8. DAY 1 SURVIVE

112 71 7
                                    

"kita harus membuat api unggun. Kita bisa tidur didekat itu agar terhindar dari hewan yang mungkin saja mengganggu." Jawab Mark langsung

"baiklah mari kita lakukan bersama" kini Jaehyun merangkulkan kedua tangan dibahuku dan juga Mark. Ia berada diantara kami.

🍁


MARK POV'

Benar yang dikatakan Jae Hyung, aku seharusnya tak perlu menyesali ini. walaupun melihat mereka sedekat itu membuatku menyesali akan suatu hal. Tapi tak apa, aku yakin masih ada banyak waktu yang bisa kulakukan untuk mendapatkan hatinya.

Aku belum yakin akan perasaanku. Aku masih muda dan belum pernah merasakan cinta. Apa yang kurasakan saat ini aku tak tau. Hanya saja seperti candu yang tak ingin tertinggalkan dan terus berusaha bersama.

Apa yang kupikirkan? Apa aku memusingkan perasaanku? Sejak kapan aku seperti ini? hahaha lucu sekali. Aku baru saja mengenalnya sehari dan perasaan itu muncul. Seharusnya aku lebih berhati-hati, mengingat ini yang pertama kalinya.

Kini aku terduduk memandang penampakan indah didepanku. Bukankah ini yang selalu ku inginkan. Memiliki waktu istirahat dan pemandangan alam yang menakjubkan. Ditambah lagi kini rasanya pulau ini milik kita pribadi.

Tak lama memandang, aku mendengar suara mereka kembali..

"Mark-ah kami mendapatkannya" ucap wanita itu sembari tersenyum berlari kecil menghampiriku. Tak lupa dengan Jae Hyung disampingnya yang membawa beberapa dahan kayu.

"ah iya, apa kau sudah menemukan mantelmu?" Tanyaku pada Trisha yang memang pada awalnya ingin mengambil mantelnya yang sempat tertinggal di pantai tempat kami singgah sebelumnya.

"sudah,aku menemaninya tadi, aku juga sudah mendapatkan dahan kayu untuk api unggun." Kata Jae Hyun yang menjawab pertanyaanku.

" Kata Jae Hyun yang menjawab pertanyaanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami menyiapkan api unggun. Bukanlah hal yang mudah. Mungkin kami sudah menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk itu. Menciptakan api sangatlah susah, beberapa batu telah kami pakai untuk membuatnya tapi semua itu tak semudah kelihatannya.

Menariknya, api itu berhasil diciptakan oleh tangan Trisha, satu satunya wanita disini. sungguh memalukan. Hahaha. Yang penting sekarang kita bisa merasa lebih hangat dan juga aman, mengingat hari yang tampak mulai sore.

"apa kalian tidak lapar?" tanyaku yang spertinya mengagetkan mereka.

"ah benar, dari kemarin kita belum makan." Jawab Trisha.

"mau mencari buah buah an didalam sana?" Tanya Jae hyung sambil menunjuk dalam Pulau.

"aku saja, kau sudah lelah mencari dahan tadi hyung." Jawabku pada Jae hyung.

"aku ikut Mark....." saut Trisha yang berulah seolah ingin aku membantunya berdiri, tentu Aku membantunya berdiri.

"ah baiklah aku akan menjaga apinya." Kata Jae Hyung sambil melambaikan tangannya pada kami.

GET LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang