13. TRUTH OR DARE

84 63 4
                                    

Hari ini tak banyak yang bisa kami lakukan. Hanya sedikit berbenah dan mengitari pulau ini karena harus pergi ke sisi pantai lain pulau ini. ya walaupun yang kulakukan tidaklah membantu mereka tapi dengan melewati hutan penuh semak dan jalan yang tak rata itu cukup melelahkan.

🍁

TRISHA POV'

Saat ini kami sudah sampai di sisi pantai yang lain. Pantai yang indah dan kami jadikan tempat untuk menetap. Entah berapa lama.

Baru saja mereka disibukkan dengan dedaunan kering, kali ini mereka harus melakukan sesuatu dengan kayu dan dahan dahan kecil yang sempat mereka bawa saat melewati dalam pulau tadi.

Aku awalnya mengira jika itu akan digunakan untuk api unggun nanti malam, tapi ternyata aku salah. Mereka bermaksud untuk membuat tempat berlindung sehingga disaat cuaca tak baik kita bisa berteduh dan lebih aman.

Aku disini juga ikut membantu. Dahan pohon yang awalnya terasa sangat ringan menjadi beban berat dikala kusadari sudah banyak yang aku pungut. Mereka juga sama.

Kami mengumpulkan dahan itu dan mereka para lelaki langsung saja membuat sesuatu yang tampaknya sudah mereka rencanakan sebelumnya. Tak ada aba-aba seolah olah mereka sudah membincangkan hal ini.

Lagi lagi aku hanya menonton mereka bekerja. Sekali kali aku masih membantu mereka mengambilkan dahan kayu sedangkan mereka yang sibuk mengaitkannya satu sama lain untuk berdiri dan tegak.

Mungkin inilah mengapa pramuka sangat penting. Untung saja aku terdampar bersama mereka bukan Lukas kakakku. Jika saja dia yang disini bersamaku pasti umurku tidak akan panjang. Walaupun dia bekerja keras tapi sifat dan kebiasaannya yang terus bermain main selalu akan menyulitkan.

"apa kau bisa mengambilkanku dahan lagi?" Tanya jae oppa yang pasti meminta bantuan padaku. Kulihat tangannya yang masih sibuk menata dan menopang beberapa dahan untuk tetap kuat berdiri sedangkan Mark yang mengikat dan mengaitkannya.

"ah iya oppa akan kuambilkan." Jawabku yang bersedia

Aku membawakan dahan sesuai yang jae oppa minta. Aku mengangkatnya dan segera memberikannya.

"ini oppa" kataku sambil menyodorkan dahan itu

"ah iya." Jawabnya yang tanpa melihatku namun berusaha meraih dahan yang kuberikan.

Jae oppa mengambil dahan itu dan grepp

"akkhhhh"

"ah oppa tanganmu!" kataku disaat melihat tangannya yang kin berlumuran darahh akibat tertusuk dahan yang tampaknya memiliki sisi runcing pada bagiannya

"ahh tak apa." Jawabnya sembari meringis menahan sakit

"apanya yang tak apa. Ini berdarah. Kemarikan!" seruku yang tampaknya terlalu berlebihan

Ia memberikan tangannya dan berusaha melepaskan ranting yang tertancap itu. Aku membantunya melepaskan ranting itu perlahan. Aku mengambil pisau yang tadi Mark pegang dan menyobek sedikit kain lengan panjangku. Aku melilitkan kain itu pada tangannya yang terluka dan menutupnya. Aku hanya berusaha untuk tidak membuatnya terus mengeluarkan darah.

"makasih sha" jawabnya tersenyum seolah sudah lupa akan tangannya

"lain kali berhati hatilah."

"maaf..." kali ini dia memautkan bibirnya. Lucu sekali

Kami sudah selesai membuat itu. tak terlalu bagus tapi sangat cocok dengan keadaan disini. benar benar serasa camping. Tempat itu cukup untuk kami bertiga tidur. Kita bisa membuat api unggun didekatnya disaat malam dan bisa tidur disana disaat siang agar tidak terlalu kepanasan. Dibawah situ diberikan anyaman daun kelapa yang sudah mereka buat untuk alas.

GET LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang