"Lo jangan ikut campur ya." Bentak Grace keras, lebih pada mengancam bukan hanya memperingatkan.
"Kenapa hah? Lo takut lo kalah lagi dari gue. Please ka, lo bisa omongin baik baik tanpa lo harus berurusan dengan cara kek gini."
"Diam ya lo!" Grace pergi begitu saja meninggalkan Chelsea dan Marsha.
Chelsea sendiri masih tertegun, pasalnya dia tidak tahu kenapa Grace melabraknya seperti itu.
"Chel, are you okay?" tanya Marsha khawatir.
"Ya, I'm okay. Cuman kaget aja."
"Kalau ka Grace macem macem lagi sama Lo, lo harus bilang gue, atau bilang ke Angel atau siapapun ok. Ka Grace orangnya nekad Chel. Masalahnya apa sih?"
"Gak tahu. Dia bawa bawa nama Ka Audrico. Padahal gue sama ka Ico gak pernah ada apa apa."
"Hmm ok. Mungkin ka Grace masih suka sama ka Ico makanya dia gitu. Gue denger mereka baru putus."
"Ntahlah. Gue harap gue gak harus punya urusan sama ka Grace."
"Ya udah yuk balik ke kantin."
"Hmm ok. Yuk. Emm Sha, soal omongan lo ke ka Grace maksudnya kalah dari lo apa?"
"Emm masalah itu, itu dulu dan udah lama. Lebih kaya seperti ini, dia melabrak gue dan ya gitu deh. Udahlah yuk balik kantin."
Chelsea hanya mengangguk, berjalan menuju kantin bersama Marsha.
"Abis pada ngapain sih di toilet lama banget." Ucap Angel saat Marsha dan Chelsea baru saja duduk di Kantin.
"Abis ngurusin dulu nenek lampir." Jawab Marsha sekenanya. Sedangkan Chelsea hanya tersenyum sedikit.
"Nenek lampir siapa?"
"Tuh Ka Grace. Dia tiba tiba ngelabrak Chelsea."
"Ngelabrak Chelsea?" Tidak hanya Angel yang kaget, Cindai, Bagas dan yang lainnyapun ikut kaget.
"Kok bisa? Kenapa?"
"Gak tau. Katanya bawa bawa nama ka Ico." bukan Chelsea yang menjawab, melainkan marsha.
"Chel tapi lo gapapa kan?" Tanya Cindai meyakinkan.
"Nggak kok, gue baik baik aja."
"Pokoknya kalau lo ada apa apa bilang ya." Ucap Angel.
"Iya, gue pasti bilang ke kalian."'Terimakasih Tuhan, kau mengirim sahabat baik untukku' batin Chelsea
***
"Gilang tunggu"
"Mau apa lagi lo Gas."
"Gue bener bener mau minta maaf sama lo. Kita bisa kan obrolin ini baik baik."
"Udahlah Gas, gak ada yang perlu dibahas lagi." Gilang melenggang pergi begitu saja. Bukan hanya sekali, sudah beberapa kali Bagas mencoba berdamai dengan Gilang, tapi Gilang selalu menolak.Setelah bel pulang sekolah berbunyi semua siswa berhamburan keluar. Ada yang langsung pulang, ada yang memilih nongkrong dulu di sekolah, ada yang ikut ekskul, ada yang mengerjakan tugas dan lainnya. Seperti Chelsea dan teman temannya, seperti biasa sebelum pulang mereka akan nongkrong dulu di tangga depan sekolah, sebelum ke parkiran dan mengambil kendaraan masing masing. Hanya sekitar 10 menit atau lebih setelah itu mereka akan pulang ke rumah masing masing.
Saat hendak pulang, Chelsea melihat Gilang menuju parkiran.
"Guys, gue duluan ya. Gue kayanya harus ngomong deh sama Gilang. Gue gak mau kaya gini terus. Kalian kalau mau pulang duluan aja." Ucap Chelsea, dan hendak pergi meninggalkan mereka. Sebelum melangkah pergi, tangan Chelsea ditahan oleh Bagas.
"Chel lo yakin?"
"Gue yakin Gas. Gabakal ada apa apa kok. Gue pengen semua selesai dan sama kaya dulu. Lo percaya kan sama Gue?"
Tangan Bagas terlepas perlahan diikuti oleh langkah Chelsea yang berjalan menuju Gilang.
"Udah Gas, lo percaya sama Chelsea. Chelsea cuman ingin Gilang kembali sama kita." Ucap Difa.
"Iya Gas, gue percaya Chelsea bisa." Ucap Cindai meyakinkan.
Tidak ada jawaban dari Bagas, hanya sebuah anggukan. Bagas yakin Chelsea sayang kepadanya walaupun sampai saat ini belum ada status resmi mereka berpacaran. Tapi mereka tau, mereka saling sayang."Gilang.." Panggil Chelsea dan membuat langkah Gilang terhenti, lantas menengok kebelakang.
"Chelsea.. Lo belum pulang?"
"Belum. Gue bisa ngomong sama lo bentar?"
"Oh ok.. Duduk sini." ajak Gilang. Dan mereka duduk di bangku taman dekat parkiran sekolah.
"Ada apa?" Tanya Gilang.
"Gue.. Gue sebelumnya mau minta maaf sama lo. Dan terimakasih lo udah mau ngomong sama gue. Gue gak tahu harus mulai darimana Lang. Tapi jujur, gue ngerasa sedih banget dengan keadaan persahabatan kita yang kaya gini." Ucap Chelsea, suaranya mulai serak menahan tangis yang akan pecah, air matanya mulai menetes. Sedangkan Gilang hanya mendengarkan.
"Gue hanya ingin tahu alasan lo menjauh dari kita apa? Alasan lo berantem sama Bagas, sampai sampai udah seminggu lebih lo gak pernah bareng sama kita lagi."
Ucap Chelsea lagi.
"Gue ngaku gue kekanak kanakan Chel, Tapi gue gak suka aja Bagas nikung gue dari belakang. Gue suka sama lo Chel. Dan Bagas dengan seenaknya ngerebut lo dari gue." Jawab Gilang.
Chelsea tidak kaget dengan jawaban Gilang. Karena dia sendiri tau, bahwa Gilang menaruh hati padanya.
"Sorry kalau gue udah nyakitin lo. Atau Bagas yang nyakitin lo. Tapi apa lo pernah bilang kalau lo suka sama gue ke Bagas. Nggak kan Lang. Bagas gak tau apa apa, makanya dia berani deketin gue. Sorry bukan maksud gue ngebela dia. Gak sama sekali Lang. Tapi bisakah kita tetap berteman Lang. Gue kacau lang, gue sedih lihat hubungan persahabatan lo sama Bagas yang udah lama itu bisa jadi kaya gini. Gue ngerasa gue yang salah. Gue penyebabnya. Kalau dengan gue pergi, hubungan Lo dan Bagas bisa lebih baik, mungkin ada baiknya gue pergi Lang. Sorry kalau gue egois, tapi jujur gue sayang sama Bagas lang." Ucap Chelsea, airmatanya tidak bisa dibendung lagi.-----------------------------------------------------------------
Thanks buat yang udah baca, vote dan comment..
Love you guys

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Reason
FanfictionThis is my first story. Jadi mohon di maklum ya kalau kurang rapi dalam pengolahan kata kata dan banyak typo hehe.. Hope you enjoy to read this story guys. Vote dan comment kalian berharga.. Thankyou #1 cgf (27 april 2020) Woww. Thankyou. Padahal ce...