[Saat malam telah lenyap dirudung gelap
Diriku pun ikut dirudung harapan
Keadaan yang membuatku sungguh tak nyaman.
Mencoba bertahan menghadapi dunia yang dikatakan menjanjikan.
Kini diriku harus kembali bersusah payah membangun angan yang tengah hancur.
Hanya berharap diri ini akan terbawa oleh tiupan angin.
Kehidupan memang tentang perjalanan
Diperintah menjalani dan mencari apa yang ingin ditemu.
Semesta ini hanya sekadar senda gurau yang diisi penuh oleh huru-hara.
Yang dikatakan berujung haru yang penuh warna.
Tetapi realitanya hanya abu-abu yang memanipulasi makna dan manusia dengan mudah tertipu.
Berakhir dengan mengambil satu persatu kasih dari dunia,
Berharap dapat diramu menjadi semesta dan dunia yang baru.
Agar dapat dituangkan dalam tulisan di kertas, yang bisa dibaca para manusia yang memiliki ragu.
Yang bertanya-tanya tentang perihal dunia nan semu]
-Ryu SaemiTak butuh waktu lama jika kita memperhatikan tumbuh kembang anak kita, itulah yang Saemi alami. Yooli tumbuh begitu cepat, putri kecilnya itu kini sudah berusia tiga tahun. Mulutnya sedang sangat sibuk untuk mengatakan banyak kalimat baru. Kaki gemuk pendeknya aktif sekali berlari. Segala perilaku yang dilihatnya selalu berhasil ditiru olehnya. Bahkan Yooli sering membuat Saemi kewalahan dengan keaktifannya itu. Namun anehnya sang putri justru sangat penurut jika bersama Yoongi. Saemi sempat berpikir jika Yooli sangat suka saat dirinya berhasil kesal dan berkacak pinggang seperti kali ini contohnya.
Entah apa yang bisa Saemi ucapkan saat melihat balita itu sibuk meniru gerakan pinguin kecil pororo di televisi. Bahkan Saemi sekarang sedang menahan tawanya melihat kedua kaki imut itu secara bergantian menopang kedua tubuh mungilnya sambil berjalan sama persis seperti apa yang dilihatnya di layar televisi itu. Hingga Saemi memecahkan lamunannya dan mengambil piring kecil berisi sayur untuk Yooli. Namun emosi Saemi kembali memuncak ketika Yooli berpura-pura tak mendengar teriakannya yang jelas sudah akan terdengar sampai keluar apartemen.
"Yooli ayo makan siang, kenapa berpura-pura tidak mendengar eomma huh?" ujar Saemi sembari memandang Yooli dengan sebelah tangan mencengkeram pinggangnya. Bukannya mengindahkan ucapan Saemi, sekarang Yooli justru memanyunkan bibirnya seperti bebek dan memegang pinggangnya meniru sang ibu.
"Ooh..begitu ya, baiklah jangan harap akan ada susu stroberi lagi nanti malam" sahut Saemi lagi membuang wajahnya dan berpura-pura marah.
"Eomma... waeyoo? Yooli tidak mau makan cayul" rengek Yooli dengan penuturannya yang masih cadel.
"Tenang saja hari ini tak ada sayur, eomma buat risoles kesukaan pororo. Tapi jika Yooli tak mau ya terpaksa eomma berikan ke papa" Yooli masih nampak tak bergeming.
"Apa itu licoles eomma? Kenapa pololo campai cuka itu?" tanya balita imut yang tengah menggunakan hoodie pink bertuliskan I'm so famous itu.
"Seperti nugget tapi ada isian lain di dalamnya"
"Ya cudah Yooli mau makan, tapi cucu ctlobeli jangan lupa dikacih ya" Yooli sempat berpikir untuk merelakan masakan ibunya itu, namun mendengar kata Pororo dan ancaman tak diberikan susu stroberi cukup membuatnya ketakutan, hingga tak butuh beberapa sekon berlalu akhirnya Yooli mengambil keputusan untuk pergi ke meja makan sambil menggandeng tangan Saemi.
Pupil Yooli nampak berbinar-binar saat melihat beberapa hiasan Pororo di wadah makanannya. Betapa hebatnya Saemi sampai terniat untuk menghias nasi itu menjadi semirip pinguin kesukaan Yooli itu, walaupun tak begitu mirip namun tetap saja itu berhasil membuat sang buah hati makan begitu lahapnya. Sampai tiba saatnya menuju ranjau mematikan, sebelah tangan kecil Yooli telah mendarat dan mulai membawa terbang risoles itu mengudara mendarat di mulut kecilnya. Semua masih terkendali ketika Yooli sudah melahap dua risoles yang telah sengaja dimasukkannya beberapa potongan kecil brokoli dan wortel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory✔️ || Park Jimin
FanfictionKisah pilu tentang cinta, kepercayaan, dan juga kehancuran Park Jimin dan Ryu Saemi. Berusaha mempertahankan hubungan yang bahkan sudah tak mungkin dipertahankan. "Bisakah kau kembali padaku? Aku berjanji kau akan bahagia." Ryu Saemi hanya seorang g...