"Sebenernya gue nggak pernah percaya sama yang namanya sahabat"
~Avin~...The Twins...
Mentari nampak sembunyi di balik awan, udara dingin yang menyelimuti kota membuat setiap orang enggan meninggalkan tempat tidurnya. Cuacanya agak tidak mendukung hari ini. Tapi bagaimanapun juga, setiap pribadi harus tetap melakukan apa yang menjadi urusan mereka.
Seperti yang ku bilang, udara dingin membuat nyaman tubuh kita ketika sedang berada dibawah selimut yang tebal.
Terbukti dengan apa yang terjadi pada Enggar dan Dariel. Dua orang siswa yang mendapat skors dari sekolahnya empat hari yang lalu.
"Riel pinjem guling lo satu," ucap Enggar dengan mata setengah terpejam. Tangannya dijulurkan untuk bisa mencapai ranjang Dariel.
"Nggak, dua-duanya punya gue. Enak aja lo, tidur udah numpang juga, masih aja ngerebut milik orang," jawabnya.
"Yaelaaah, eh ikan teri. Lo udah 50 kali bilang kek gitu ke gue, dan gue juga udah 50 kali bilang ke lo kalo gue itu ngekos disini, bayar bukan numpang."
"Eh, lo bayar lo tidur sini, lo numpang juga tidur disini. Jadi, mau lo bayar atau enggak ya tetep aja numpang," jawab Dariel sembari menarik selimutnya lagi.
Enggar hanya mendengus kesal mendengar Dariel yang seenaknya mengatai dia. Emang ngekos sama numpang hampir sama, eh emang sama sih, udahlah lupain. Enggar memiringkan tubuhnya memunggungi Ranjang Dariel. Awalnya ia berniat tidur kembali, tapi perasaannya mendadak aneh.
"Riel hari ini hari apa?" tanya Enggar, nampak mulai menyadari sesuatu.
"Hari sabtu, kenapa?" jawab Dariel masih berlindung dibalik selimut hangatnya.
"Ada yang aneh aja sama hari ini, kaya ..." tiba tiba kedua orang itu terduduk bersamaan. Baru mengingat kalau sekarang waktunya masuk sekolah.
Kalian bisa menebak apa yang terjadi sekarang. Mereka berdua panik. Dariel sibuk dengan buku-buku nya dan Enggar yang memakai baju sambil menyikat gigi. Gak usah mandi.
Ada waktu kurang lebih 10 menit sebelum gerbang dikunci. Padahal membutuhkan waktu 20 menit untuk perjalanan. Dan mereka masih berlari lari didalam kamar.
"Nggar, baju gue kok kegedean sih?" protes Dariel sembari melihat pantulan dirinya di cermin.
"Eh..." Enggar meneliti baju yang dipakai. Ia mencium bau parfum yang tidak dikenalnya. "Iya ya gue baru nyadar kalo ternyata ini baju punya lo..hehe.." sambungnya lagi sambil cengengesan.
Tanpa basa basi Mereka berdua langsung bertukar pakaian. Jika mereka terlambat sekolah, maka Enggarlah yang harus disalahkan oleh Dariel.
25 menit berlalu. Dariel dan Enggar terlambat 15 menit setelah bel berdering. Kedua cowok itu hanya mondar mandi didepan gerbang sambil mencari ide untuk masuk.
Jika mereka terlambat, biasanya mereka akan masuk melewati terobosan tembok yang sudah susah susah mereka lubangi dua tahun yang lalu. Tapi lubang itu akhirnya ketahuan. Dan sudah ditutup dengan pondasi baru, jadi ya sudahlah.
Dari jauh terlihat Avin tengah berjalan mendekati mereka. Dariel menyikut lengan Enggar. "Dia Evan?"
"Kayaknya sih iya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (Hiatus)
Novela Juvenil(Revisi Alur Sebelum Tamat) Hidup hanya untuk dibeda-bedakan dan disalahkan. Memborantak demi mendapat sebuah perhatian, namun malah dihakimi oleh keluarganya. Avin Hernandez, saudara kembar dari seorang bernama Evan Hernandez. Memiliki sifat dan ca...