Tak selamanya jodoh yang menjemput kita terlebih dahulu. Adakalanya maut tengah menanti disatu waktu tanpa kita ketahui. Rencana manusia memang begitu indah namun rencana Allah yang berkuasa diatasnya
🌷🌷
#Ly_daniaa
"Aku berbicara dan bercerita terlalu panjang" ucapnya sembari menggarur-garuk kepalanya.
"Ayo bukalah"
Aku kembali fokus pada kotak berwarna putih tadi. Aku membuka kotak itu dengan perlahan. Aku begitu terkejut dan merasa haru dengan isi kotak itu.
.........
"Aku tidak percaya ini" ucapku sembari menyeka air mataku yang tiba tiba menetes.
"Bagai mana? Kamu suka nona?"
"Tentu saja, tulip putih" ucapku masih tidak percaya
Aku terus menerus memandangi bunga itu dengan penuh senyuman. Ayah memberikan tulip putih sebagai tanda cintanya kepadaku. Sebgai tanda kasih sayang dan ketulusan.
"Maaf aku terlalu bahagia. Setelah sekian lama ada yang memberikan bunga tulip padakau"
"Anggap saja sebagai tanda ketulusan terimakasihku padamu"
Aku tersenyum, kenapa davin orang yang baru aku kenal selalu memberikan senyum yang selama ini aku sembunyikan. Sore itu kami habiskan dengan berbincang tentang apapun yang sekiranya dapat membuat kita melupakan suatu permasalahan.
Sesekali aku masih memandangi bunga itu dengan penuh takjub dan beberapakali mengucapkan terimakasih pada davin
"Sekali lagi bilang terimakasih akan aku tenggelamkan bunga ini didanau"
"Iya maaf, terlalu bahagia" ucapku masih dengan senyuman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Davin mengantarku pulang setelah habis isya. Diapun berpamitan pulang tanpa mau mampir terlebih dahulu.
"Besok aku ambil pesananku lagi" katanya sembari kembali masuk mobil
"Siap" ucapku dengan mengacungkan jempol.
"Yaudah sana udah ditungguin kkakmu tuh"
Aku mengikuti arah tangan davin yang menunjuk seseorang ditengah pintu. Benar saja bang amir sudah disana sembari bersedekap tangan.
"Iya, sekali lagi terimakasih ya"
"Sama-sama. Aku pulang dulu ya Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah mobil davin hilang dipertigaan jalan aku memasuki halaman rumah dengan sedikit kikuk karena dilihati oleh bang amir. Saat sudah didepannya aku nyengir dan berlalu melewatinya dengan cepat.
Aku meletakan bunga pemberian davin diatas meja, aku mengeluarkan buku berwarna biru dan mencoretkan beberapa kata diatas lembaran kertasnya.
Mungkin aku tak pantas menerima setiap kebahagiaan dan pertolonganmu. Namun kau selalu hadirkan malaikat yang senantiasa menjagaku dengan sepenuh hatinya. Terimakasih tuhan.
.......
Melihat maryam turun dari mobil temannya , perasaan dihatiku bercampur aduk antara bahagia dan takut. Bahagia karena dia mulai memiliki teman selain stevia dan merasa takut jika dia nanti akan tersakiti oleh orang lain.
Aku berjalan dengan santay kearah kamar maryam. Pintu kamar berwarna putih itu tampak terbuka sedikit. Didalam terlibat maryam tengah tersenyum-senyum sembari memandangi tilip putih. Ternyata antara maryam dan almarhum ayah sama-sama menampilkan senyum terbaiknya didepan tulip putih.
"Dek"
panggilku saat maryam tak mengindahkan ketukan pintuku.
"Boleh abang masuk?"
Dia tampak tersadar dari senyumnya dan bergegas berdiri menghampiriku.
"Boleh"
"Keliatan seneng banget kamu, habis jalan sama siapa?"
"Tau gag bang, aku dapet hadiah bunga tulip putih"
Ucapnya penuh riang sembari mengangkat pot berukuran sedang itu dihadapanku. Aku mengambil alih dan meletakkannya dipangkuanku.
"Masih seneng aja sama bunga ini"
"Iya dong bang, katanya kita harus tetep bahagia saat menjalani hidup nah anggap aja tulip ini sumber kebahagiaanku"
"Bisa aja kamu dek, udah puas mandangi bunganya belom?"
"Lah emangnya kenapa bang?"
"Idah ditungguin umi dari tadi buat makan malam"
"Oh iya, astagfirullah maryam lupa"
Kamipun berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan dengan maryam yang sesekali menceritakan senangnya dia hari ini.
'Tetaplah tersenyum peri kecilku. Kamu terlalu lemah untuk menerima beban itu, namun kamu membuktikan disetiap cobaan yang kamu terima masih ada sisi positifnya sehingga membuatmu kuat hingga kini'
.......
Setelah makan malam selesai aku kembali kekamar dan meraih ponselku. Aku membuka beberapa peasan dari client dan spam chat dari stevia. Aku mengerutkan kening, memangnya kenapa sampai-sampai stevia membrondongiku dengan banyak pesan dan beberapa panggilan tak terjawab
Aku membuka tumpukan pesan dari stevia. Betapa terkagetnya aku, tubuhku langsung gemetar dan terasa lemas.
Stevia
58 pesan belum dibaca
Maryam
Yam, lo dihubungi davin gag?
Yam dafin dia kecelakaan
Yam angkat telfon gue
Plis
Buruan kerumasakait
Yam
Ayolah yam
Kasian davin
Pokoknya gue tunggu sekrang.
Dan masih banyak lagi pesan dari stevi. Aku buru-buru mengambil tas dan jilbab instan. Akuberlari kearah bawah sembari sedikit berteriak memanggil abangku. Sampai bawah aku melihat abangku tengah terburu-buru saat aku tanya ternyata adik kak fadil sedang terkena musibah, dan syukurnya kami sedang kearah tujuan yang sama.
"Bang lebih cepat bawa mobilnya"
"Iya sabar dek, ini abang juga udah cepet"
Sepanjang perjalanan aku terus berdoa sembari memejamkan mata. Aku benar benar tidak tau apa yang terjadi dengan davin samapai mengalami kecelakaan. Sesekali ingatan tentang tadi sore menyelinapa dalam fikiranku. Aku begitu cemas.
Tak berselng lama kami sampai diparkiran rumasakit. Aku buru-buri menelfon stevia mencari tau dimana ruangan davin dirawat. Bang amir masih mengikutiku, memastikan aku tetap dalam kondisi baik mengingat tarumakau waktu dulu dirumah sakit hampir mrenggut nyawaku. Setibanya aku ditempat yang stevia beritau aku kembali terkejut karena disana berdiri seorang laki-laki yang memandangku dengan terkejut puala.