Five

80 5 0
                                    

"Chel bangun Chel.. Chelseaa bangun.. Bim sorry lo panggilin Bagas ya ke kelas IIS 1. Suruh cepet kesini." Angel panik, Chelsea belum sadarkan diri.
"Ok ngel."

Sampai di kelas, Bagas hanya bercanda canda bersama Difa dan Rafli. Saat sedang asyik bercanda, Bima teman sekelas Chelsea memanggil Bagas.
"Gas lo harus ke kelas gue. Chelsea pingsan."
Tanpa aba aba apapun Bagas langsung berlari menuju kelas Chelsea dan mendapati Chelsea yang sedang tak sadarkan diri di pangkuan Angel.
"Ngel Chelsea kenapa kok bisa gini. Kita bawa ke UKS." Bagas pun menggendong Chelsea ke UKS. Angel meminta izin pada guru yang akan mengajar untuk menemani Chelsea di UKS.

Sudah hampir 8 menit dan Chelsea belum sadar juga. Angel sudah memberinya minyak angin.
"Ngel Chelsea kenapa kok bisa pingsan?"
"Gue gak tahu gas. Dia tadi tiba tiba pingsan. Gue khawatir sama dia. Kemarin hidungnya mimisan sekarang dia pingsan."
Angel tak kalah terlihat khawatirnya dari Bagas.
"mimisan? Lo kok gak ngasih tahu gue."
"Chelsea bilang dia gapapa. Dan gue pikir cuma mimisan biasa."
"Ahh.. Duh kepala ku" Chelsea sudah sadar.
"Chel lo udah bangun."
"Kenapa? Apa yang sakit?"
"Kepala gue pusing"
"Ya udah lo tidur dulu. Ngel gue titip Chelsea. Gue mau beli bubur dulu."
"Oh ok."
Bagas pergi menuju kantin untuk membeli bubur. Bagas tahu Chelsea akhir akhir ini tidak menjaga pola makannya dengan baik. Dan bisa jadi penyebab dia pingsan adalah ini.
"Chel lo kenapa?"
"Gue gapapa Ngel." Chelsea tersenyum meski tipis. Wajah nya yang putih terlihat pucat.
"Lo sakit? Kemarin mimisan sekarang lo pingsan gue khawatir sama lo." ucap Angel jujur. Matanya berkaca kaca.
"Nggak ngel gue gapapa. Mungkin belakangan ini gue kecapekan dan sedikit banyak pikiran."
Tiba tiba Bagas datang membawa Bubur. Dan duduk disamping Chelsea.
"Lo makan dulu ya. Biar pusingnya ilang ya."
"hmm"
"Ya udah gas gue titip Chelsea ya. Gue ke kelas dulu. Nanti gue kesini lagi sekalian bawa tas Chelsea."
"Ok"
Angel pun meninggalkan Chelsea dan Bagas.
Bagas menyuapi Chelsea perlahan.
"Udah Gas pahit."Chelsea menggeleng tidak mau makan lagi. Buburnya terasa pahit dilidah Chelsea.
"Ini baru berapa suap Chel. Paksain ya.. Dikit lagi aja"
"Gak mau Gas. Gak enak."
Bagas menyimpan piring buburnya di meja. Tangannya beralih menggenggam tangan Chelsea.
"Lo kenapa hmm. Sakit?" Tangan yang satunya Bagas angkat dan mengusap kepala Chelsea lembut, sementara tangan satunya masih menggenggam tangan Chelsea.
Chelsea hanya menggeleng. Hatinya begitu tenang melihat Bagas memperlakukannya baik seperti itu.
"Lo bilang ya sama gue kalau lo ada apa apa. Lo sakit atau lo kenapapun lo bilang sama gue" mata Bagas menatap dalam Mata indah milik Chelsea.
"Gue khawatir sama lo. Kata Angel kemarin lo mimisan, dan sekarang lo pingsan. Lo lagi banyak pikiran ya? Hmm? Gue siap jadi teman cerita lo Chel. Lo jangan mikirin apa apa ya. Gue gak tahu apa aja yang sekarang jadi beban pikiran lo. Tapi masalah Gilang lo jangan pikirin biarin aja ya. Gue... Gue sayang sama Lo Chel." Ucap Bagas mencium tangan Chelsea yang ada di genggamannya.
Air mata bening milik Chelsea jatuh membasahi pipi chubby nya. Dia terharu dengan ucapan Bagas.
Melihat Chelsea menangis, Bagas berdiri dan memeluk gadis itu. Gadis yang sangat ia sayangi.
"Gue takut gas. Gue takut jadi penyebab rusaknya hubungan lo sama Gilang. Persahabatan kalian. Hiks hiks. Tapi gue gak mau kehilangan lo gas. Gue sayang sama lo" tangis Chelsea tumpah pada pelukan Bagas. Dia benar benar sayang pada Bagas. Dan dia takut jika harus mengorbankan perasaannya.
Bagas melepas pelukannya dan menatap dalam mata Chelsea.
"Gue janji bakal selalu jagain lo. Selalu ada buat Lo. Gue gak mau lo kenapa napa Chel. Gue sayang sama lo. Lo gak usah khawatir ya. Lo jangan nangis lagi" Ucap Bagas sambil menghapus air mata Chelsea.
Chelsea mengangguk.

Pulang sekolah, Chelsea diantar oleh Bagas. Saat diparkiran Audrico datang dan menyapa Chelsea. Bagas sedang mengambil mobilnya.
"Chel lo kok pucet banget. Kenapa lo sakit? Mau gue antar pulang?" tawar Ico. Chelseapun tahu kakak kelasnya ini menaruh hati pada Cheslea. Tapi dia harap dia tidak dicap tukang php.
"Hmm gak usah kak. Makasih. Aku mau pulang sama Bagas." Ucap Chelsea dengan sopan.
Tanpa mereka sadari sepasang mata menatapnya tajam melihat Chelsea dan Ico sedang berbincang.
'awas ya lo chel' batinnya.

Tiin tiin. Suara klakson mobil mengalihkan perhatian Chelsea.
"Kak aku duluan ya." pamit Chelsea pada Ico saat tahu itu mobil Bagas.
Mengepalkan tangannya, Ico marah melihat Bagas dekat dengan Chelsea.

***
Hari ini kondisi Chelsea sudah lebih baik. Seperti biasa pada jam istirahat, Chelsea dan teman temannya akan menghabiskan waktu berkumpul di kantin, walaupun masih tanpa Gilang.
"Guys gue ke toilet bentar ya, Chel anter yu." Ucap Marsha
"Oh ok.. Yuk.. Bentar ya guys."

Di toilet, sambil menunggu marsha, Chelsea merapihkan baju dan rambutnya sedikit. Saat sedang bercermin, tiba tiba ada yang menarik tangan Chelsea kasar.
"Aww.. Ka Grace? Ada apa?"
"Heh lo bocah. Lo jangan deketin Ico ya, dia tuh cuman milik gue." Bentak Grace
"Maksud kaka Apa, lagian aku sama ka Ico gak ada apa apa."
Grace mengangkat tangannya hendak menampar Chelsea, tapi sebelum tangannya mendarat pada pipi mulus Chelsea, tangan Marsha lebih dulu menahan tangan Grace.
"Ka Grace mau nampar Chelsea hah? Gak ada yang lebih elegan apa cara lo?"
"Ck. Lo ngapain sih. Urusan gue sama Chelsea bukan sama Lo."
"Chelsea sahabat gue. Jadi itu artinya lo punya urusan juga sama gue."
"Lo jangan ikut campur ya." Bentak Grace keras, lebih pada mengancam bukan hanya memperingatkan.

-----------------------------------------------------------------

Thanks Guys udah sempetin waktunya buat baca cerita ini.. Semoga kalian suka ya hehe.. Jangan lupa buat vote, follow dan comment

You Are My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang