Fourteen

65 6 2
                                    

Sesampainya dirumah Rafli, Bagas dipersilahkan masuk. Mereka berkumpul di kamar Rafli.

Beberapa menit mereka hanya hening. Difa bingung bagaimana harus bicara pada Bagas.
"Emm Gas, lo sama Chelsea lagi berantem?" Tanya Rafli sedikit ragu.
"Gak. Tapi Chelsea gue telponin gak diangkat. Gue gak tau dia kemana."
"Gas soal lo sama Milka. Lo deket Lagi sama dia?" Tanya Difa.
"Maksud lo?"
"Kita tadi dari rumah Chelsea. Chelsea nangis."
"Nangis? Kenapa?"
"Lo masih nanya kenapa Gas, setelah apa yang lo lakuin ke Chelsea."
"Gue gak ngapa ngapain dia."
"Tapi dengan lo tidak menolak diperlakukan Milka seperti itu, dengan lo menjadi berubah setelah adanya Milka, apa itu tidak membuat Chelsea sakit? Tidak membuat Chelsea cemburu, hah."
"Gas gue tau Chelsea tuh sayang tulus sama lo."
"Dan gue gak rela hidup lo dunia lo suram lagi karena cewek model Milka gitu."
Tidak ada jawaban apapun dari Bagas.
'Apa iya gue udah keterlaluan sama Chelsea. Apa iya gue berubah semenjak ada Milka.' batin Bagas.
"Chelsea tadi larang gue angkat telpon lo. Dia bilang, Biar lo bisa milih bisa mutusin keinginan lo sekarang kaya apa." Ucap Difa.
"Dan gue pikir lo gak cukup bodoh untuk membuang permata demi sebuah kaca." tambahnya.
Tetap Bagas tidak berbicara apapun. Dia benar benar bodoh. Tapi dia tidak bohong terhadap dirinya tentang bagaimana saat Milka datang rasa itu masih ada.
"Oh ya Gas, gue cuman mau bilang sama lo. Gue tau dulu lo segimana sayangnya sama Milka. Tapi untuk sekarang lo harus benar benar pastiin apa itu masih rasa sayang yang lo rasain ke milka itu atau obsesi saja karena kisah kalian usai disaat lo masih sayang sama dia. Dan apapun itu kita disini selalu menjdi teman lo. Apapun itu lo bisa cerita ke kita." ucap Gilang.
"Thanks bro." Bagas menatap Gilang, Difa dan Rafli.
'Benar gue harus bisa mastiin itu.'

***
Setelah pembicaraan dirumah Rafli waktu itu, belakangan ini sikap Bagas mulai kembali seperti biasa walaupun tetap tidak 100%.

Sabtu ini mereka akan berkumpul di resto Chelsea hanya untuk sekedar nongkrong saja.
Pulang sekolah mereka berkumpul di parkiran sekolah. Namun Chelsea belum ada di antara mereka.
"Eh ini si Chelsea kemana, kok belum kesini."
"Ngel lo gak sama Chelsea?"
"Tadi gue ke toilet dulu, dan dari toilet gue langsung kesini karena gue kira Chelsea udah kesini."
"Mungkin Chelsea lagi ke ruang guru dulu atau kemana gitu."
"Iya mungkin."
"gue ke toilet bentar deh, temenin gue yu Dif." ajak Gilang.
"Yok."

