Chapter 2

11.7K 927 5
                                    

Arabel membenarkan letak tasnya dan melangkah keluar kelas. Tetapi seseorang yang dua hari lalu baru saja ditemuinya berdiri di depannya.

Pria bermata abu-abu itu berdiri dengan wajah datarnya. Arabel menatap kelasnya yang menyisakan tiga orang yang terlihat kaget dengan kedatangan pria itu.

Mereka seakan baru saja melihat seorang malaikat yang datang. Pria itu menghela nafas dan tiba-tiba menarik tangan Arabel.

Tanpa mengatakan apapun pria itu menyeretnya ke gedung C yang terletak di belakang halaman. Lorong sekolah sangat sepi.

"Hey!Kau siapa ? Lepaskan" Arabel berusaha melepaskan tangan pria itu tetapi pria itu seakan tuli dan tak mendengarkannya.

Ketika tiba di gedung C. Pria itu mendorongnya ke tembok dan menghimpitnya. Arabel hendak berteriak tetapi tangan pria itu menahan bibirnya.

Tatapan pria itu sangat membiusnya. Tatapan dingin nan misterius bola mata abu-abunya. Tidak bisa dipungkiri Arabel terpukau dengan tatapan mata itu.

"Aku sudah tidak bisa menahannya" ucap Pria itu yang melepaskan tangannya dari bibir Arabel.

Belum sempat bersuara pria itu menciumnya. Tubuh Arabel menjadi sangat kaku merasakan bibir pria itu di permukaan bibirnya. 

Hanya menempel tetapi tubuh Arabel membeku. Ketika pria itu akan menggerakkan bibirnya tiba-tiba sebuah suara langkah kaki terdengar.

"Buruan" ucap seorang pria yang tiba-tiba datang.

Pria yang diketahui Arabel merupakan pria bernama Elliot. Seniornya ketika ada kegiatan kampus. Hanya berjarak setahun.

"Alymer ingatlah itu" ucap pria itu sambil mengusap pipi Arabel. 

Tubuh Arabel luruh ketika kedua pria itu pergi meninggalkan gedung ini. Kepala Arabel seakan berputar dan membuat tubuhnya sungguh lemas.

Astaga dia baru saja dicium! Dengan bodohnya dirinya hanya diam saja ketika pria brengsek itu melakukannya.

Alymer... Siapa dia ?

*_*_*

Arabel menutup pintu cafe dan berjalan meninggalkan cafe tempat kerjanya. Hari ini Arabel mendapat giliran untuk memegang kunci dan menutup cafe.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Jika mendapat giliran ini siapa saja pasti akan pulang hampir larut.

Jika bukan karena ekonomi keluarganya Arabel tidak ingin kerja part time ketika kuliah. Kerja seperti ini sangat sulit dilakukan.

Waktu tidurnya terkadang dihabiskan untuk mengerjakan tugas yang menumpuk dan di kejar deadline.

Tetapi mau bagaimana lagi semuanya harus dijalankan. Kedua orang tuanya tidak mungkin menanggung biaya kuliahnya yang sangat mahal sendirian.

Suasana jalanan terlihat sepi. Memang cafe tempat Arabel kerja bukan berada di pusat kota atau pusat keramaian.

Jadi wajar jika sudah sepi ketika menginjak waktu tengah malam. Arabel menyusuri jalan berusaha biasa saja.

Namun seseorang yang berdiri di seberang jalan membuat semua pemikiran baiknya hilang digantikan dengan pikiran buruk. 

Seseorang itu berdiri di  seberang jalan dengan menggunakan hoddie dan memakai topi. Dari gestur sangat terlihat jika orang itu berjenis kelamin pria.

Apa yang sedang dia lakukan. Jika pria itu melakukan kegiatan sesuatu mungkin Arabel tidak akan berpikiran negatif.

Tetapi pria itu hanya berdiri dan jika boleh geer Arabel merasakan pria itu menatapnya. Arabel berusaha memperlihatkan sikap biasa saja.

Ossesione Alymer ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang