14

37 11 0
                                    

Happy Reading!!!

Kevan menurunkan gavin dan duduk di kursi taman tersebut diikuti dengan zea di sebelahnya. Membiarkan dan gavin bermain di taman.

"awh" ringis zea seraya membuka sepatunya.

Kevan yang mendengar ringisan zea dengan cepat berjongkok di depan kaki zea dan melihat jempolnya yang mengeluarkan darah menembus kapas.

"pantesan sakit orang lo ga bener pake nya" omelnya seraya kembali membuka perbannya dan membenarkannya.

Gavin yang melihat kedatangan arvin langsung lari ke arahnya. "kak alpinnn" teriaknya seraya mengulurkan tangannya.

Arvin yang melihat itu dengan cepat menyambut gavin dan mengendongnya.

Gavin menatap mata arvin yang tajam dan penuh amarah. Akhirnya tangan mungil gavin menyentuh wajah arvin. "kak alpin kenapa? " tanyanya.

Arvin mengalihkan tatapannya ke arah gavin seraya tersenyum. "gapapa sayang. Loh kamu kesini sama siapa? " tanya arvin basa basi padahal dirinya sudah tahu jika gavin datang bersama zea dan kevan tapi arvin belum menemuka kedua orang tersebut.

"gapin kecini cama kak jea, cama kak kepan. Tapi katanya kak alpin lagi cibuk? Kenapa kak alpin bica dicini? " tanyanya membuat arvin menyerengit heran. Sibuk? Sejak kapan gue sibuk?. Batinnya.

Belum sempat arvin menjawab tiba tiba rian dan vino datang dengan nafas tersegal karena mengejar arvin. "gila lo vin, jalan lo cepet banget" ujar vino seraya menyeka keringat di dahinya.

"iya vin" ucap rian menimpali. Lalu tatapannya teralih melihat siapa yang ada di gendongan arvin. "siapa vin?" tanya rian sambil menunjuk ke arah gavin.

"halo kakak, nama aku gapin" ujar gavin memperkenalkan diri.

"gapin? " tanya rian.

"ih kakak" kesalnya. "bukan gapin tapi gaappvin" ujarnya memaksa.

Rian terkekeh melihatnya dan mengangguk "oh gavin? "

Gavin mengangguk semangat mengiyakan.

"gavin sayang, kamu sama kak rian dulu ya kakak mau ke sana dulu sebentar" ujar arvin lembut.

Tak banyak bertanya gavin mengangguk. Arvin yang melihat gavin mengangguk lalu tersenyum dan mengusap kepalanya sayang lalu diberikan kepada rian.

Rian menggerutu kesal melihat arvin yang sudah pergi meninggalkan nya. Anjir arviiinnnn.

Vino yang sedari tadi mengatur nafasnya kini melihat ke arah rian yang menggendong gavin. "yan cari minum yu, haus"

Rian mengangguk dan tatapannya beralih ke arah gavin. "gavin mau jajan?" tanyanya.

Gavin dengan semangat mengangguk mengiyakan.

Saat pandangannya kembali menyapu taman akhirnya ia mendapati kedua orang tersebut dengan kevan yang berjongkok di hadapan zea dan dengan cepat ia menghampirinya dengan tangan mengepal.

"oh jadi lo ga mau gue ajak jalan gara gara lo mau jalan sama kevan, iya? " sindirnya saat dirinya sudah di hadapan kevan dan zea.

Kevan yang sedari tadi mengobati kaki zea tersentak dengan cepat berdiri dan membalikan badannya menghadap arvin.

Sedangkan wajah zea tiba tiba memucat melihat arvin yang menatap dirinya dan kevan dengan tatapan tajam didepannya.

"vin lo ga–"

BUGHH

"kevan" teriak zea dan berjongkok melihat kevan yang tersungkur. Lalu tatapan nya menatap arvin.

ZEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang