Marsha, Difa, Gilang dan Rafli langsung menemui Chelsea di UKS. Syukurnya Chelsea sudah sadar.
"Chel are you okey? Ada yang sakit?"
"No, I'm fine. Hanya kepala ku saja sedikit sakit."
"Emang gila tuh si Milka."
"Jadi sekarang kita pulang aja?"
"Iya kita pulang aja. Kasian Chelsea."
Saat mereka mau pulang, datang Bu Winda menghampiri mereka.
"Chelsea gimana keadaan kamu?"
"Gapapa bu. Sedikit pusing saja."
"Pipi kamu merah. Apa Milka menampar kamu."
"Emm.. I..iya bu."
"Ok. Ya sudah sekarang kamu pulang istirahat, dan jangan lupa kompres pipi kamu agar tidak memar."
"Iya bu. Makasih."
"Kalau begitu ibu permisi."
"Iya bu."Di parkiran.
"Dif lo bawa mobil?"
"Iya gue bawa."
"Gue harus anterin Chelsea. Chelsea kan bawa mobil. Mobil gue ga ada yang bawain."
"Gue aja yang bawa, gapapa Gas. Kita sekalian anterin Chelsea dulu." Ucap Cindai.
"Ya udah kalau gitu Angel dan Marsha naik mobil Bagas. Kita ke rumah Chelsea dulu."
"Thanks ya guyss.. Kalian peduli banget sama gue."
"Apaan sih Chel. Kita kan sahabat."Merekapun mengantar Chelsea pulang ke rumahnya.
***
Hari senin ini, orangtua Milka dan 2 temannya di panggil ke sekolah. Begitupun dengan orangtua Chelsea.
Kebetulan papihnya Chelsea sedang berada di luar negeri, jadi mamihnya Chelsea yang datang ke sekolah."Permisi Bu, saya orangtuanya Chelsea." Ucap Mamih Chelsea, Theresia sesampainya diruang khusus wali siswa.
"Oh iya silahkan bu masuk." Ucap Bu Winda mempersilahkan.
"Begini bu, sebelumnya saya mengucapkan maaf atas kejadian kemarin yang menimpa Chelsea, seharusnya kami bisa mengantisipasi hal tersebut."
"Tidak apa apa bu. Saya memaklumi. Namanya juga anak remaja. Memang saya juga sedikit khawatir apalagi sudah main fisik. Tapi semoga tidak terjadi lagi. Terimakasih ibu dan pihak sekolah sudah tegas."
"itu tanggungjawab kami bu."~~~
"Ngel gue mau ke ruang pertemuan wali siswa, mamih kesini."
"Oh ok. Gue ikut lo ya."
"Yuk."Diperjalanan menuju ruang pertemuan wali siswa, Chelsea bertemu dengan salah satu karyawan Terrys Group. Dia bekerja di perusahaan dibawah pimpinan Chelsea.
"Teh Chelsea?"
"Eh hallo Om. Om Rudi ngapain kesini?"
"Om ada perlu."
"Oh iya om. Kalau begitu Chelsea pamit dulu ya."
"Iya.""Itu siapa Chel?"
"Itu salah satu karyawan bokap gue. Kebetulan dia kerja di bawah cabang yang gue pegang. Makanya gue kenal."
"Ohh i see."
Chelsea dan Angel pun berjalan menemui mamih Chelsea.
"Mih."
"Tante."
"Eh hay sayang. Kenapa gak masuk kelas?"
"Kosong mih. Gurunya lagi rapat."
"Oh ok."
"Mih, kayaknya nanti Chelsea mau ke resto dulu pulang sekolah, sebentar."
"Ok. Mamih juga mau ke kantor lagi habis ini. Nanti kayaknya pulang telat sayang, mamih ada meeting."
"Iya gapapa mih. Ya udah Chelsea balik kelas dulu ya. Oh ya mih mamih jangan minta syarat apa apa ya, Chelsea baik baik aja kok."
"Hmm ok."Chelsea dan Angel pun meninggalkan mamih Chelsea dan kembali ke kelas.
Pertemuan antara Mamih Chelsea dan orangtua milka serta 2 teman lainnya pun dilaksanakan dengan baik.
~~~
Marsha dan Cindai pergi menuju kantin saat jam istirahat tiba. Namun saat di jalan, mereka melihat Mamih Chelsea sedang berbincang dengan seorang pria. Dan tidak lama pria itu menghampiri Milka dan sedikit berbicara agak keras. Sehingga Marsha dan Cindai dapat mendengarnya.
'Chelsea itu atasan papah'
Hanya kalimat itu yang dapat mereka dengar.Berkumpul di kantin, menghabiskan waktu istirahat seperti biasanya.
"Chel, nyokap lo kesini?"
"Iyaa. Tapi kayaknya udah pulang?"
"Gimana hasil pertemuannya?"
"Gak tau. Mamih belum ngomong apa apa. Dia juga lagi sibuk sekarang, mungkin nanti kalau di rumah."
"Hmm ok. Oh ya tadi gue lihat nyokap lo ketemu sama bapak bapak gitu, terus abis itu bapak bapak itu nyamperin Milka gitu."
"Oh ya dimana?"
"Dekat ruang guru."
"Mungkin itu pak rudi. Dia juga tdi ketemu gue sama Angel. Dia salah satu karyawan terris group."
"Pak Rudi? Papahnya Milka? Tadi lo bilang sha dia ketemu Milka?"
"Iya. Gue lihat dia ngomong sama Milka setelah mamih Chelsea pulang."
"Lo kenal bokap Milka Gas?"
"Iya.. Gue tau."
"Berarti bokapnya Milka kerja di perusahaan lo dong Chel."
"Ohh I see.."
"Ntahlah.." ucap Chelsea.
"Wah Chel, kalau bokap Milka kerja di perusahaan lo, lo bisa aja dong bikin bokapnya Milka resign dari perusahaan lo kalau saja Milka masih berani gangguin lo." Ucap Rafli.
"No. Raf, urusan gue sama Milka bukan sama bokapnya Milka. Punya kekuasaan bukan berarti bisa sewenang wenang. I don't like that way." Jelas Chelsea.
"Sorry Chel gue gak maksud."
"Tapi bener lo Chel kata Rafli. Ini cara buat bikin Milka gak jahatin lo lagi." Tambah Gilang diangguki yang lain.
"Kalian apaan sih. Gue bilang gue gak suka. Gue tau kalian sayang sama gue, peduli sama gue, tapi kekuasaan gue bukan untuk itu." jelas Chelsea lagi.
"Ok Chel, sorry."
"Udah guys.. Maafin kita ya, kita gini karena sayang sama kamu. We know you, sorry kalau kita keterlaluan ya. Tapi kamu harus janji kalau ada apa apa sama kamu, kamu harus bilang sama aku, sama teman yang lainnya ok." Ucap Bagas.
"Iyaa.. Aku pasti bilang kok sama kalian. Thanks ya, sorry juga aku tadi marah."
"Its ok Chel. Kita paham kok."

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Reason
FanfictionThis is my first story. Jadi mohon di maklum ya kalau kurang rapi dalam pengolahan kata kata dan banyak typo hehe.. Hope you enjoy to read this story guys. Vote dan comment kalian berharga.. Thankyou #1 cgf (27 april 2020) Woww. Thankyou. Padahal ce...