:: 11

132 31 6
                                    

Tak ada siapapun di dunia ini yang mau menjadi Subject dari suatu kesalahan.

...The Twins...

Setelah satu hari bolos sekolah, akhirnya Avin dengan wajah berantakan itu melempar tasnya ke sembarang tempat. Pandangannya menyapu seisi kelas yang masih kosong. Melangkah ketempat duduknya yang berada paling belakang.

Terlalu pagi, dirinya bahkan datang sebelum jarum jam menunjukkan pukul 6. Langit juga masih gelap, dan Ayam masih terdengar bersahutan.

"Hhhh," Avin menghela nafas dalam seraya menyandarkan kepalanya pada dinding. Cowok itu mengangkat tangan kanannya yang penuh perban, melihatnya dengan miris. Yah, pria itu sudah membuat salah satu jari Avin patah.

Dan sekarang dia bahkan tidak bisa memegang sesuatu dengan benar. Mata Avin terpejam, membiarkan fikirannya melayang kedunia mimpi. Berharap bahwa mimpinya akan lebih indah daripada kenyataan. Atau mungkin, syukur kalau kejadian kemarin itu hanya mimpi.

Ada lebih dari sekitar 1 jam Avin tertidur, sampai kemudian.

"WELCOME AVIN." teriak Dariel saat dilihatnya sosok kusut sedang tidur bersandar pada dinding kelas.

Avin masih tetap tidur, ia sama sekali tidak terganggu dengan suara cempreng Dariel.

"Vin? Lo gak papa kan, halo Avin?" tanyanya seraya menoel kepala Avin berulang kali.


Dariel menggaruk tengkuknya bingung, tidak biasanya Avin susah dibangunkan.

Sementara itu, dari pintu Enggar terlihat ngos-ngosan sambil memegangi dadanya. Sebelah celana robek dan seragamnya kotor, seperti gembael saja. Dia melihat kearah Dariel seakan ingin membunuh.

"Bangke! Gara-gara lo ninggalin gue, gue terpaksa lari dari rumah ke sini. Terus gara-gara lo juga gua di kejar anjing tetangga! Temen macam apa sih lo?" omelnya sambil berjalan dan menarik kerah baju Dariel.

Dariel nyengir, sambil menyingkirkan tangan Enggar, cowok itu menunjuk ke arah Avin.

"Eh! Avin masuk?" tanya Enggar, sorot membunuh itu tiba-tiba berubah menjadi binar.

Enggar mengangkat alisnya, menoleh ke arah Dariel, "Dia masih hidup 'kan?"

Dariel mengangguk.

"Terus kok kaya makhluk gak bernyawa gini?"

"Mana gue tau?" Dariel mengangkat kedua bahunya, mengabaikan Avin dan Dariel.

Beberapa menit kemudian. Saat pelajaran pertama hampir dimulai, tiba-tiba.

Brakk!

Tubuh Avin bangun dengan keterkejutan. Matanya menatap lurus pada seseorang yang baru saja menendang mejanya.
Rosen memandang Avin tanpa berkedip. Semua orang bisa melihat ekspresi marah di wajah ketua kelas itu. Bahkan Dariel sampai tercengang.

"Heh Avin!" panggil Rosen.

"Apa?" Avin mengeryit bingung,

"Kapan sih, lo berhenti bawa masalah buat kelas ini?" lelaki itu menatap Avin tajam, "Gara-gara lo, nilai biologi kita semua jadi nol!"

Avin mengeryit, "Kenapa gara-gara gue?"

"Wali kelas kita peduli sama lo, dan saking pedulinya dia, sampai-sampai kita juga harus nanggung semua kesalahan yang udah lo lakuin. Biar apa? Biar lo tu sadar, kalau semua yang lo lakuin itu M E R U G I K A N."

The Twins (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang