1

162 14 0
                                    


Happy reading!!!

newyork - 08;00

Waktu telah menunjukan pukul 8 pagi dan kini ia telah bersiap untuk pulang ke tempat kelahiran nya, indonesia. Sudah cukup untuk ia berlibur sementara di negri ini menenangkan segala pikiran yang membuatnya resah.

Zea menyeret kopernya keluar dari apartemen miliknya. Sesampainya dibawah ia disambut oleh sahabatnya Alexa diandra, ia adalah satu satunya sahabat zea selama ia bersekolah di newyork.

"lo beneran mau ke indonesia?" tanya alexa lesu. Ia akan merasa sangat kehilangan jika zea harus pindah ke indonesia.

Zea menoleh ke arah alexa lalu memeluknya erat. "gue harus pulang al, lo jaga diri baik baik disini. Jangan nakal selagi gaada gue" zea memang sudah seperti kakak bagi alexa karena sikapnya yang dewasa walaupun sebenarnya umur mereka sama.

"lo hati hati dijalan" ujar alexa sambil memeluk zea tak kalah erat.

Zea melepaskan pelukannya dan menatap sahabatnya seraya tersenyum. "iya al"

"nanti gue ke Indonesia deh" kekehnya.

"oke gue tunggu al" zea berjalan meninggalkan sahabatnya sambil melambaikan tangannya.

Bandara soekarno hatta, jakarta.

Setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang akhirnya ia tiba di tanah kelahirannya. Ia menghela nafasnya berat, sudah 2 tahun lamanya ia meninggalkan indonesia. Dan sekarang ia kembali. Hanya satu yang ia takuti saat pulang, yaitu keluarganya.

"zeaaaa omaygatt gue kangen banget sama lo" ujar seorang gadis cantik yang tib tiba memeluknya erat. "lama banget si lo disana, gatau apa gue kesepian gaada lo disini" lanjutnya.

Zea terkekeh sambil melepaskan pelukannya dan melihat sahabatnya yang mencebikan bibirnya kesal, "ya kan gue udah disini sekarang"

"iyaaa deh iyaaa, mana sini koper lo gue bantuin bawa" ucap tiara sambil menarik salahsatu koper yang dipengang zea, ya dia Tiara saphira teman sakaligus sahabatnya selama ini selain alexa tentunya.

Tiara membukakan bagasi mobilnya dan memasukan koper koper zea kedalamnya. Setelah memasukan semua barangnya, keduanya memasuki mobil milik tiara dan pergi meninggalkan bandara.

"em.. Ze lo em.. Mau pulang kemana" tanya tira ragu. Tiara memang sudah mengetahui segala masalah yang dihadapi sahabatnya ini.

Zea yang awalnya memejamkan matanya melirik ke arah tiara yang sedang mengemudi. "rumah aja" singkatnya.

"serius lo? Emang ga bakalan kenapa napa ya? "

"ya.. Emang kenapa? Itu rumah gue juga kan? Masa gue ga pulang kerumah. Yang ada ntar gue dimarahin abis abisan" jawabnya santai sambil melirik ke luar jendela

"tapi kan.. Emang mereka tau lo pulang ke indonesia? "

Zea terkekeh mendengar pertanyaan sahabatnya itu. "mereka yang nyuruh gue balik ke indonesia, gue juga gatau kenapa mereka nyuruh gue balik, mungkin mereka kangen gue? " kekehnya. Padahal batinnya berkata mana mungkin mereka kangen sama gue, secara dia mata mereka gue ga lebih dari sekedar sampah. .

Zea tersenyum miris dengan kehidupannya yang begitu banyak teka teki. Padahal dia hanya ingin hidup normal, bagaimana remaja seusianya yang menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman temannya sahabatnya juga keluarganya. Tapi kini ia hanya bisa ber angan untuk memiliki harapan seperti itu.

Tiara hanya diam tak menjawab lagi. Ia tau dalam hati sahabatnya itu pasti menyimpan kesedihan , tiara tidak mau ini terjadi kepada sahabatnya, tapi ini sudah takdir lalu apa yang bisa ia lakukan? Untuk saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah menemani sahabatnya itu dikala ia sedih rapuh dan bahagia.

ZEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang