Mohon maaf typo bertebaran dimana mana 🙏
Happy Reading!!! ♥
arvin masuk ke dalam rumahnya dengan bahu merosot. Dewi yang melihat anaknya tak begitu bersemangat segera memanggil arvin. "vin"
Arvin yang merasa terpanggil mengalihkan tatapannya, ia melihat bunda dan ayahnya yang sedang duduk dengan cepat ia menghampiri kedua orang tuanya dan duduk di sebelah dewi dan memeluk bundanya itu erat.
Dewi yang melihat keanehan pada putranya itu membalas pelukan arvin dan melepaskannya perlahan. "kamu kenapa sayang? " tanya dewi.
Arvin menidurkan kepalanya di paha bundanya itu. "gapapa bun" ujarnya seraya memejamkan matanya dan memeluk perut sang ibu, menenggelamkan wajahnya disana. Dewi dan renan seketika bertatapan.
Dewi mengelus rambut arvin sayang. "cerita sama bunda vin. Mungkin bunda bisa bantu" ucap bindanya lembut.
"salah ga sih bun arvin sayang sama zea? " tanyanya membuat dahi bunda dan ayahnya mengerut.
"kenapa salah? Ga ada yang salah vin"
"tapi arvin rasa kayanya zea ga sayang arvin bun"
"loh kamu tau dari mana zea ga sayang sama kamu? " tanya bundanya lagi.
"dia jalan sama kevan"
Dewi dan renan bertatapan lalu terkekeh melihat anaknya yang mungkin dalam mode cemburu.
"apa dengan jalan dia suka sama kevan? Kan belum tentu"
"tapi arvin mergokin mereka bun"
"apa zea mencoba menjelaskannya sama kamu?" tanya renan yang sedari tadi hanya diam.
Arvin menganggukan kepalanya membenarkan. "tadi emang zea berusaha jelasin ke arvin, tapi hati arvin masih sakit bun, yah. Jadi arvin tinggalin"
Renan tersenyum mendapati jawaban anaknya. "kalau dia berusaha ngejelasin berarti dia sayang sama kamu vin. Dia ga mau kamu salah paham" ucapan ayahnya itu membuat arvin terdiam.
"jangan mengambil keputusan sepijak vin, dengerin penjelasannya, jangan sampai kamu menyesal nantinya" lanjut ayahnya.
Arvin bangun dari tidurnya "arvin butuh waktu bun, yah. Arvin ke kamar dulu" pamitnya dan langung pergi meninggalkan kedua orang tuanya itu.
"jangan kelamaan mikirnya,keburu zea diambil orang ntar" ucapan ayahnya itu membuatnya kembali kesal. Ia tak terima Jika zea bersama orang lain selain dirinya, tapi ia juga butuh waktu untuk menenangkan dirinya, entah sampai kapan.
◌⑅●♡⋆♡#♡⋆♡●⑅◌
Zea menuruni angkot dan membayar nya dengan terburu buru, pasalnya ia sudah telat hari ini dikarenakan arvin yang tak lagi menjemputnya dan ibunya yang menyuruhnya menjemur baju terlebih dahulu, entahlah padahal mereka telah memiliki pembantu namun ibunya tetap saja selalu menyuruh nya.
Shit gue telat kan. batinnya gelisah karena ini pertama kali untuknya. Ia mengintip di sebuah warung kecil tepat di sebrang gerbang.
"ngapain lo ngintip ngintip" ujar seseorang membuat zea terlonjak kaget dan membalikan badannya melihat orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANA
Teen FictionSeorang gadis cantik yang membenci segalanya,ia benci dengan hidupnya. Ia merasa hidupnya tak adil baginya, tak ada yang pernah memihaknya sekalipun itu keluarganya sendiri. Ia tak mengerti kenapa keluarganya begitu membencinya, seingatnya ia tak p...