Anyeong yeorobun. Makasih udah dukung cerita ku sampai sekarang. Part Memory tinggal dikit lagi.
~~~o0o~~~
.
.
."Kau sudah temukan Saemi?" tanya Jimin dengan raut muka bahagianya. Perasaan nya sulit untuk dijelaskan. Teramat bahagia sekali, karena bisa menemukan keberadaan Saemi.
"Dia berada di Busan. Aku sudah melacak keberadaannya. Dia kembali ke rumah lamanya. Namun beberapa hari terakhir, katanya dia sedang mencari seseorang. Namanya Bibi Yumi." jelas Namjoon serius.
"Busan? Bibi Yumi?" ekspresi wajah Jimin mendadak menjadi terlihat aneh. Otaknya sudah tidak asing dengan busan dan nama Bibi Yumi itu. Dia mengetahui jika Busan adalah tempat tinggalnya dulu. Tapi siapa Bibi Yumi ini. Kenapa namanya terasa tidak asing?
"Kenapa? Kau kenal?" tanya Namjoon penasaran.
"Tidak. Kapan kita menemui Saemi?" tanya Jimin cepat. Mengalihkan pertanyaan Namjoon.
"Sekarang? Kalau kau mau"
"Ya, ayo sekarang."
Seperti itu lah Jimin. Selalu menyakiti, namun, masih sangat mencintai. Walau ia selalu membuat Saemi menangis. Tetap saja dalam hatinya, selalu berpikir, bagaimana cara untuk membuat mahluk yang dicintainya itu bahagia. Nyaris saja Jimin menyerah menjalani segalanya. Telah banyak kata yang sudah diungkapnya percuma, semua itu dilakukan hanya agar Saemi mempercayai betapa berharganya cintanya. Ia sudah bertahan begitu keras, sering merasa tidak kuat untuk mempertahankan cintanya. Namun, sering muncul pertanyaan begitu menyedihkan dalam benaknya.
Pernahkah Saemi merindukannya?
***
Kembali lagi ke masa Saemi saat masih remaja dulu. Di tinggal sendiri oleh pria yang sungguh dicintainya—Park Jimin. Kejamnya saat itu bagi kehidupannya. Kepergian Jimin tanpa persetujuannya dan semua ke egoisan pria itu dalam menjalani hubungan mereka. Namun, tetap saja Saemi tidak bisa membedakan perasaan cinta dan bencinya. Kedua perasaan itu tampak sangat sama. Menciptakan rasa sakit tersendiri pada hatinya.
"Nak? Ada apa?" tanya seorang wanita yang sudah terlihat berumur itu padanya. Ya, itu Bibi Yumi.
Saemi menatap Bibi Yumi lirih, "Ani, nan gwaenchana." ucap Saemi disetai gelengan lemah dengan senyum tipis yang sedikit terukir pada bibirnya.
"Jika ada masalah, kau bisa bercerita pada Bibi. Dulu ibumu juga seperti itu. Dan kau sangat mirip dengan Jung Saemi. Sangat malah." ungkap Bibi Yumi sambil terkekeh kecil.
"Iya mirip sekali cantiknya." balas Saemi yang sukses menciptakan tawa geli pada rumah kecil tersebut.
"Kau sudah menikah nak?" tanya Bibi Yumi tiba-tiba dan membuat Saemi tersedak salivanya sendiri.
"Sudah berpisah— lama." gumam Saemi sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Oh begitu" ujar Bibi Yumi singkat. Tidak ingin membahas lebih jauh, takut melukai hati Saemi.
"Namanya Park Jimin. Aku mencintainya. Seperti Eomma mencintai Jaemin. Iyakan Bibi Yumi" Saemi tersenyum lebar sampai ujung matanya menyipit. Tidak tersenyum karena bahagia, hanya berpura-pura saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory✔️ || Park Jimin
FanfictionKisah pilu tentang cinta, kepercayaan, dan juga kehancuran Park Jimin dan Ryu Saemi. Berusaha mempertahankan hubungan yang bahkan sudah tak mungkin dipertahankan. "Bisakah kau kembali padaku? Aku berjanji kau akan bahagia." Ryu Saemi hanya seorang g...