Hari ini, ketika aku kembali masuk ke sekolah selepas sakit. Aku tidak menemukan Pia ditempat duduknya.
"Hei ketua, mana Pia ? Kok gak ada ?". Tanyaku setelah pelajaran kedua selesai.
"Mana ku tau. Kemarin aku sakit".
"Loh, kok samaan begini. Kemarin aku juga sakit".
"Masa ? Padahal kita gak ada janjian loh".
"Haha.. mungkin--".
"Mungkin kita jodoh". Sambung ketua kelas.
"what the- !".
Yaa kadang kalau bertanya sama ketua kelas gak ada gunanya. Malahan habisin waktu.
"Coba aku tanya ke teman sebangkunya aja". Gumamku.
"Kamu tau gak si Zafia kenapa kok gak masuk ?".
"Itu.. dia ada kena skorsing sama kepala sekolah". Jawabnya sambil membaca novel.
"Hah ! Kok bisa ? Dia ada salah apa emang ?".
"Yaa gimana yaa.. aku juga gak terlalu pasti sih, kemarin dia seharian diam tanpa ngomong apa-apa. Lalu, pas pelajaran PKN bu Farida gak ngajar karena ada rapat guru.
Anehnya, yang gantiin bu Farida ngajar kemarin Pak kepala sekolah. Terus tiba-tiba Bapak itu nyuruh kita lafalkan bunyi pancasila. Nah, awalnya yang disuruh maju itu anak yang paling di idolakan.. kami bilangnya kamu 'rizki', karena kamu gak masuk..
Diambil lah urutan nama absen dari bawah. Kena si Zafia.
Pas dia ngomong, suaranya kayak serak-serak basah gitu. Jadi gak jelas Zafia ngomong apa. Bapak jadi jengkel dan langsung nyuruh Zafia pulang, skorsing selama 5 hari"."Aduh.. Zafia itu hafalkan sebenarnya ?".
"Gak tau juga".
Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena nasi sudah menjadi bubur. Seandainya saja aku kemarin masuk sekolah.
Tapi, ada 1 yang bisa aku bantu. Membuat salinan materi untuk nanti pas dia kembali masuk.
"Hmm.. bosan banget".
"Ehm.. pasti karena Pia gak ada kan ?". Ceplos Adel yang bermain hp disebelahku.
"Eh Adel, misalnya nih.. kalau suaramu serak-serak basah gitu menurutmu gimana ?".
"Yaa.. ada beberapa cewek yang dari sananya memang begitu. Cuman kalau suaranya halus, atau cempreng kayak suaraku. Tandanya suaranya hampir habis".
"Suaranya si Zafia kan halus gitu yaa, enak didengar juga. Tapi kalau suaranya tiba-tiba ada serak basahnya gitu berarti mau habis".
"Bisa jadi".
Diakhir pelajaran dan melangsungkan pulang. Aku bertemu dengan kakak kelas yang waktu itu aku melihatnya mengobrol dengan Pia di gazebo.
"Permisi kak, boleh nanya sesuatu gak ? Soalnya.. kakak kelihatan akrab sama Zafia".
"Oh.. umm, silahkan". Kadang kala aku merasa kalau kakak kelas ini salah tingkah didekatku.
"Namanya kakak siapa ?, biar enak dipanggilnya".
"... panggil aja Delisa".
"Oke.. kak Delisa yaa, kak aku mau nanya nih. Kakak tau gak kalau si Zafia kena skorsing dari kepala sekolah ?".
"Iya udah.. malahan sudah terkenal nama dia sebagai anak bodoh gak hafal bunyi pancasila".
"Kok begitu sih ?. Kak Delisa tau kan kalau si Zafia itu sakit. Suaranya hampir habis".
"Enggak. Biasa aja orang Zafia loh kadang suaranya begitu".
"Jadi bukan karena sakit atau apa gitu ?".
"Iyalah.. mana mungkin juga dia sepintar itu".
"Kakak itu kenapa sih kok jelek-jelekin Zafia. Padahal aku sering lihat kalian berdua ngobrol, bercanda bareng di gazebo". Tuturku.
"Memangnya aneh kalau sepupunya sendiri yang ngomong begini ?. Hei namamu Rizki kan ?. Santai aja aku yang tau segalanya tentang Zafia".
"Ja-jadi kalian sepupu ?". Aku balik bertanya.
"Iyalah.. haha kaget yaa".
"Terus kakak tau gak kalau si Zafia punya pacar yang namanya kak Tio dari kelas 3 IPA 2".
"Astagaaa.. kamu ini terlalu mudah kemakan gosip ya. Gini ! si Zafia sama Tio itu sebenarnya saudara jauh. Karena Tio itu gak punya adek kandung cewek. Makanya dia terlalu perhatian sama Zafia".
"....". Aku sudah gak bisa ngomong apa-apa lagi. Ternyata Alien yang kusuka lebih banyak misterinya.
"Terus kamu mau nanya apa lagi ?".
"Oh.. enggak kak. Itu sudah cukup. Makasih kak, aku mau pulang dulu".
"Oiya Rizki !. Kamu punya nomor WA kah ?, biar nanti kalau kamu mau nanya-nanya ke aku aja". Seru kak Delisa sekalian menghampiriku.
"Oo.. ada nih, 081xxxxxxxxx. Nanti kakak chat aja duluan. Biar aku save".
"Oke.. sudah ku chat yaa".
"Yaudah kak aku pulang dulu.. nanti kakak hati-hati yaa pulangnya". Sambil menyalakan motor aku langsung pulang.
Sesampainya dirumah. Aku mendapatkan 2 notif pesan WA yang baru.
[Riz, aku sarankan kamu gak terlalu dekat sama Delisa]*masuk
[Kalau kamu gak dengarkan kata-kataku.. jangan menyesal nanti]*masuk
Aku membaca 2 pesan beruntun dari kak Tio. Entah apa maksudnya, padahal aku hanya ingin mengetahui semua hal tentang Pia.
Kulemparkan diriku ke kasur sambil membalas pesan kak Tio tadi. Tapi tak ada balasan.
'Kadang, aku gak ngerti jalan pikiran mereka berdua'. Pikirku.
"Oiya aku lupa save nomornya kak Delisa". Tukasku.
Setelah menyimpan nomer WA nya aku sekalian melihat isi profilnya. Dan menemukan kalimat 'now, you are my boyfriend' di info profilnya.
Agak geli sih jika semua teman kontaknya baca ini. Mau cewek ataupun cowok pasti aneh aja gitu.
[Riz, kamu lagi apa ?]*masuk
[Baring aja dikasur.. kalau kakak sendiri ?]*kirim
[Samaan nih hihi]*masuk
Seperti biasa aku menjawab pesan-pesan yang ada di WA agar tidak menumpuk.
Kecuali untuk perempuan yang udah nyantol lama-kelamaan diputusin terus bilang 'kamu terlalu baik sama aku'.
Lah terus cowok harus apa ?. ngejahatin gitu, karungin langsung lempar ke laut.
Lanjut chapter 10.
KAMU SEDANG MEMBACA
👽YOU ARE MY ALIEN👽[Slow Update]
RomancePia seperti Alien yang meninggalkan banyak jejak untuk dicari atau diketahui. Aku baru menyadari dirinya saat kelas 2 SMA. Padahal sudah setahun yang lalu, mengenal namanya semenjak pertama kali duduk dikelas 1 SMA. Ketika itu, aku sengaja menyapa n...