[ Update sesuai mood]
Ayla memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke Bandung bersama dengan kedua orang tuanya sejak kematian sahabat dekatnya yang membuat ia benar-benar terpuruk. Namun 3 tahun kemudian mereka memutuskan untuk pindah ke Jakarta kem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ternyata, cowok dingin seperti dia itu mempunyai hati yang besar."
****
Ayla membuka pintu kamarnya, gadis itu melepaskan tas ransel dari punggungnya dan men-charger ponselnya yang tak bernyawa lagi itu, kemudian merebahkan tubuhnya dikasur. Menikmati angin malam yang masuk lewat cela-cela jendela, seraya menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa lampu hias bintang-bintang.
Ia menghela napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan membuang semua beban-beban dan pikiran yang membuat nya lelah. Hari ini adalah hari yang panjang, hari yang cukup berkesan bagi Ayla. Dimana ia mendapatkan teman-teman baru yang sangat baik kepadanya.
Ayla memejamkam matanya, tiba-tiba ia teringat akan kejadian di kantin saat ia bertemu dengan Jessie teman SMP nya itu.
Ayla beranjak dari tempat tidurnya, ia membuka laci meja belajar mengeluarkan sebuah buku berwarna merah maroon bermotif bunga. Membuka satu demi satu lembar kertas buku tersebut, sampai ia berhenti ditengah-tengah buku yang terdapat foto dua gadis kecil yang sedang meniup lilin berbentuk angka 10.
Kedua gadis kecil tersebut adalah ia dan Dinda yang sedang merayakan ulang tahun mereka yang bersamaan. Dinda sahabat karibnya sejak kecil. Hampir setiap hari menghabiskan waktu berdua, bermain, bercanda, bercerita. Hal yang paling Ayla ingat adalah saat Dinda mengajarkannya bersepeda, dan sering kali jatuh hingga membuat lututnya terluka. Mengingat itu, Ayla tersenyum seraya tertawa kecil.
Namun raut wajahnya seketika berubah saat ia mengingat kejadian yang membuat sahabatnya itu meninggal dunia. Air matanya tiba-tiba menetes dan mengalir ke sela-sela pipinya.
Drttt... Drttt...
Tiba-tiba suara notifikasi dari ponsel Ayla berbunyi. Ia menghapus air matanya dan langsung meraih ponsel yang berada di atas meja nya itu.
Ternyata itu dari grup Whats-App. Ayla membuka grup tersebut yang ternyata sudah banyak sekali pesan masuk.
