Jangan lupa Vomment ya guys. Kalo kalian cuma baca aja tanpa ninggalin jejak, aku-nya bakal sedih. Kalo aku marah-marah, nanti kalian malah ngisuk-ngisuk😭. Yang sayang aku kasih vote setidaknya, aku-nya udah usaha buat ceritanya biar kalian senang. Kalau males comment bisa kasih semangat buat aku di akhir chap. Bukan maksud aku menyinggung tapi aku mau cuma dihargai aja:)
———————✿.....✿———————
Beberapa saat setelah Namjoon mengangkat kaki dari apartemen Yoongi, di menit berikutnya Saemi akhirnya tiba dengan beberapa kantung plastik yang diduga adalah bahan makanan.
Dengan cekatan Hana menyambar beberapa kantung plastik itu. Saemi sangat menyukai Hana yang begitu peka dalam banyak hal. Gadis muda itu memang cepat membaca keadaan tanpa harus dijelaskan. Tingkat intuisinya tinggi, tak salah jika Saemi sangat mempercayai Hana dalam beberapa hal.
Selesai memindahkan semua bahan makanan itu kedalam freezer, kedua tungkai Hana berjalan menghampiri Saemi yang tengah menggendong putri kecilnya.
"Eon, tadi ada seseorang yang berkunjung. Katanya ingin berbicara hal penting, namanya Kim Namjoon."
Saemi terkejut. Namun detik berikutnya senyum licik timbul dari bibirnya. "Dia sudah datang? Kalau begitu sebentar lagi ini akan dimulai." ujar Saemi seraya meletakkan Yooli pada kursi makan balita itu.
Hana menukikkan alisnya, bingung akan pengertian dari ucapan
Saemi. Dia sungguh tak paham cara mekanisme kerja otak Saemi dan orang-orang yang berhubungan dengan wanita itu. Sudah banyak sekali teman-teman Saemi yang bertemu dengannya. Mulai dari Yoongi, Jimin, Cheonsa, Mila, dan yang barusan Namjoon. Hana bahkan berpikir jika ada yang aneh dari orang-orang itu, seperti ada banyak hal yang tersembunyi begitu dalam. Hana yakin jika ia bisa membongkar segala hal tersebut, pastinya akan ada hal mengerikan yang di dapatinya."Eonni sebenarnya kau siapa? Aku merasa tak beres dengan semua kejadian yang terjadi padamu. Karena jelas orang normal tak akan mengalaminya. Aku cukup mengenalmu selama ini, tak inginkah kau memberi tahuku?" tanya Hana.
"Tenang saja, ikuti jalan ceritanya. Kau akan tahu jika selalu memperhatikan" sahut Saemi sambil terkekeh kecil. Dia berjalan pindah ke sofa sebrang dan duduk di sana dengan anggun. Sementara Hana semakin memaksa otaknya menerima asupan yang seharusnya bukan makanan otaknya saat ini. Sejak awal Hana sudah menyadari jika seorang Ryu Saemi bukanlah wanita biasa. Saemi sama sekali tak bisa diterka dan terlalu rancu. Wanita seperti Saemi yang harus diwaspadai, sebab keabu-abuan yang dimiliki. Jika berpikir sesederhana mungkin, yang di dapatkan hanya seorang Saemi yang memiliki masalah rumah tangga karena keegoisan atau hal serupa.
Banyak yang akan membuat asumsi jika cerita seorang Ryu Saemi akan sama seperti orang pada umumnya. Tak ada yang menyadari jika kejadian yang Saemi alami tak akan bisa mudah dipikirkan dengan sederhana. Sebab yang dialami jauh lebih rumit dari memecahkan kode Beale Ciphers.
"Tapi berjanjilah padaku. Kau akan menjadi penjaga Yooli selamanya, aku sangat mempercayaimu atas nyawa Yooli" sambung Saemi ketika suasana kembali menghening. Tentu Saemi ingin sekali memberi penjelasan tentang apa yang ia alami. Namun kembali lagi pada ranah pekerjaannya, Saemi tak boleh gegabah. Saat seperti ini, Saemi hanya bisa berharap agar Hana bisa menjadi sesuai dengan ekspektasinya.
×××
Tatapan sinis dan senyum simpul menghias raut muka Cheonsa. Sudah keahliannya sebagai seorang psikolog untuk memancing kepribadian asli seseorang keluar. Cheonsa hanya tersenyum penuh kemenangan tanpa disadari Jungkook yang jelas sudah masuk dalam jebakannya. Cheonsa sudah merancang rencana licik sedari awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory✔️ || Park Jimin
FanfictionKisah pilu tentang cinta, kepercayaan, dan juga kehancuran Park Jimin dan Ryu Saemi. Berusaha mempertahankan hubungan yang bahkan sudah tak mungkin dipertahankan. "Bisakah kau kembali padaku? Aku berjanji kau akan bahagia." Ryu Saemi hanya seorang g...