tak menyisakan tempat untukku.
Aku memutuskan meneduh diparkiran kedai saja karna tak mungkin aku berdiri didalam. Saat menuju pintu aku mendengar samar-samar suara seseorang memanggilku. Aku mengedarkan pandangan keseluruh ruangan dan menemukan serang pria melambaikan tangannya.
"Mbk jadi keluar gag sih, kami juga mau keluar ini"
"Oh iya, silahkan"
Aku langsung menepi saat beberapa orang menegurku karna aku berdiri didepan pintu. Aku kembali memandang pria tadi, siapa kiranya dia apakah aku kenal?
"Maryam kemarilah" panggilnya sekali lagi kemudian aku menghampirinya.
"Davin"
"Iya, kau masih ingat aku?"
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku
"Duduklah diluar hujannya masih deras, kau tak mungkin pulang. Mau pesan apa?
"Capucino"
Setelah memesan aku mengeluarkan ponselku. Terdapat beberapa pesan dari bang amir.
Bang Amir
Hujannya deras neduh dulu dek
Me
Iya bang, ini aku dikedai one more tempat biasanya
Bang Amir
Oke, nanti kalo hujannya sampe malem abang jemput
Me
Siap bang
...........
Setelah menjawab pesan bang amir aku membuka notif lain, beberapa pelanggan memesan bunga melalui online. Aku dengan senang hati menjawab semua pesan-pesan itu.
Sambungan telefon 08554673xxxx
"Halooo, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, mbk maryam?"
"Iya saya sendiri"
"Saya pesan 200 bucket mawar merah ukuran sedang ya mbk"
"Baik kak, kkak silahkan melihat prosedur pembayaran dan kami akan mengirim pesanan kkak. Terimakasih"
"Baik mbk"
Aku bersyukur sekali pesana bunga setiap hari bertambah banyak. Betapa ayah akan senang jika melihat toko bunga impiannya begitu laku dipasaran dan begitu diminati. Memang toko bunga itu adalah impian ayah dan aku sangat bangga dapat mewujudkannya.
"Pesanan datang"
"Oh iya, terimakasih"
"Kau tak sedang melamunkan?"
"Tidak"
"Kau pelit sekali maryam" ucap pria itu membuatku mengerutkan kening
"Apa bungaku terlalu mahal?"
Sepontan akubmengira yang dimaksud davin adalah harga dari bunga yang dia pesan. Bukan menjawab davin malah tertawa dengan kencangnya sontak semua pasan mata melihat kearhnya dan aku menutupi mukaku dengan buku menu.
"Maaf tertawaku terlalu mempesona sampai semua orang melihatnya"
Seketika aku melongo dengan ucapan pria ini. Ya Allah mengapa kau ciptakan mahluk dengan timggkat percaya diri begitu tinggi.
"Kau pelit maryam"
Lagi-lagi aku dikejutkan dengan tingkah pria ini. Setelah tertawa dan menklaim dia mempesona sekarang eksprsi wajahnya begitu datar.
"Kau hanya bilang pelit tanpa memberi tahuku dimana letak kepelit.an ku"
Aku begitu sebal lalu melempar buku menu kearahnya.
"Kau pelit dalam...." pria ini malah menggantungkan kata-katanya.
"Berbicara"
Aku bernafas lega begitu kata-kata terahir diucapkan. Yang benar saja dia memprotes kepelitanku dibicara
"Sejak awal bertemu tak lebih dari tiga ucapanmu yang panjang. Selebihnya kau hanya menjawab singkat"
"Yang benar saja, apa kau menghitung setiap yang aku ucapkan?"
"Ya meskipun kau pelit, tapi aku suka" ucap pria itu beranjak berdiri.
Aku diam 'apa selama ini aku juga pelit bicara kepada semua orang' ucap batinku.
"Malah diam, buruan habiskan capucinomu hujan sudah reda diluar"
Oh ya hunan memang sudah reda. Pengunjung kedaipun sudah berlalu lalang pergi. Aku meminum pesananku dan bergegas membayar.
"Sudah ku bayar nona, sampai bertemu besok"
Pria itu dengan santaynya berjalan keluar toko dan memasuki mobil yang kemudian pergi begitu saja. Tunggu apakah dia tadi bilang suka.
Tak terasa senyumku mengembang begitu saja. Apa aku suka diperlakukan seperti itu. Oh tidak Maryam kau tak boleh seperti ini. Ingat janji yang sudah kau ucapkan.
"Astagfirullah maryam ingat dosa" tanpa kusadari aku berucap begitu keras sehingga beberapa pengunjung toko memandangku.
Aku langsung menutupi kedua mulutku dan berjalan begitu cepay keluar toko. Itu lah akibatnya jika kau melamunkan yang tidak-tidak. Setelah membuang fikiran itu jauh-jauh aku bergegas melajukan motorku menuju rumah.
Setiap kegagalan tak mungkin berlalu begitu saja. Carilah hikmah apa yang kau dapatkan didalamnya dan terus lah mencoba.Tetap ikuti ceritanya dan jangan lupa beri suara.
Terimakasih😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahar Seribu Tulip
Teen FictionTak selamanya jodoh yang menjemput kita terlebih dahulu. Adakalanya maut tengah menanti disatu waktu tanpa kita ketahui. Rencana manusia memang begitu indah namun rencana Allah yang berkuasa diatasnya 🌷🌷 #Ly_daniaa