All of the rumors
all of the fights
But we always find a way to make it out alive
Thought we were going strong
Thought we were holding on
Aren't we?
🍁
TRISHA POV'
Sejak malam penuh cerita kesedihan itu berlalu, kini kami serasa lebih dekat dan juga terbiasa akan suasana terpencil di pulau ini. entah itu bersama jae oppa maupun mark. Tak terasa kita sudah menghabiskan banyak hari disini
🍁
Kini kami sedang bermain. Kami memang menemukan cara kami sendiri untuk menghabiskan hari hari kami walaupun semuanya sama sama menikmati suasana alam di pulau terpencil ini.
🍁Jae oppa sedang bergulat dengan segala macam ranting dan juga pisau yang ia katakan untuk menangkap ikan. Mark? Ia sedang asik disana dengan kaki yang sedikit terendam ombak yang terus menghampirinya. Pria itu selalu memberikan kesan seolah sangat mencintai alam, nyatanya ia yang paling sering mengeluh disini. sedangkan aku sendiri masih disini, jauh dari pantai dan terus saja berusaha memainkan pasir pantai selayaknya anak kecil sembari sesekali mengawasi mereka dari jauh.
Hari ini benar benar cerah, cuaca sangat sejuk walaupun ini adalah sebuah pantai dipulau terpencil. Pasir pasir yang aku mainkan sungguh membuatu lupa akan waktu, kukira ini sudah tengah hari. Kulihat Jae oppa yang sedang sangat berusaha mendapatkan keinginannya. Ia memang bersikukuh untuk mencoba mendapatkan ikan untuk makan, katanya ia mulai bosan dengan buah di pulau ini.
Sedangkan Mark sudah ada disampingku. Entah kenapa sejak dia datang dan ikut bermain pasir tak lupa dengan segala ulah untuk menghancurkan apa yang telah kubuat semakin membuatku berpikir bahwa ini adalah liburan musim panas.:)
"apa ia benar benar bisa mendapatkannya?" tanyaku pada Mark sembari melihat Jae oppa dari kejauhan.
"entahlah. Tekadnya sangat kuat. Lagipula itu salah satu untuk menikmati hari kan." Jawab Mark seraya terkekeh dikala melihat Jae oppa yang tampaknya sudah sangat kewalahan menghadap ombak disana.
"dia benar benar berpetualang hari ini." kataku yang merasa memang Jae oppa lah yang sangat mengerti cara menikmati hidup di alam seperti ini, walaupun perbedaan usia kami tidak jauh tapi perhatiannya selalu saja membuatku nyaman akan segala situasi asalkan ada dirinya.
"kenapa kau tak ikut?"
"aku sudah bilang.., aku tidak bisa berenang. Kau sendiri kenapa tak membantunya?"
"pisaunya hanya satu bodoh."
"hei berhenti memanggilku bodoh!" amukku yang sudah tak tahan akan segala perlakuan mark yang semakin lama semakin menjengkelkan jika bersamaku
"kau memang bodoh shashaa. Shasha pabo-yaa" gusarnya sambil memporakporandakan rambutku.
"heii!" Gertakku sembari mengangkat tangan seolah ingin memukul kepala kerasnya itu
🍁
"Wah kau sungguh mendapatkannya hyungg?!"
"wahh kau hebat sekali oppa"
"apa ku bilang. Aku bisa."
AUTHOR POV'
Sore itu mereka yang mulai membuat sebuah api unggun dan beristirahat di sebuah pulau terpencil tak pernah menyadari akan seseorang yang mengkhawatirkan mereka. Dikala mereka berusaha senyaman mungkin untuk bertahan hidup, jauh disana seseorang berusaha mati mati an untuk meyakinkan dirinya bahwa semua yang terjadi hanyalah sebuah masalah kecil.
Lukas. Lelaki itu masih bergelut akan dunianya. Mencari tak kenal lelah saudara yang sudah seperti segalanya. Makan tidur tak pernah ia hiraukan. Segala cara terus ia tanggung untuk menemukan adik kecilnya bagaimana pun kondisinya. Ia memang sudah lelah. Harapannya akan pertemuannya dengan shasha hampir sirna dan hilang. Ia tau bahwa segala hal bisa saja terjadi.
Kedatangannya pada temu pers penerbangan itu membuat hatinya semakin tersayat habis seolah tak mengijinkannya untuk terus berharap. Genggaman tangannya yang semakin erat mengisyaratkan betapa marahnya ia akan kondisi buruk yang telah Tuhan berikan.
Perjalanan pulangnya dari temu pers itu terasa sangat jauh. Ia sudah mula menggila rasanya. Mobil sport hitam yang kini dikemudikan temannya itu terasa sangat lambat dan menjengkelkan. Kini hal kecil bisa membuatnya sangat frustasi. Apapun itu.
"gausa gila gitu lah. Gw tau shasha pasti masih hidup."
"gw juga pinginnya gitu. Tapi tadi lo denger sen-"
"mereka cuma memutuskan, bukan berarti kita berhenti nyari kan""lagian kita juga jadi tau titik hilang pesawat dan lagi kita juga tau kalo kemungkinan besar mereka sudah berusaha menyelamatkan diri." Ucap winwin meyakinkan
"sha sha gabisa renangg winnn! Mana mungkin dia-" kata katanya terhenti akibat emosi yang ia rasa sudah lebih dari dosisnya. Jika begini yang ia bisa lakukan hanya diam.
"mending gw ikhlasin aja" sambung Lukas dikala deru nafas emosi nya mulai mereda. Ia berhasil menciptakan aura kepedihan yang berarti di mobil itu.
"Sha sha nungguin lo, jadi jangan mikir buat berhenti. "
🍁
And you'll be left in the dust
Unless I stuck by ya
You're the sunflower
I think your love would be too much🍁
End part 16
Stay tune.
Vote comment and Share juseyo :)
KAMU SEDANG MEMBACA
GET LOST
Fanfictionmenjalin hubungan spesial dengan seseorang yang tak pernah dibayangkan akibat suatu kecelakaan pesawat. Dirinya harus berdiam dengan idolanya pada pulau terpencil dan mengharuskan segala yang ia miliki sebelumnya merasakan kehilangan dan merindukkan...