Huaaaaaa 😭😭😭😭
Apa kabar guys? Cheo kembali lagi setelah beberapa hari gk up. Maklum keasikan nge-fangirl. Aku gitu kalo udah buka Ig, dan ngestalk BTS. Auto lupa dunia😂.
Tapi sekarang aku udah kembali.
Dan sebelumnya Vote dulu ya sebelum baca. Dan jangan lupa spam Comment, biar aku cepat up lagi muehehehe 🤣🤣.Luv u so much Guys😘😘😘
•
•
(。♡‿♡。)
•
•"Yoon... hentikan!" jerit Saemi ketika netranya mendapati darah yang mengucur deras dari hidung Jimin. Jantungnya seakan tak lagi berdetak. Dengan kesadaran penuh, Saemi membawa dirinya bangkit, ingin menghampiri Jimin dan memeluknya. Namun tak semudah itu, karena tangan Yoongi yang kini menghalangi niatnya.
Benci? Tentu saja Saemi membenci Jimin. Namun itu hanya sebuah perasaan kosong dan tak berguna. Karena nyatanya kepedulian dan rasa cintanya pada Jimin masih jauh lebih besar dari kebenciannya. Yoongi tak kalah terkejut melihat wajah Jimin sudah begitu pucat. Tapi dirinya tak merasa bersalah, Jimin memang pantas mendapatkannya.
Jimin berusaha berdiri dari ubin dingin yang di dudukinya. Tubuhnya sudah sempoyongan bersama darah yang mengalir dan menetes karena serangan Yoongi tadi, Jimin telah sama berantakannya dengan perasaan Saemi yang hancur sekarang.
Darah masih saja menetes dari pelipis dan hidungnya. Jimin mendekat dan berjalan ke arah Saemi sambil meringis memegangi perutnya. Memori saat Saemi tersenyum bahagia dan bersanding dengannya kembali terputar. Senyum yang indah yang menyiarkan berjuta impian dan harapan mereka. Kala itu Jimin pun sangat bahagia, semua masa depan yang bersinar ada di hadapannya. Tanpa kekhawatiran dan ketakutan tentang apa yang terjadi selanjutnya.
Namun kini berakhir dengan keadaan Saemi yang begitu sengsara. Melihat Saemi yang begitu ingin menghapus keberadaan dan kenangan tentangnya. Tampak begitu nyata, jika Saemi tak lagi menginginkan Jimin lagi dalam kehidupannya.
"Saemi-yaa... maafkan aku, apa aku menyakitimu terlalu dalam? Jika iya, maka sepertinya aku sudah mendapatkan hukumanku" lirihnya dengan panas air mata yang sudah membakar pipi.
Benar-benar tak adil, pikirnya. Bahkan Tuhan tak ingin berpihak padanya saat ini, setidaknya memberi sedikit waktu. Terasa begitu keji, karena Jimin sama sekali tak diberi kesempatan untuk membawa Saemi kembali ke hidupnya yang tak begitu lama lagi.
Tangis Saemi pecah. Tepat bersamaan nyeri dan panas pada dadanya yang menyerang secara mendadak. Saemi mencengkeram kuat dadanya sembari meremat blouse yang dipakainya, berusaha meredakan rasa sakit yang sudah ditahannya beberapa waktu lalu.
Untuk sekali lagi, Ryu Saemi kalah. Dirinya kembali dikalahkan oleh Jimin dan perasaannya sendiri. Hingga saat tak sanggup dan menepis cengkraman Yoongi dan berhambur memeluk Jimin yang sudah begitu lemah. Sedangkan Jimin tak lagi dapat menahan rasa sakitnya, perlahan nafasnya tersendat. Semua tampak begitu gelap secara tiba-tiba, menghilangkan pandangannya dari wajah Saemi yang begitu cantik seperti pertama kali bertemu. Benar-benar awalnya. Awal ingatan yang ternyata tak bisa dihapus sama sekali.
Ryu Saemi miliknya yang sangat cantik
Di persekon berikutnya, pandangan Jimin memburam. Semua tampak begitu gelap. Apa yang terjadi?
"Jimin!"
Tubuh Jimin merosot dalam dekapan Saemi. Tangisan Saemi semakin menjadi, pelukannya semakin mengerat. Yoongi dan Mila yang sejak tadi hanya memperhatikan kejadian itu lantas langsung menghampiri dan membantu Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory✔️ || Park Jimin
FanficKisah pilu tentang cinta, kepercayaan, dan juga kehancuran Park Jimin dan Ryu Saemi. Berusaha mempertahankan hubungan yang bahkan sudah tak mungkin dipertahankan. "Bisakah kau kembali padaku? Aku berjanji kau akan bahagia." Ryu Saemi hanya seorang g...