Chapter 3

10.9K 951 11
                                    

JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT SEBAGAI DUKUNGAN KALIAN

Jangan lupa kunjungi akun Dreame-ku

Sewaktu-waktu aku bisa saja hanya aktif di sana

Kalian bisa mencari dengan cara ketik : Juanita Pangestu

Jangqn lupa follow dan like semua ceritaku ya

Terima kasih

Selamat membaca

*-*-*

Tubuh Arabel terasa sangat kaku di dalam pelukan orang yang menabraknya tadi. Entah kenapa orang itu malah memeluknya dengan erat.

Suara tembakan yang disusul dengan suara tubuh yang ambruk. Setelah itu digantikan dengan suara hening dan bau darah yang sangat menyengat.

Saat ini hanya suara detak jantung yang sangat cepat yang terdengar di telinga Arabel. Tubuh Arabel bergetar. Suara tembakan itu membuatnya sangat takut.

Helaan nafas terdengar cukup kentara di tempat ini apalagi dengan suasana yang sunyi. Sebuah usapan di kepala Arabel membuat sedikit ketakutannya menghilang.

"Kau aman" ucap seseorang yang seketika membuat Arabel melepaskan tubuh mereka.

Arabel sangat kaget jika orang yang tengah di depannya adalah orang yang menjadi penyebab Arabel di kurung di tempat ini.

"Kau siapa ?" ucap Arabel masih dengan keterkejutannya dan rasa takutnya.

Pria bermata abu-abu itu mengulurkan tangannya. Ingatan Arabel menolak untuk lupa jika pria itu yang telah menciumnya.

"Mari kita bicarakan di tempat lain" ucap Pria itu hanya dibalas dengan tatapan datar Arabel.

Elliot yang melihat jika temannya itu di tolak uluran tangannya hampir saja menyemburkan tawanya. 

"Ya, dia benar. Kita harus pergi dari tempat ini secepatnya" Ucap Elliot

Hal itu membuat Arabel sadar jika mereka tidak hanya berdua. Ada dua orang lagi ternyata yang berada di sini lengkap membawa pistol.

Pistol! Astaga Arabel hampir melupakan suara letusan pistol yang di dengarnya beberapa saat lalu. 

Arabel hendak membalikkan badannya dan menatap nasib orang yang terlibat pertarungan itu. Tetapi belum sempat Arabel menoleh sebuah tangan menahan kepalanya.

"Kau tidak perlu melihatnya" ucap Pria itu membuat Arabel menatapnya.

*_*_*

Arabel keluar dari mobil sport yang baru saja mengantarkannya. Ternyata orang yang mengendarai mobil itu ikut turun.

"Sekali lagi maaf kejadian yang menimpamu" ucapnya dengan mengusap kepala bagian belakang.

"Aku masih tidak mengerti. Kenapa mereka mengincarku ? Aku sangat yakin tidak hanya aku yang kau... ehm..." ucap Arabel yang tidak sanggup melanjutkannya.

"Kenyataannya aku tidak pernah mencium siapapun" ucapnya kembali yang membuat Arabel kaget.

"Setelah kejadian ini sepertinya kau memang harus berada di dalam pengawasanku" 

Arabel tertawa mendengarkan kalimat yang baru saja di lontarkan pria itu padanya. Astaga apakah pria itu gila mengatakan itu dengan mudahnya.

Hanya karena sebuah ehm... ciuman nyawanya terancam sekarang. Sangat tidak masuk akal. Tetapi ini memang sebuah kenyataan.

"Kau jangan bercanda ya aku tidak suka canda pria tak kukenal" ucap Arabel yang membuat wajah pria itu menampilkan wajah geli.

"Kau bisa berkenalan denganku" ucap pria itu dengan mengulurkan tangannya.

Ossesione Alymer ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang