Happy Reading!!!
Zea kini memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya. Pekarangan yang tak terlalu luas hanya cukup untuk 4 mobil saja. ayahnya bukanlah seorang pengusaha terkenal atau apapun. Ayahnya hanya bekerja sebagai sekretaris di perusahaan terbesar yaitu VD'company. Dan ia membeli mobil dengan menggunakan uang penghasilan nya sendiri. Ya.. Zea memang membuka sebuah cafe sendiri dan itu pun hasil dari uang jajan yang selama ini ia kumpulkan.
Ayahnya memang bisa membelikannya sebuah mobil. Tapi rasanya itu tidak mungkin ayahnya berikan. karena ia tau ayahnya tidak akan peduli kepadanya.
Zea keluar dari mobilnya dan memasuki rumahnya. Terlihat tyana yang sedang menonton bersama ibunya di ruang keluarga. Zea hanya terdiam dan kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti.
Lisa -ibunya yang menyadari kehadiran zea pun langsung memanggilnya.
"zea sini kamu" panggilnya sedikit membentak.
Zea hanya menghela nafasnya pasrah lalu menghampiri ibu dan adiknya.
"kenapa bu? " tanya nya sopan."bikinin ibu teh anget manis" ujarnya ketus.
"tya juga mau susu hangat" sambung tyana dengan enaknya.
Zea hanya mengangguk lalu berlalu menuju dapur untuk membuatkan teh dan susu.
"bu, kenapa kak zea harus tinggal disini sih" kesal tyana sambil menatap ibunya.
" ty, ada untung nya juga kan kalo dia di sini? Kamu bisa mengawasinya lebih dekat" ujar ibunya.
Tyana tersenyum miring " iya juga ya, gaakan tya biarin tuh si zea deket deket sama arvin".
Ibunya yang mendengar itu langsung tersenyum jahat menatap anaknya.
Saat Bi iyem akan pergi ke halaman belakang, ia tak sengaja melihat zea sedang berkutat di dapur langsung menghampiri nya.
"non biar bibi aja atuh yang bikin. Non nya ganti baju aja dulu" ujar bi iyem yang kasihan terhadap zea.
"gausah bi biar zea aja yang bikin itung itung zea belajar bi" ujarnya dengan senyuman.
Bi iyem hanya mengangguk dan membalas tersenyum dalam hatinya ia selalu berdoa agar zea bisa menemukan kebahagiaannya dan kebenaran nya suatu saat nanti.
"yaudah bi zea ke depan dulu ya anterin minuman dulu ke ibu sama tya" ujarnya.
"iya non hati hati"
"iya bi" jawabnya dengan sopan lalu berlalu meninggalkan bi iyem di dapur.
"ini bu teh sama susu nya" ucap zea sambil menaruh gelas susu dan tehnya di meja.
"hm" ucap ibunya ketus tanpa terima kasih.
Zea hanya menahan tangisannya dan berlalu pergi ke kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur. Gue ga boleh lemah, gue pasti bisa, gue harus bertahan demi mengungkap segalanya.
Zea bangkit dan menghadapkan dirinya di depan cermin. Ia tersenyum miring melihat dirinya yang begitu mengenaskan.
Ia mengganti bajunya menggunakan kaos hitam polos dibalut dengan jaket kulit, celana hitam panjang dan sepatu converse hitamnya. Ia kembali berjalan ke arah cermin dan mengikat rambutnya menjadi satu ke belakang.
"perfect" ujarnya sambil tersenyum lalu mengambil kunci motor dan mobilnya dan segera pergi dari rumahnya.
Ia berfikir sekalipun ia tidak pulang, tidak ada yang akan mencarinya.
08:00 PM
Zea memarkirkan mobilnya di parkiran cafe. Ia memasuki cafenya dengan santai. Sudah dua tahun lamanya ia tak mengunjungi cafenya secara langsung. Tak banyak yang berubah di cafenya hanya saja ada pegawai baru di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEANA
Teen FictionSeorang gadis cantik yang membenci segalanya,ia benci dengan hidupnya. Ia merasa hidupnya tak adil baginya, tak ada yang pernah memihaknya sekalipun itu keluarganya sendiri. Ia tak mengerti kenapa keluarganya begitu membencinya, seingatnya ia tak p...