"Loh dil, kok disini?"
Ucap bang amir pada sosok yang sedari tadi memandangi ku.
'Jangan-jangan davin itu adiknya kak fadil' aku mencoba menerka-nerka.
"Iya ini jagain adek ku"
"Kok bisa kebetulan samaan disini ya?"
Ucap bang amir dengan nada sedikit bingung.
"Namanya siapa?"
"Davin" jawab kak fadil dengan senyum kecil.
Aku membulatkan mata tat kala mendengar jawaban dari kak fadil.
"Nama temenmu dek?"
Aku hanya mengangguk anghukkan kepala saat bang amir menanyaiku.
"Ternyata dunia sempit ya. Hahah" ucap bang amir garing
Tiba-tiba suasan menjadi canggung diantara kita semua. Bang amir memilih duduk didekat kak fadil, terlihat abang menggaruk belakan kepalanya dengan ekspresi bingung. Kak fadil terdengar menghembuskan nafas gusar beberapa kali.
Aku memilih berjalan dikursi sebrang dengan stevia, dia memandangiku dengan raut muka iba. Karna stevia tau semua tentang kisah hidupku. Dari mulai aku berusaha membuka hati, menjadi wanita yang tidak cuek, dan berhasil terbiasa dengan kehadiran seorang laki-laki. Itu bukan perjuangan yang gampang bahkan sampai sekarang aku masih ragu kalau aku akan bisa
"Gue ngak tau yam kalo kak fadil itu kkaknya davin"
"Iya gag papa vi"
Memang setelah ucapan bang amir tempo lalu aku mulai mencoba ramah dengan semua orang tak terkecuali kak fadil. Karna memang sejak awal bang amir percaya jika kak fadil dapat menjagaku dan membahagiakanku. Aku hanya bingung harus bagai mana, disatu sisi aku ingin menghargai usaha bang amir yang sudah susah payah mencarikanku yang terbik.
Tapi disatusisi aku kurang begitu nyaman didekat kak fadil setelah beberapa kali kami bertemu dan makan bersama. Sedangkan saat aku berada didekat davin aku lebih merasa gembira dan senang. Namun bukan berarti aku suka dengan davin. Aku hanya mencoba apa yang dikatakan bang amir 'membuka hati' tapi entah mengapa aku masih ragu dan terpaku pada janji yang pernah kubuat dulu.
Tak berselang lama dokter keluar, setelah beberapa patah kata yang diucap dokter itu pergi dan tak berselang lama kak fadil mengikutinya. Aku hanya memandang langkah kaki itu menjauh perlahan-lahan.
"Ada apa?"
Tanyaku pada kak amir.
"Kurang tau, tunggu fadil datang"
Aku berbalik dan memilih meninggalkan area loby kamar rawat menuju mushola masjid. Aku terduduk entah apa yang aku lakukan tapi aku hanya ingin diam disana dan menenangkan diri.
.....
Aku terbangun dan melihat banyak kabut putih dan cahaya dibelakangku yang sangat terang. Aku setengah menyadari kondisi ini hingga air mata ku tak terasa ingin jatuh.
'Aku tak menginginkan ini lagi tolong'
Lirihku dengan menutup telinga dan memejamkan mata kuat-kuat. Namun perlahan angin hangat menghembus dan membekap tubuhku dengan lembut. Aku memberanikan diri untuk membuka mata dan melihat bayangan.
'Ayah?'
Lelaki paruh baya membalikkan badannya dan tersenyum dengan begitu indah. Air mata ku menitik dan senyumku tak dapat kubendung. Namun mata ku membulat tatkala kulihat
'Davin'
Aku mengucap nama itu dengan sangat lirih dan mulutku terbekap.
'Jangan nangis maryam'
Ucap davin dengan senyum yang tak kalah menenangkan.
'Tenang nak ayah percaya sama davin'
'Apa? Kenapa? Apa maksudnya? Kenapa ayah kenal davin?'
Belum sampai pertanyaanku terjawab sekelebat bayangan menghapus tubuh yang semula solid menjadi meremang dan hilang.
.......
"Maryam bangun"
Aku mengerjapkan mata dan berusaha bangun. Ternyata stevia disampingku dengan raut muka khawatir.
"Kenapa vi?"
"Semua orang khawatir kamu dicari dari tadi ngak ada dan ternyata tidur disini"
"Iya maaf, gimana davin?"
"Davin.. "
Jawaban menggantung dari stevia membuatku menjadi bingung. Maryam yang tak kuasa buru-buru lari keruangan dimana davin dirawat. Dengan cemas dia masuk, membuka knop pintu dengan perlahan. Didepan matanya dengan jelas maryam melihat tubuh davin didekap seorang wanita. Saat semua menyadari kedatangan maryam dan semua mata tertuju kepadanya, keheningan yang begitu sunyi memenuhi ruang bercat putih itu.
Dengan berat hati maryam menutup kembali pintu itu dan memilih duduk dikursi tunggu depan ruang kamar rumah sakit. Tertunduk dan tak tau lagi harus bagai mana.
Lanjut, ya, atau tidak. Hemm beri inspirasi dan sanggahan atau saran😁
🌷🌷🌷

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahar Seribu Tulip
Teen FictionTak selamanya jodoh yang menjemput kita terlebih dahulu. Adakalanya maut tengah menanti disatu waktu tanpa kita ketahui. Rencana manusia memang begitu indah namun rencana Allah yang berkuasa diatasnya 🌷🌷 #Ly_daniaa