Pulang dari toilet, Gilang dan Difa melewati kelas Chelsea. Mereka berhenti di depan kelas Chelsea karena mereka dengar ada suara sementara pintu tertutup rapat.
"Loh ada orang deh kayanya, tapi pintu dikunci nih." Gilang dan Difa pun melihat lewat jendela dan mendapati ada Milka dan 2 temannya dan ada Chelsea, Chelsea sedang dipegang badannya oleh teman teman Milka.
"Dif itu Chelsea. Dan Milka. Kita harus bantu Chelsea sebelum dia diapa apain." bisik Gilang.
"Telpon dulu Bagas. Biar dia tau kelakuan Milka."
"Ok."
Gilang pun menelpon Bagas. Mereka sekarang ada di samping kelas Chelsea.
"Hallo Gas. Sekarang lo kesini ke kelas Chelsea cepetan. Gpl."

~~~
Tidak lama setelah Gilang dan Difa ke toilet, handphone Bagas berbunyi.
"Ngapain si Gilang telpon."
Bagaspun menjawab panggilang dari Gilang.
"Hallo Gas. Sekarang lo kesini ke kelas Chelsea cepetan. Gpl."
Tuutt tuut tuut. Telpon pun langsung terputus begitu saja.

"Chelsea!... Gue ke kelas Chelsea." Bagas pun pergi ke kelas Chelsea meninggalkan teman temannya.
"Eh Gas, Chelsea kenapa?" Marsha, Angel dan yang lainnya pun mengikuti Bagas ke kelas Chelsea.

Tidak perlu waktu lama, Bagas sudah di buat terkejut dengan keadaan di kelas Chelsea. Milka menampar Chelsea. Bagas, Gilang dan Difa buru-buru mendobrak pintu kelas Chelsea.

Brukkk..
Tepat pintu terbuka. Bagas melihat Chelsea didorong oleh Milka dan kepalanya terbentur meja. Chelsea pingsan.
"Chelseaaa...." Bagas pun berlari menghampiri Chelsea.
Sementara Rafli dan Gilang menahan Milka dan teman temannya. Milka sempat kabur, namun saat di luar ditahan oleh Angel dan yg lainnya.
"Heh mau kemana lo? Setelah apa yang lo lakuin sama Chelsea, lo mau kabur gitu. Lo gak bisa lari ya cewek Gak tau malu."
"Lo bener bener Gada Akhlak!."

Karena sekolah belum benar benar bubar semua. Chelseapun dibawa ke UKS, sementara Milka dan 2 temannya di bawa ke ruang BP, kebetulan guru BP masih ada di sekolah.

Bagas, Angel dan Cindai menemani Chelsea di UKS. Sementara yang lainnya membawa Milka dan teman temannya menuju ruang BP.  Kebetulan di ruang BP ada Bu Winda dan Pak Okan.

"Siang Bu, Pak. Maaf kami mengganggu."
"Iya ada apa. Silahkan masuk."
"Begini bu, pak..." Gilang dan Difa pun menceritakan kejadian di kelas Chelsea tadi.
"Lalu sekarang Chelsea dimana?"
"Dia masih di UKS bu."
"Baik. Milka, apa benar apa yang diceritakan tadi?"
Tidak ada jawaban. Milka hanya menunduk.
"Jawab Milka."
"I.. Iya bu. Tapi saya tidak sengaja. Itu juga gara gara Chelsea nya."
"Emangnya Chelsea ngelakuin apa sama kamu?" tanya Pak Okan.
"Dia.. Dia.."
"Jawab yang benar Milka."
"Dia tuh ngerebut Bagas dari aku bu."
"Maaf bu pak sebelumnya. Bukannya saya mau ikut campur, tapi Chelsea tidak merebut Bagas. Cheslea pacaran sama Bagas emang murni. Dianya aja bu yang Gak tau malu udah ngekhianatin Bagas dan sekarang mau celakain Chelsea. Mungkin saya tidak pantas membuka masalah pribadi disini. Tapi Ibu harus taukan awalnya kaya gimana. Dan sekarang Milka nyelakain Chelsea itu gak ada salh di Chelsea sama sekali." Ucap Marsha panjang.
"Ok baiklah kalau begitu. Kalian sekarang bisa pulang, sementara Milka, Rina dan Alis kalian harus memberikan surat panggilan orangtua. Saya tunggu Orangtua kalian hari senin. Pun hukuman kalian saya harus tau kondisi Chelsea terlebih dahulu."
"Baik bu makasih."
Merekapun keluar dari ruang BP.

You Are My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang