Thirteen

61 6 2
                                    

Seperti biasa, jam istirahat ini Chelsea dan teman temannya berkumpul di kantin. Namun saat mereka sedang berkumpul datang seseorang menghampiri mereka, yang tidak lain adalah Milka.

"Hallo Gas" Ucap Milka seraya berdiri disamping Bagas dan memegang tangannya.
"Milka? Lo ngapain disini?"
"Gue pindah sekolah kesini dong. Kan biar bisa sama lo."
"Oh ya kenalin gue Milka, mantannya Bagas, atau lebih tepatnya calon pacar Bagas. Kalau Difa,Gilang lo pasti kenal gue kan." Ucap Milka dengan santainya.
Tidak hanya Bagas yang kaget dengan ucapan Milka, Difa dan yang lainnyapun ikut kaget.
"Oh ya Gas, nanti pulang sekolah bareng yuk. Gue kangen tau sama lo." Ucap Milka, lagi. Sambil tetap bergelayut manja di lengan Bagas.

Chelsea yang mulai tidak kuat dengan apa yang dilihatnya, bangkit dan pergi begitu saja.
"Chel lo mau kemana?" Ucap Angel.
Tidak ada jawaban apapun. Mata Chelsea sudah panas. Air matanya memaksa keluar.
"Gue balik ke kelas dulu deh guys. Kayanya gue mulai gerah disini. Gue gak level kalau makan bareng yang murahan gitu. Ada yang mau ikut gak?" Ucap Angel sarkas. Dia sudah tau bagaimana sifat Milka ditambah sikapnya yang barusan dia lihat.
"Gue juga deh. Gak nafsu makan gue. Kaya jadi basi aja gitu."
"Iya nih, males gue disini."
Angel, Cindai dan Marsha pergi dari kantin disusul Difa, Gilang dan Rafli.

Bagas kaget, kenapa teman temannya pergi meninggalkan dirinya dengan Milka.
'Ah Chelsea. Gue bego' Bagaspun pergi meninggalkan Milka sendiri.
'Arrghh liat aja lo Gas, gue bakal dapetin lo lagi' batin Milka dengan rasa kesalnya.

Angel, Marsha dan Cindai pergi menuju kelas Chelsea. Sesampainya disana dia melihat Chelsea menundukan kepalanya, nangis.
"Chel. Are you okey?"
Chelsea mengangkat kepalanya lantas berhambur kedalam pelukan Angel.
"Ngel.. Hikss hikss."
"Tenangin diri lo dulu Chel. Semua bakal baik baik aja okey."
"Tapi kenapa Bagas gak nolak perlakuan Milka tadi Ngel, kenapa. Apa Bagas masih sayang sama dia hiks hiks."
"Milka siapa sih kok dia berani ganjen gitu sama Bagas."
"Nanti pulang sekolah kita ke rumah Chelsea, kita obrolin disana ok."
Mereka mengangguk.

***
Pulang sekolah mereka langsung pergi menuju rumah Chelsea. (fyi Cindai sama Gilang udah jadian ya)

'Bahkan lo ga ada nemuin gue Gas, setelah di kantin tadi' Batin Chelsea.
"Chel." panggilan Angel membuyarkan lamunan Chelsea.
"Eh. Yuk masuk."
"Nyokap bokap lo kemana Chel. Kok sepi banget."
"Mereka lagi ke Surabaya. Maklum gue anak tunggal jadi sepi gini."
"Oh iya iya."
"Kita ke atas aja yu. Ke balkon kamar gue."
"Yuk."
"Bi.."
"Iya teh kenapa?"
"Minta tolong bawain makanan ya ke kamar Chelsea buat temen temen."
"Iya teh."

Beberapa menit di balkon kamar Chelsea tidak ada yang bersuara.
Mereka bergelut dengan pikiran masing masing.
"Sebenarnya gimana ceritanya sih ini. Milka itu siapa?" Ucap Marsha memulai pembicaraan.
Tidak ada jawaban dari Chelsea, Difa pun paham dan menceritakan siapa Milka dan bagaimana hubungannya dengan Bagas dulu.
Setelah menjelaskan semuanya, Difa menarik nafas panjang.
"Gue gak tau sekarang apa yang ada di pikiran Bagas."
"Gila banget tuh cewe, gak tau malu apa dia."
"parah sih."
"Gue kira Milka gak bakal dateng lagi."
"Kenapa Bagas gak nolak saat Milka memperlakukannya seperti itu. Kenapa dia cuman diam dan gak ngomong apapun. Bahkan dia gak ngejelasin apapun sama gue sampai sekarang." Ucap Chelsea, suaranya serak menahan tangisnya yang akan pecah.
"Lo sabar ya Chel. Kita gak bakal biarin lo kaya gini. Kita gak bakal biarin Bagas nyakitin lo ok. Kita disini buat lo." Ucap Cindai memeluk Chelsea.
Tangis Chelsea pecah dalam pelukan Cindai.
"Gue takut.. Gue gak mau kehilangan Bagas. Gue sayang sama dia."
"Iya Chel iya.. Lo yang sabar ya.. Gue yakin lo kuat. Dan kita yakin Bagas gak bakal bikin lo kecewa."
'dia udah ngecewain gue.' batin Chelsea.

Tiba tiba handphone Chelsea berdering menandakan ada panggilan masuk.
Melihat handphone nya, Chelsea membiarkannya tanpa berniat menjawabnya.
"Kalau lo gak mau ngomong sama Bagas. Biarin dulu. Tenangin dulu diri lo ok." Ucap Angel saat tau yang menelpon Chelsea adalah Bagas.
Beberapa kali Bagas menelpon Chelsea, tetap tidak dijawab satupun sama Chelsea. Notif Whatsapp dari Bagaspun banyak, Chelsea tidak mau membalasnya.

Tidak berselang lama. Handphone Difa berbunyi. Bagas menelponnya.
"Kalau itu Bagas. Jangan lo angkat ya Dif. Biarin dia berfikir dulu. Biarin dia tau apa yang harus dilakukannya sekarang." Ucap Chelsea.
Difa mengangguk.
'kayanya gue harus ngomong sama Bagas.'
Difa pun Mengetik pesan whatsapp pada Bagas.
'Nanti gue telpon lo'.

Tidak lama setelah itu, Mereka pamit pulang pada Chelsea kecuali Angel, Marsha dan Cindai. Mereka memutuskan menginap menemani Chelsea.

Keluar dari rumah Chelsea.
"Kita harus ngomong sama Bagas deh kayanya." Ucap Difa.
"Bener Dif. Gue gak mau Bagas kacau lagi gara gara tuh cewek." tambah Gilang.
"Kita kumpul dirumah gue aja nanti malem. Lo telpon Bagas Dif."
"Ok."

~~~
Sepulang sekolah Bagas tidak menemukan Chelsea ataupun teman yang lainnya. Dengan perasaan kacau, Bagas kembali ke rumah.
Bergelut dengan pikirannya sendiri, Bagas benar benar kacau.
"Gue kenapa sih. Apa iya gue masih sayang sama Milka. Terus Chelsea. Aarrgghh gue pusing."

"Gue coba telpon Chelsea deh."
Beberapa kali Bagas menelpon Chelsea tidak ada jawaban satupun dari Chelsea.
"Argh please Chel lo angkat telpon gue. Gue tau gue salah. Gue bego."
"Whatsapp gue gaada yang dibales lagi. Gue telpon Difa deh."
"Kemana sih ni anak"
"eh whatsapp dari difa."
'Nanti gue telpon lo'

Tidak lama setelah whatsapp dari Difa, ada panggilan masuk dari Difa.
"Hallo Dif"
"..."
"Rumah Rafli? Ok gue kesana sekarang."
"..."
Telpon pun terputus. Bagas bergegas menuju rumah Rafli sesuai perintah difa tadi. 

You Are My Reason Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang