Again and Again

682 48 2
                                        

Ruang Guru

"Hah" Hinata menghela napas panjang, tangannya kini memegang sebuah kertas yang tidak lain adalah jadwal mengajarnya hari ini. Setelah kejadian mengejutkan tadi pagi, entah kenapa Hinata reflek saja mengambil jadwalnya itu dan memeriksa apakah hari ini dia ada mengajar di kelas Naruto. Napas gadis indigo itu naik turun, Ia masih belum bisa mengatur detak jantungnya, ternyata hanya karena melihat senyum pemuda pirang tadi bisa membuatnya seperti ini.

Hebat sekali pengaruhnya?!

"Syukurlah" desah Hinata kembali.

"Apanya yang syukurlah, Hinata?" suara manis terdengar dari belakang Hinata, membuat gadis indigo itu tersentak kaget. Ia segera berbalik dan menatap orang di belakangnya itu,

"Shion-chan?!" pekiknya kaget.

Gadis yang di teriaki hanya bisa tersenyum kecil, "Tadi sepertinya kau terlihat lega sekali, ada apa?" tanya Shion To the Point.

Hinata yang mendengar pertanyaan tiba-tiba Shion sedikit panik, untung saja tadi dia tidak menggumamkan nama Naruto, kalau Shion mendengar hal itu pasti dia bisa salah paham. Matanya mulai melirik ke seluruh ruangan, mencari-cari jawaban yang tepat.

'Ayo Hinata berbohonglah satu kali saja!' batin Hinata.

"E..eto..tadi itu.."

"Ya?"

"Aku lega karena tidak mengajar di kelas Naruto.." jawab Hinata tanpa sadar.

"..." Shion langsung terdiam begitu mendengar kata Naruto keluar dari bibir temannya tadi. Ia menatap lekat pada Hinata.

Dan untuk Hinatanya sendiri, "..."

Satu detik..

Dua detik..

Tiga detik..

"Eh?! I..itu..itu tadi aku salah bicara!" gadis indigo itu tersadar dari perkataanya tadi, gagal sudah rencananya berbohong.

"..." Shion masih terdiam.

"Sh..Shion-chan, kumohon jangan salah paham dulu! Tadi..itu aku salah bi.." penjelasan Hinata langsung terpotong ketika melihat wajah Shion yang kini tersenyum geli memandangnya. Ia jadi bingung sendiri.

"Hahaha! Aku mengerti kok maksudmu" ujar gadis pirang itu tiba-tiba, membuat Hinata makin bingung. Mengerti apa?

"A..ano..ka..kau tidak marah kan, Shion-chan?" tanyanya takut-takut,

Shion menggeleng pelan, "Tentu saja tidak, Kau pasti tidak tahan kan kalau bersama Naruto-kun. Anak itu memang suka menjahili Sensei-Sensei baru seperti kita" ucap gadis itu kembali.

Hinata yang mendengar perkataan temannya itu dalam hati merasa lega, sepertinya Shion tidak mencurigainya. Gadis indigo itu mengangguk setuju dengan perkataan gadis piang di depannya ini.

"I..iya, memangnya Naruto pernah menjahilimu seperti apa, Shion-chan?" tanyanya.

Lagi-lagi Shion tersenyum kecil, "Hummph, Kau pasti tidak tahu ya kalau dulu aku itu memakai kacamata" ujarnya.

Hinata terbengong-bengong mendengar pernyataan Shion, Ia menggeleng pelan, "Memangnya dulu Shion-chan memakai kacamata?" tanyanya lagi.

Shion mengangguk dan tersenyum senang, "Iya, sebelum aku bekerja di sekolah ini. Sebenarnya dulu aku memakai kacamata, tapi suatu hari ketika aku bersiap-siap masuk ke tempat ini..."

flashback on :

"Wua! Aku tidak boleh terlambat di hari pertamaku bekerja!" Shion berlari kecil menuju gerbang sekolah yang tinggal beberapa meter lagi di depannya, dan karena berlari seperti itu ia sampai repot-repot membenarkan kacamatanya yang hampir jatuh dari wajahnya.

Can I Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang