Kembali pada Hinata dan Gaara
"Kenapa adik kecilmu itu seperti tidak suka denganku?" tanya Gaara tiba-tiba,
Tidak tahu harus menjawab apa, Hinata hanya bisa menggeleng kecil, "A..aku tidak tahu, mungkin saja.." belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya.
"Aku masih mengingat jelas apa yang dia katakan beberapa hari lalu, apa itu benar Hinata?" tanya Gaara lagi, membuat Hinata terpojok.
Apa yang harus dia katakan, membenarkan ucapannya atau berpura-pura tidak tahu?!
"I..itu.."
"Dia bilang kau adalah istrinya di masa depan nanti, apa kau pernah berjanji seperti itu padanya?"
"Eng.."
"Hinata."
Merasa semakin terpojok, dengan lemas Hinata menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan Gaara, pemuda merah yang melihat itu entah kenapa sedikit kecewa. "Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?"
Pandangan Hinata tidak berani menatap Gaara, gadis itu hanya menunduk kecil, "Aku hanya..tidak ingin..kau,"
"Marah?"
Ia mengangguk, "Lalu bagaimana perasaanmu sekarang? Apa kau masih menyukainya?" untuk yang kesekian kali, Hinata terkaget-kaget mendengar pertanyaan kekasihnya. Dia harus menjawab apa?!
Ingin ia menggeleng sekencang-kencangnya, tapi kenapa tubuhnya jadi kaku seperti ini?! Kenapa tubuhnya tidak mau mengikuti pikirannya, "Aku,"
"Itu kuanggap jawaban 'Iya'"
Hinata tersentak, gadis itu memandang wajah Gaara yang terlihat mengeras, barulah kali ia bisa menggerakkan tubuhnya, berusaha menggeleng kencang, "Ti..tidak, Gaara-kun, aku hanya bingung, tadi aku.." Ia merasa jadi orang terjahat di sini, kenapa tadi ia tidak menggeleng sekuat-kuatnya, atau perlu sampai kepalanya pusing sekali pun, tapi..
"Aku terima pernyataan perang adik kecilmu itu," ucap Gaara tiba-tiba.
"E..eh? A..apa maksudmu?"
"Kalau ia sangat menginginkanmu, aku tidak akan pernah membiarkannya, kau adalah kekasihku. Dan jika dia mengibarkan bendera perang padaku, akan aku terima." Lanjutnya, terbesit nada kesal di suaranya itu.
"Gaara-kun, aku.." belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya.
Alunan music lembut tadi perlahan-lahan mulai mengecil, dan akhirnya selesai, para pasangan termasuk dirinya pun berhenti berdansa. Pandangan mereka kini kembali tertuju pada pembawa acara tadi. Tapi kini pembawa acara itu tidak sendiri menaiki panggung, di belakangnya sekarang seorang wanita cantik berambut pirang yang Hinata ketahui adalah kepala sekolah Konoha Gakuen, Tsunade-sama.
"Baiklah, sepertinya pesta kali ini tidak akan berhenti begitu saja, karena di belakang saya sekarang ini. Kepala sekolah Konoha Gakuen akan memberikan sebuah kejutan bagi seluruh tamu undangan!" serunya, tak heran semua saling memandang satu sama lain. Merasa penasaran juga dengan kejutan, wanita berambut pirang itu.
Mic kini berganti ke tangan Tsunade, wanita itu berdeham pelan, sampai akhirnya.
"Selamat malam semuanya," ucapnya lembut. Diiringi jawaban semua tamu.
"Hari ini saya sangat berterima kasih pada semua hadirin yang mau datang ke pesta, baik itu para putra-putri dari pemilik perusahaan yang sangat saya sayangi, ataupun seluruh Sensei baru di Konoha Gakuen."
Semua tamu bertepuk tangan mendengarnya, Hinata yang tadi ingin mengatakan sesuatu pada Gaara, jadi mengurungkan niatnya begitu melihat wajah pemuda merah itu masih datar. Seperti tidak terjadi apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love Him
RomanceKembali Ke Konoha ternyata tidak seberuntung pikiran Hinata, bekerja di sebagai Guru di Konoha. Pertama bekerja disana, menangkap basah seorang murid bermata Saphire yang sedang membolos, dan harus kehilangan hal yang berharga baginya. Lengkap sudah...