14. THE TRUTH

98 61 4
                                    

TRISHA POV'

"ini semua berawal dari umurku yang masih 10 tahun. Kedua orangtuaku berpisah dengan cara yang tidak baik. Kekerasan selalu mereka tontonkan untuk anak anaknya sebelum pada akhirnya benar benar berpisah.

Kakakku selalu menjadi rundungan ayahku yang selalu menuduh bahwa Lukas kakakku bukanlah anaknya. Ibuku yang pada akhirnya meninggalkan kami juga tidak pernah member kasih sayang. Dia yang selalu pergi bekerja sepanjang waktu, dan menghabiskan waktu luangnya dengan berlibur bersama teman temannya tak pernah menghiraukan kami. Sampai sampai disaat mereka berpisah pun ia masih saja menyarankan ayahku untuk membuang kami berdua ke-"

"cukup, maafkan aku."

"tak apa, anggap saja aku meluapkan isi hatiku hmmm?" kataku yang disambut angggukan jae oppa yang tampak merasa bersalah untuk memaksaku bercerita. Ia membawaku pada dekapannya seolah dia tau air mata ini akan tumpah. Aku masih berusaha melanjutkan critaku.

"Saat itu aku yang ketakutan melihat kondisi keluargaku mengira bahwa aku dan kakakku akan berpisah. Mengingat ayahku yang terlihat seolah tak menginginkan kakakku. Aku sangat rapuh dan cengeng pada saat itu. aku sangat takut sampai aku sendiri lupa bahwa kakakku lah pasti yang lebih sedih."

"aku tau bahwa ia sangat ingin pergi dan berlari sejauh mungkin dari keadaan itu, tapi ia malah datang dan mengkhawatirkanku. Menguatkanku dan meyakinkan bahwa ayah adalah orang yang baik agar aku tetap percaya dan tak membencinya. Tapi usahanya siasia, yang ada aku semakin takut jika harus tinggal bersama orang tua yang berhati jahat itu."

"Pada akhirnya aku dan kakakku melarikan diri. Kakakku yang seharusnya melanjutkan pendidikannya diuniversitas harus terhenti sejenak karena harus bekerja dan menyekolahkanku. Ia juga yang bertanggung jawab atas apa yang kami makan setiap hari. Semua terjadi begitu saja. Kenangan buruk yang kurasakan perlahan ia tutup dengan kenangan manis bersama. Kami berjuang bersama. Walaupun kekurangan tapi serasa lebih baik karena kita selalu bersama dan saling menguatkan. Berbanding terbalik disaat kami bersama orang tua kami. Semua terpenuhi tapi serasa kesepian."

"ia berhasil dalam pekerjaannya dan kini ia memiliki perusahaan yang ia dirikan sendiri. Semua tahap itu kami nikmati dan rasakan bersama. Mengingat masa itu ia sangat mandiri dan bekerja keras, sangat berbeda dengan dirinya yang sekarang yang tampak seperti ceo sombong yang banyak gaya. Brandal itu benar benar-" air mataku terjatuh saat mengingat kak Lukas. Senyum juga pasti tampak diwajahku yang sangat bangga padanya mengingat dimasa sulit itu.

Aku masih ada didekapan jaehyun oppa. Ia terus mengusap puncak kepalaku dengan satu tangannya. Ia tau jika ceritaku belum selesai.

"suatu ketika, kami bertemu dengan kedua orang tua kami. Mereka tampak tidak merasa bersalah sama sekali. Mereka melihat kami seolah melihat apakah kami benar benar bisa berhasil melewati masa susah itu sendirian. Nyatanya kami bisa, dan lagi lagi kakakku menjadi rundungan ayahku lagi."

"Ia terus terusan menyalahkan Lukas atas pelarian kami berdua saat itu. ayahku memang tampak mencintaiku tapi tidak dengan kakakku. Itulah sala satu hal yang menjadi alasanku membencinya. Ia selalu berprilaku kasar pada Lukas. "

"ayahku terus terusan mengganggu kami agar aku bisa kembali pulang kerumah dan meninggalkan Lukas. Usahanya selalu saja membuat Lukas hampir celaka. Kelihatannya memang jika kita melarikan diri saat itu adalah pilihan yang tepat."

"pada akhirnya aku pergi kekorea untuk bekerja dan meninggalkan orang jahat itu, walaupun pada akhirnya aku juga meninggalkan Lukas. Kurasa ini cara terbaik untukku dan Lukas juga. Kak Lukas pergi dan pindah tempat tinggal untuk menjauhkan dirinya dari ayah sedangkan aku meninggalkan mereka smua."

Aku sempat melihat jaehyun dan tampaknya memang ia pendengar yang baik. Ia masih saja mengusap kepalaku pelan. Membuatku hanyut dalam rasa nyaman dan aman yang ia ciptakan

GET LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang