||Sinful||

279 86 102
                                    

Dasar pembual
[Diriku terlalu mahir dalam senyuman manis.
Hingga pahitnya kutelan habis.
Diriku benar-benar hancur
Aku kehilangan kendali
Siapa yang perduli?
Tidak seorangpun, bahkan diriku sendiri]
-Ryu Saemi


*
*
*

"Sae..., Jimin bodoh itu pergi untuk menghapus ingatannya"

Saemi bungkam. Nafasnya tercekat di tenggorokannya saat itu juga. Pernyataan Yoongi saat itu berhasil merebut semua kewarasannya. Kalau ingin melihat bagaimana seseorang tetap tertawa di tengah rasa sakit yang dirasakan, mungkin kalian akan mengingat seorang Joker, namun disini Ryu Saemi hanya perlu memandang dirinya sendiri. Bagaimana kian rasa sakit itu menjamah hatinya. Yoongi mendekat pada Saemi, menatap gadis itu cukup lama dan membiarkannya menangis dengan tawa yang melekat. Yoongi tahu bahwa berita yang dibawanya tadi pasti akan sama menyakitkannya seperti kepergian sang ayah bagi Saemi. Setelah tangisnya tak kunjung henti, Saemi mulai kehilangan tenaga dan disekon berikutnya Yoongi langsung merengkuh tubuh Saemi erat. Benar-benar erat karena Yoongi ini akan jadi hari yang paling berat untuk Saemi.

Beberapa saat akhirnya Saemi mulai tenang dan menarik nafasnya, "Kenapa dia melakukan itu? Dia kehilangan ibunya haruskah menghilangkan diriku juga? Aku tak pernah melakukan itu saat appa pergi, walaupun aku tahu betapa sakitnya tak melupakan kejadian itu. Tapi kenapa Jimin melakukannya?! Dia berjanji akan membahagiakan aku, tapi kenapa?"

Hanya itu yang bisa Saemi tanyakan dalam benaknya yang saat ini begitu lemah bersama tatapan manik yang begitu memilukan.

"Sayangnya cerita si brengsek itu berbeda denganmu. Dia itu pengecut! Ibunya mengakhiri hidupnya di depannya karena itu dia ingin menghilangkan rasa takutnya, kau tahu jelas dia penakut. Karena itu sekarang dia mengorbankanmu juga" Saemi bisa merasakan kemarahan Yoongi yang begitu besar dari sorot matanya yang memancarkan banyak kekecewaan pada Jimin.

"Jika bukan karena aku mengasihanimu, mungkin aku tak akan pernah memberi tahu ini" Saat itu air mata Saemi kembali mengalir. Merasakan begitu berantakannya hati dan pikirannya. Kepalanya terasa begitu berat, pusing dan setiap oksigen yang masuk ke hidungnya menjadi begitu menyakitkan. Saemi merasa jika dia sedang menghirup gas beracun tiap sekon yang berjalan.

"Sekarang di mana Jimin?" tanya Saemi dengan suara yang bergetar.

"Haruskah kau mempedulikan si brengsek itu?" Saemi tahu Yoongi sedang mengejeknya dan juga kelemahannya.

"Kumohon Yoon jawab saja pertanyaanku" Yoongi menghirup udara sedikit lama menimbam pertanyaan Saemi dan kembali menatapnya dengan pandangan yang sulit dimengerti Saemi.

"Dia di rumah sakit sedang menghancurkan dirinya sendiri" nyeri di dada Saemi semakin menikam. Airmatanya semakin menderas. Bahkan perih pada matanya sudah meradang.

Sudah sebulan saat Jimin memutuskan pilihan mutlaknya untuk menghapus rasa sakit dan penderitaannya juga termasuk dirinya. Sejak hari itu Saemi tak pernah melihat Jimin lagi. Dia tak tahu dimana Jimin sekarang. Bagaimana keadaan Jimin. Dan bagaimana nasibnya sekarang.

Saemi sudah berusaha mencari Jimin, tapi pria itu seakan hilang di telan bumi. Tak ada jejak apapun yang tertinggal kecuali kenangan manis yang pahit untuk dirinya. Sudah beberapa Minggu ini Saemi hanya termenung memikirkan begitu banyak hal yang mengganjal dari perpisahannya dengan Jimin. Entah apa yang dirasakan Saemi. Baginya sekarang setiap detik yang dilaluinya semakin berat dan penuh tekanan. Bahkan sudah tiga kali dirinya pingsan dan dilarikan ke rumah sakit oleh Yoongi. Dan setiap membuka matanya ternyata dirinya masih berharap jika Jimin akan muncul dihadapannya.

Memory✔️ || Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang