11

53 12 0
                                    

Happy Reading!!!

"ra ra dengerin gue dulu please" arkan berlari mengejar tiara yang sedang berjalan menuju kelasnya.

"apa sih kak? " tanya tiara jengah.

"ikut gue"

"mau kem–"

Belum sempat Tiara bertanya arkan menariknya Namun belum ada lima langkah mereka berjalan tiba tiba seseorang lebih dulu melepaskan cekalan arkan dan menarik tiara kesampingnya. "mau kemana lo? " tanya zea pada arkan sinis.

Arkan berbalik dan menatap zea lembut "gue pinjem sahabat lo dulu ya"

"gak"

"plis nanti gue balikin" ujarnya seraya menatap zea penuh harap.

"lo boleh bawa tiara. Tapi kalo sampe dia balik balik nangis" zea mengacungkan telunjuknya ke arah muka arkan. "gue gabakal pernah biarin lo deket sama sahabat gue lagi" ujarnya tajam. Entah hilanng kemana rasa sopan santunnya sebagai adik kelas, yang terpenting ia tak melihat tiara menangis lagi hanya karena seorang lelaki.

Arkan menatap zea semangat "oke kalo gitu gue janji gabakal bikin dia nangis" ujarnya mantap.

Tiara melirik zea takut takut yang dibalas anggukan dengannya. Tak berlama lama lagi arkan segera menarik tiara menuju taman belakang sekolah.

"pagi sayang" arvin tiba tiba datang dan merangkul zea erat, tak lupa dengan senyuman manisnya saat menatap zea.

Zea mebelalakan matanya saat melihat arvin yang memanggilnya sayang "apaan sih vin" ujarnya sambil menutup mukanya dengan kedua tangan mungilnya.

Arvin terkekeh geli melihatnya."tadi aja lo sangar sangar ke arkan" bukan arvin yang menimpali melainkan kevan yang sadari Tadi Memperhatikan dan berdiri di dekat mading.

"kevan?" pasalnya gadis itu terkejut mendapati kevan berada di sana "Sejak kapan lo disitu?"

"sejak lo dateng narik tiara" ujarnya enteng.

Zea melongo mendengarnya "ko–

"arkan abang gue ze, kebetulan tadi gue berangkat bareng dia" jelasnya.

Mata zea seketika melotot mendengar nya. "masa sih kev?" tanyanya masih tidak percaya.

Arvin mengacak rambutnya gemas. "iya sayang. Kevan adiknya arkan" ujarnya meyakinkan. Zea melotot tak percaya.

Kevan menatap dua orang dihadapannya dengan perasaan tak karuan akhirnya ia pun memilih untuk berjalan duluan diikuti arvin yang masih setia merangkul zea sesekali menjailinya.

Sedangkan di taman belakang sekolah arkan dan tiara duduk di sebuah kursi dengan arkan yang memiringkan badannya menghadap tiara. "ra gue minta maaf. Gue tau gue salah dan gue tau gue bodoh ra udah mutusin lo gitu aja tanpa sebab. Sebenernya bukan adanya cewe lain ra" arkan mengela nafasnya berat.

"gue cuma ngerasa ga pantes buat lo. Dan ga selalu ada di samping lo ra, tapi gue harap lo masih mau nerima cowo bodoh ini , gue masih sayang sama lo ra " lirihnya sambil menatap tiara yang masih diam.

"ra ngomong dong gu-" ucapan arkan terpotong begitu tiara dengan cepat memeluk lelaki di hadapannya.

"gue maafin kak. Dan tentu lo tau jawabannya kak kalo gue Juga  masih sayang sama lo Kak"

Arkan yang mendengar itu mengeratkan pelukannya "makasih ra, lo masih percaya sama gue. Gue janji bakal bersikap lebih dewasa lagi"

Tiara tersenyum dibalik punggung arkan "gue ga butuh janji kak gue butuhnya bukti"

ZEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang