: : 12

145 40 4
                                    

"Sudahlah"
~Avin

...The Twins...

"Hmmmmm ..." Evan tampak bersenandung sambil membersihkan ruang kelas, cowok itu menyeka dahinya yang sebenarnya tidak ada keringat sama sekali.

"Huh ... akhirnya kelar," gumamnya seraya menghela napas lega.

Evan meletakkan sapunya di pojokan kelas, berbalik menuju bangku, tapi ketika ia tak sengaja melihat pintu, kedua matanya menangkap sosok berantakan Avin.

"Lo ngapain di situ?" tanya Evan.

"Nitip tas," jawab Avin, melempar tasnya ke arah Evan.

"Kenapa gue yang bawa?"

Avin menghela napasnya dalam, "Bawa aja kenapa sih? Gausah banyak nanya."

Evan mengangkat sebelah alisnya, berjalan untuk mengambil tas kembarannya itu. Masih tidak bisa berhenti bertanya.

"Emang lo mau kemana? Balapan?"

"Sembarangan! Gue mau ke Rumah Sakit!" jawab Avin seraya mengangkat tangan kanannya yang terluka.

Evan melihat perban di tangan Avin, diam-diam mengangguk dan membiarkan kembarannya itu pergi.

Evan melihat tas Avin, di saku sampingnya terselip sebuah amplop. Ia menghela napas dalam, bagaimana mungkin Evan tidak tahu? Benda tersebut pastilah surat panggilan.

Evan diam-diam menggertakkan giginya geram.

Dia sungguh tidak mengerti dengan Avin, kembarannya itu, mengapa bersusah payah membuat keributan dimana-mana? Mengapa ia begitu keras kepala dan membuat orang-orang khawatir dengannya? Dan dia begitu jauh ketika seseorang benar-benar peduli dengannya.

Evan menggeleng, tidak mengerti dengan jalan pikiran Avin.

"Evan!"

Suara yang halus, memanggil dengan nada bersemangat.

Si empu yang merasa terpanggilpun menoleh, menangkap sosok Ruby yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Ruby? Kok masih di sini?"

"Iya nih!"

"Mau pulang bareng?" tawar Evan.

Ruby mengangguk, "Boleh."

Keduanya berjalan beriringan menuju parkiran. Ruby melirik tas yang ditentang Evan, mengeryit heran.

"Tas siapa?" tanyanya.

"Milik Avin!" jawab Evan singkat.

Ruby mengerjap, sejak kapan kedua orang ini menjadi begitu akrab? Biasanya saat bertemu, mereka selalu mengabaikan satu sama lain, tapi sekarang Evan malah membawakan tas Avin.

"Terus Avin nya kemana?"

Evan mengangkat bahunya tanpa mengatakan apapun.

***

Katakan bahwa dunia itu sangat tidak adil, atau mungkin semesta memang sengaja mempermainkan hidup Avin seperti ini?

Segalanya yang ia perjuangkan sebenarnya perlahan meninggalkan dirinya sendiri, apapun yang terjadi, selalu, setiap kali dirinya berdiri menghadapi masalah. Dia selalu sendirian, tak terkecuali sekarang, saat ia kehilangan pekerjaannya.

The Twins (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang