Siang ini Aruna beserta teman kelasnya sedang ada pelajaran olahraga, Mereka sedang bersiap untuk menuju lapangan."Na? Lo udah selesai belum?" Tanya Neysa dari luar toilet
"Belum Ney, lo duluan aja bilang sama gurunya kalo udah dateng gw rada telat."
"Emang kenapa Na?"
"Ngga papa udah sana lo susulin yang lain."
"Ya udah gw balik ke kelas dulu ya?"
"Iya sana."
Selang beberapa menit Neysa pergi Aruna keluar dari dalam toilet
"Hufft lega gw." Ucap Aruna sambil mengusap perutnya, pasti kalian taukan Aruna abis ngapain.
Aruna berjalan menuju kelasnya untuk menaruh baju seragamnya, saat ia sedang berjalan ada orang yang menabraknya dari arah depan, Aruna terhuyung kebelakang sambil menutup mata ia takut kalau jatuh, namun ia hanya hampir saja jatuh jika tidak ada yang menahan tangannya, Aruna perlahan membuka matanya, matanya dan mata orang itu bertemu cukup lama mereka bertatapan sampai orang itu tersadar dan melepas tangannya, dan akhirnya Aruna benar-benar terjatuh.
"awsshhh" Aruna mengaduh saat pantatnya menyentuh lantai,
"Lo gimana si Ka malah di lepas!, gw jatoh kan!" Kesal Aruna,
"Kalo gw ngga tahan udah jatuh dari tadi kali" Ucapnya.
"Ya ngga di jatohin juga, sakit nih." Ucap Aruna memelas ia benar-benar merasa sakit pada pantatnya, orang itu tergerak untuk mendudukan dirinya sejajar dengan Aruna.
"Maaf." Ucapnya.
"Iya" Ucap Aruna dengan nada merajuk, orang itu menjulurkan tangannya untuk membantu Aruna, Aruna hanya memandangi tangan itu.
"Ayo buruan." Ucapnya sambil menyodorkan kembali tangannya
"Ngga ah ntar di jatohin lagi."
"Ngga"
"Beneran Kak Arfi?" Tanya Aruna pada si empunya tangan, benar orang yang tadi menabrak Aruna adalah Arfi, sebenarnya bukan tanpa sebab Arfi melepas pegangan tangan Aruna tadi namun Arfi teringat kejadian kemarin saat Aruna bermain dengan seseorang cowo.
"Iya." Akhirnya Aruna mau menerima tangan Arfi, dan Arfi menariknya hingga Aruna berdiri.
"Udahkan gw duluan" Ucap Arfi begitu saja lalu berjalan pergi meninggalkan Aruna. Aruna tercengan dengan sikap Arfi.
"Segitu cuek kah dia ama cewe" Gumam Aruna melanjutkan jalannya,
"Lagian biasanya juga ngga gitu kalo ama gw, kemaren-kemaren baik sekarang nyebelinnya kumat." Gerutu Aruna selama perjalanannya.----
Setelah selesai pelajaran, Aruna bersama sahabatnya kembali kekelas untuk mengganti bajunya. Setelah semua beres mereka beranjak menuju kantin untuk mengisi perutnya.
"Kita mau duduk dimana?" Tanya Cia saat mereka sampai diambang pintu kantin.
"Ya di kursi lah" Jawab Yola Polos.
"Gw juga tau, tapi maksudnya mau duduk disebelah mana?" Geram Cia.
"Duduk sana aja." Tunjuk Neysa ke arah tempat duduk yang ada dipojok.
"Ya udah ayo" Ucap Aruna.
Mereka berjalan menuju tempat duduk yang berada di pojok kantin, saat baru saja duduk ada orang yang memanggil Aruna.
"ARUNA?" Teriak orang itu, Aruna menengok dan mencari siapa yang memanggil, ternyata yang memangilnya adalah Bang Bama a.k.a Randy.
Aruna melihat Randy heran dengan tatapan tanya, Randy datang bersama gerombolannya,

KAMU SEDANG MEMBACA
AntarKita [ On Going ]
Fiksi Remaja---- (FOLLOW DULU SEBELUM BACA) "lo mau kemana?" "mau turun lah" "liftnya ada disini" "gw ngga mau naik lift" ucapnya hendak pergi namun tangannya segera dicekal oleh orang disebelahnya. ---- Sebuah masa lalu mungkin akan menjadikan seseorang berhe...